GridHot.ID - Kisah viral Tiko dan ibu Eny masih menjadi topik hangat di jagat dunia maya.
Tiko merupakan seorang anak yang kisahnya viral karena merawat sang ibu, Eny Sukaesi (53), selama belasan tahun di rumah mewah terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur, tanpa listrik dan air.
Diktuip dari Kompas.com, dalam ingatannya, Tiko selama ini menganggap ayahnya, Herman Mudji Susanto, meninggalkan ibunya sejak 2010.
Hal itu membuat Eny mengalami depresi sejak berpisah dengan ayahnya.
Sejak saat itu, Tiko merawat sang ibu seorang diri selama belasan tahun di rumah mewah tanpa listrik dan air.
Inilah fakta lain Herman Modji Susanto yang diungkap oleh sang anak, Tiko.
Sosok Pulung Mustika Abima atau Tiko masih menjadi sorotan usai kisahnya merawat sang ibu yang depresi viral di media sosial.
Dengan kondisi Ibu Eny yang depresi, Pulung Mustika Abima atau Tiko merawat ibunya di rumah mewah yang terbengkalai tanpa aliran listrik dan air.
Terbaru, Tiko akhirnya kembali menjalin komunikasi dengan keluarga ayahnya yang sudah tidak ia temui selama belasan tahun.
Setelah kembali membuka komunikasi dengan keluarga ayahnya, kepingan ingatan Tiko akan sosok ayahnya kembali terangkai.
Ayah Tiko, Herman Moedji Susanto, meninggalkan dia dan ibunya sejak 2010 saat usianya 12 tahun.
Semenjak ditiggal suaminya, lambat laun Eny pun menjadi depresi.
Tiko akhirnya merawat Eny selama belasan tahun di rumah mewah tanpa aliran listrik dan air.
Ibu Eny disebut selalu menolak jika ada tetangga yang menawarkan uluran tangan.
Dalam ingatan Tiko yang mulai samar, Herman merupakan sosok ayah yang baik hati dan suka mengayomi.
Kendati suka mengayomi, Herman merupakan sosok ayah yang tegas.
“Ayah dulu itu sosok yang baik, suka mengayomi, cuma emang tegas,” kata Tiko.
Berpisah tanpa pertengkaran, Seorang kuli panggul bernama Agung Sunardi (60) menceritakan kisah saat Herman meninggalkan rumah mewahnya di Kompleks PLN, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, 13 tahun lalu.
Menurut Agung, tak terlihat ada konflik antara Herman dengan Eny saat itu.
Agung masih ingat persis peristiwa itu karena ia jadi kuli panggul yang ikut mengangkut barang yang dibawa Herman.
"(Saat itu) tidak ada masalah sih. Damai-damai saja," kata Agung saat ditemui di rumah Eny dan Tiko, Senin (9/1/2023).
Pada saat proses pemindahan barang itu, Agung mengatakan bahwa baik Herman maupun Eny sama-sama memilihkan barang yang dapat dibawa ke Madiun, Jawa Timur.
Baca Juga: Disambut Hangat Penuh Air Mata, Tiko Kunjungi Keluarga di Kampung Setelah 12 Tahun Tak Bertemu
Dikutip dari SuryaMalang, Agung mengungkapkan pesan yang sempat disampaikan ayah Tiko, Herman Mudji Susanto, saat meninggalkan rumah mewahnya 13 tahun lalu.
Menurut penuturan Agung, Herman sempat berjanji akan kembali ke rumah megahnya di Cakung usai meninggalkannya.
"Bapaknya Tiko waktu itu ikut mobil. Pesan sama saya, (katanya) nanti tiga tahun lagi saya ke sini, mau nyunatin Tiko," ujar Agung di Cakung, Senin (9/1/2023).
Namun, ucapan yang sempat dikatakan Herman tak terwujud dan ia tak pernah bertemu kembali dengan Tiko dan Eny.
Agung mengatakan bahwa tak ada lagi pesan yang disampaikan Herman selain ingin mengkhitan Tiko.
Belakangan, baru diketahui bahwa Herman tidak sempat melaksanakan janjinya untuk kembali ke rumah yang ia tinggalkan karena telah meninggal dunia pada 2015.
Hal tersebut diketahui dari video percakapan antara Tiko dan keluarga dari ayahnya di Jawa Timur melalui sambungan telepon, dalam kanal Youtube Pratiwi Noviyanthi.
Sebagai bukti, pihak keluarga juga mengirimkan bukti foto nisan makam ayah Tiko.
Beredar di media sosial, tertulis P Muji Susanto meninggal dunia pada 18 Juli 2015.
Pihak keluarga dari ayah Tiko juga mengklarifikasi bahwa ayah Tiko sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan keluarganya di Jakarta.
“Tiko bukan ditinggal ayahnya, melainkan ibu Tiko, Eny yang meminta sang suami pergi dari rumah,” ucap seseorang bernama Ika yang mengaku Cucu dari Herman.
Pernyataan Ika tersebut berusaha meluruskan cerita dari Tiko sebelumnya yang menuturkan bahwa ayahnya telah meninggalkan dia dan ibunya untuk pulang kampung ke Madiun, Jawa Timur.
(*)