Capek-capek Bawa Dokter untuk Pengobatan, KPK Diuji Kesabarannya Usai Lukas Enembe Ngotot Minta Berobat ke Singapura, Permintaan Tersangka Bisa Dipenuhi Jika Dokter Ucap Hal Ini

Sabtu, 28 Januari 2023 | 13:13
Tribunnews/Jeprima dan Irwan Rismawan

Lukas Enembe

Gridhot.ID - KPK hingga kini masih terus berusaha menyelidiki kasus korupsi yang menjerat Lukas Enembe.

Sebelumnya dikutip Gridhot dari Kompas.com, Lukas Enembe berhasil diciduk oleh KPK secara kooperatif saat sang tersangka sedang makan di sebuah restoran.

Lukas Enembe diketahui terjerat kasus dugaan suap dan gratifikasi proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua.

KPK juga berusaha mengembangkan kasus tersebut untuk menemukan gratifikasi lainnya yang berkaitan dengan jabatannya.

Namun usai ditangkap KPK, Lukas tiba-tiba mengalami sakit dan selalu meminta perawatan intensif.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jabar, Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe disebut-sebut tak mau melakukan cek kesehatan rutin di rumah sakit di Jakarta.

Lukas Enembe menolak cek kesehatan rutin di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat atau RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi tersebut ingin cek kesehatan di Singapura.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (27/1/2023).

Ali mengatakan, Lukas Enembe dijadwalkan melakukan kontrol kesehatan di RSPAD pada Kamis (26/1/2023) kemarin.

Namun, Lukas Enembe menolak menjalani kontrol kesehatan di RSPAD.

Baca Juga: Ringroad Jogja Geger, Kecelakaan Beruntun Tak Bisa Dielakkan Gara-gara Kucing Nyelonong

"Perlu juga kami sampaikan mengenai kesehatan dari tersangka LE (Lukas Enembe) ini sebenarnya kemarin jadwal kontrol rutin kesehatannya di RSPAD, dan kami fasilitasi itu tetapi kemudian yang bersangkutan menolak untuk kontrol kesehatannnya di RSPAD," kata Ali.

Ali berujar, Lukas Enembe tetap berkeinginan untuk berobat ke Singapura.

Permintaan itu tidak disetujui KPK karena tim dokter lembaga antikorupsi maupun RSPAD cukup memadai untuk menangani kesehatan Lukas Enembe.

"Ya tentu tidak kami penuhi ya karena sekali lagi kalau masalah berobat di dalam negeri pun saya kira masih bisa untuk melakukan pengobatan-pengobatan tersebut," ujar Ali.

KOMPAS.COM/FABIO COSTA
KOMPAS.COM/FABIO COSTA

Gubernur Papua Lukas Enembe bersama istri, Yulce Wenda saat mengikuti pemungutan suara di TPS 43, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura pada 18 April 2019

Ali menyatakan, keputusan KPK berdasarkan rekomendasi dan pendapat tim dokter.

Untuk itu, permintaan Lukas Enembe untuk berobat ke Singapura baru akan disetujui jika memang hal itu menjadi pendapat tim dokter.

"Kecuali nanti ada keadaan lain yang memang dari pendapat dokter KPK ataupun dokter independen dari PB IDI dan sebagainya berpendapat harus berobat tidak di dalam negeri. Ya kami akan pertimbangkan, tetapi sejauh ini kan hari ini pun bisa dibawa pemeriksaan ke Gedung Merah Putih KPK," kata Ali.

Ali memastikan KPK terus memantau kesehatan Lukas Enembe.

Seiring dengan itu, KPK juga terus mengusut kasus dugaan suap dan gratifikasi di Pemprov Papua dengan memeriksa gubernur Papua dua periode tersebut.

"Dari dokter KPK tentu terus melakukan pemantauan tentunya terhadap kesehatan dari tersangka LE dan hari ini juga bisa dilakukan pemeriksaan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK dari rutan," sebut Ali.

Diketahui, Lukas hari ini telah menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK.

Baca Juga: Ungkap Tentang Penderitaan Rakyat Palestina, Ustaz Abdul Somad Bongkar Alasan Mengapa Israel Tak Dilenyapkan Allah SWT: Kalau Binasa, Kau Masuk Surga Pakai Apa?

Usai diperiksa selama sekitar 4 jam, Lukas hanya melontarkan senyum di depan awak media.

"Hari ini tersangka penerima suap dan gratifikasi pembangunan infrastruktur Papua atas nama LE dilakukan pemeriksaan sebagai saksi, tadi sudah selesai. Dikonfirmasi terkait antara lain sepengetahuan dari saksi ini mengenai pertemuan dengan tersangka RL dalam hal pembicaraan mengenai proyek-proyek infrastruktur di Papua. (Pemeriksaan) tadi dari jam 10 (pagi) sampai barusan (jam 2 siang)," kata Ali.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Tribun Jabar