Gridhot.ID - Sumaryono, kerabat dekat Ibu Eny membantah pengakuan yang menyebut bahwa Tiko bukan anak kandung dari Ibu Eny dan Herman Moedji Susanto.
Sebelumnya, cucu Herman Moedji Susanto, ayah Tiko muncul dan mencurahkan cerita masa lalu Tiko versi keluarganya.
Cucu Herman bernama Ika menyebut Tiko bukanlah anak kandung dari pernikahan Herman dan Ibu Eny.
Ika mengatakan bahwa eyangnya dan ibu Eny tidak memiliki anak dan hanya mengasuh seorang anak laki-laki, ialah Tiko.
Tiko disebut sebagai anak dari sahabat Herman yang dititip dan dirawat dari kecil oleh Ibu Eny.
"Intinya si Tiko itu bukan anak kandung dari Pak Herman dan Ibu Eny, dia ini hanya anak yang diasuh dari kecil akibat kecelakaan dari keluarga temannya eyang."
"Karena dari bayi sudah dirawat, jadi seperti anak sendiri," kata Ika dalam sambungan telepon di YouTube Pratiwi Novianthi, Jumat (6/12/2023).
Seperti diketahui, kisah perjuangan Tiko mengurus Ibu Eny yang alami depresi selama 11 tahun tanpa air dan listrik belakangan viral di media sosial.
Baru-baru ini, kerabat dekat Ibu Eny, Sumaryono akhirnya ungkap fakta di balik kisah pernikahan Ibu Eny dan mantan suaminya itu.
Dilansir dari YouTube Dendenny, Minggu (8/1/2023), Sumaryono mengaku bahwa dirinya dengan keluarga Ibu Eny masih memiliki hubungan saudara.
"Saya dengan ibu Eny itu karena satu desa biasanya itu masih ada hubungan cuma kita kerabatnya itu nggak terlalu dekat, kita hanya satu nenek dan kakek masih saudara," ungkap Sumaryono.
"Mangkanya kita panggil Pak Puh (ayah Tiko), jadi posisinya masih tua keluarga dia dari pada keluarga saya," jelasnya.
Sumaryono menceritakan bahwa dirinya termasuk salah satu saksi terkait pernikahan Ibu Eny dan Herman yang menikah pada tahun 1996.
"Dulu waktu Ibu Eny menikah saya juga ikut mengantarkan pada tahun kira-kira tahun 1996 atau 1997," terangnya.
Tak hanya itu, kerabat juga mengatakan bahwa pernikahan Ibu Eny dan mendiang ayah Tiko ternyata adanya perjodohan.
"Waktu nikah dengan Ibu Eny itu, Pak Herman ini dijodohkan dengan keponakannya sendiri, dia minta dicarikan janda yang gak punya anak untuk mendampingi dia," jelasnya.
Bak menepis asal usul Tiko yang disebut bukan anak kandung, Sumaryono menjelaskan bahwa Tiko lahir di Jakarta, namun saat itu seringnya terjadi banjir akhirnya keluarga Ibu Eny pindah ke rumah komplek PLN pada tahun 2004.
"Tiko waktu itu lahir masih di Jakarta di Bantara, waktu itu musim banjir terus mangkanya pindah ke kelender komplek PLN itu posisinya rumah kosong tahun 2004," bebernya.
Lebih lanjut, Sumaryono juga menceritakan bahwa sosok ayah Tiko ini dikenal cekatan dalam berbisnis sehingga bisa membeli beberapa rumah saat itu.
"Pak Puh itu memang cekatan jadi memang bisa beli rumah di Bintara dan Kelender," terangnya.
Dijelaskan Sumaryono juga ternyata ayah Tiko sempat memiliki usaha jual beli mobil hingga akhirnya ditipu membuatnya harus kehilangan mobil.
"Selain dia di departemen keuangan dia itu juga terakhir jual beli mobil disewain," ungkapnya.
"Kemudian terakhir itu dia cerita ke saya dia di tipu rekan bisnisnya, itu mobil bikinan Amerika, jadi suratnya ada tapi mobilnya gak ada," sambungnya.
"Setelah itu kami lost kontak, saya dengar Pak Puh akhirnya pindah ke Madiun," sambungnya.
Sumaryono, selaku kerabat juga membenarkan terkait ayah Tiko yang disebutkan meninggalkan Ibu Eny dan Tiko.
Dirinya menjelaskan bahwa saat itu sebelum meninggalkan rumah memang sempat adu cekcok karena masalah ekonomi sehingga membuat Herman pergi dari rumah.
"Pak Herman waktu itu bukannya meninggalkan Ibu Eny, tetapi mereka sempat adu cekcok rumah tangga mungkin karena masalah ekonomi, saat itu pak Herman bisnisnya mulai menurun, mungkin juga ibu Eny gak terima," bebernya.
Tak hanya itu, ternyata ayah Tiko diusir saat itu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil truk dan membawa barang-barangnya.
"Yang lebih sedih lagi, Pak Herman itu disuruh pergi bareng sama truk angkutan barangnya," terangnya.
Diceritakan pula bahwa ayah Tiko meninggal pada tahun 2015 di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan.
"Pak Herman baru beberapa tahun di Madiun dia meninggal pada tahun 2015 dikebumikan di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan," jelasnya.
Sementara terkait sosok Ibu Eny, Sumaryono mengatakan bahwa Ibu Eny sebelum menikah dengan Herman ternyata sudah sempat dibawa ke rumah sakit jiwa dan memang mempunyai riwayat penyakit tersebut.
"Ibu Eny ini sebelum menikah juga saya dengar sudah pernah ke RSJ, sudah ada riwayat kayaknya kambuh juga," terangnya.
(*)