GridHot.ID - Miris, dua remaja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan berinisial AI (17) dan Fa (14) menculik dan membunuh bocah 11 tahun bernama M Fadil Sadewa (MFS).
Kasus ini terungkap setelah pihak keluarga melaporkan hilangnya Dewa (panggilan korban) sejak Minggu (8/1/2022).
Dikutip KompasTV, Dewa ditemukan tewas mengenaskan di kolong jembatan, Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros, Selasa (10/1/2022) dini hari.
Terungkap fakta pilu tentang bocah 11 tahun di Sulsel atau Sulawesi Selatan yang dibunuh dua ABG dan organ tubuhnya hendak dijual.
Bocah 11 tahun yang dibunuh dua ABG itu adalah MF atau MFS alias Dewa (11).
MF tewas di tangan penculiknya di Makassar.
Mereka adalah AD (17) dan MF (14) yang ingin mengambil organ tubuh korban untuk dijual.
Diketahui dari TribunJatim, kedua pelaku tergiur mendapatkan uang banyak setelah melihat penawaran jual beli organ tubuh manusia di internet.
Terlepas dari pelaku yang sudah ditangkap, tewasnya MF memberikan duka mendalam di benak keluarga dan tetangganya.
Orang-orang terdekat korban mengenang sosok MF yang kini sudah pergi untuk selamanya itu.
Tetangga korban Samsiah (50) mengaku mengenal dekat MF.
Sosok korban di mata Samsiah merupakan pribadi yang baik serta rajin.
"Baik sekali itu, anak kasihan. Sopan anaknya, kalau lewat pasti menyapa tante. Begitu juga kalau ada disuruh kan, rajin dia," kenang Samsiah, dikutip dari TribunMakassar.com, Rabu (11/1/2023).
Samsiah melanjutkan ceritanya, MF sejak lahir hingga besar dengan tinggal di rumah neneknya di Jl Batua Raya 7, Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Di umur 5 tahun, MF ditinggal ibunya yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri karena faktor ekonomi.
MF kemudian dirawat oleh sang nenek dan ayahnya, Karmin (32).
Untuk mencukupi kebutuhan anaknya, Karmin bekerja serabutan mulai buruh bangunan hingga penarik bentor.
"Ibunya di Malaysia merantau kasihan, jadi tinggal sama bapaknya di rumah neneknya," imbuh Samsiah.
Meskipun masih belia, MF tidak berdiam diri untuk membantu perekonomian keluarganya.
MF rela menjadi tukang parkir di sela-sela kegiatannya bersekolah.
Bocah kelas 5 SD ini menjaga parkir di area minimarket dekat rumahnya.
Biasanya MF menjaga parkir mulai dari pulang sekolah hingga malam hari.
Ayah korban, Karmin menjelaskan, MF bekerja untuk meringankan bebannya sebagai tulang punggung keluarga.
"Itu hasil parkirnya dia pakai belanja juga di sekolah itu kasihan," ucap Karmin, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Kini pihak keluarga hanya bisa pasrah menerima tewasnya MF dengan cara memilukan.
Secara khusus keluarga meminta kedua pelaku dihukum setimpal.
"Nyawa harus dibayar nyawa. Saya minta Keduanya dihukum berat. Harus juga merasakan apa yang dirasakan Dewa," timpal tante korban, Erni (31).
Kini, polisi telah berhasil mengamankan AD (17) dan MF (14) yang merupakan pelaku penculikan dan pembunuhan MF.
MF dibunuh dengan cara dicekik dari belakang dan membenturkan kepala korban ke tembok hingga meninggal.
"Setelah korban dipastikan tewas, pelaku lalu mengikat kaki dan memasukkannya ke dalam kantong plastik berwarna hitam. Karena tak tahu harus berbuat apa, pelaku lalu membuang mayat korban ke Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa, Moncongleo, Kabupaten Maros," kata Kompol Lando KS, Kasi Humas Polrestabes Makassar.
(*)