Gridhot.ID - Publik sedang digegerkan dengan kabar terbakarnya sebuah pesawat milik Susi Air.
Salah satu pesawat Susi Air dilaporkan terbakar di Distrik Paro, Papua.
Sebelumnya dilaporkan pesawat tersebut mendarat dengan selamat hingga akhirnya pihak Susi Air mendapatkan kabar terkait terbakarnya pesawat.
Diduga, pesawat dibakar secara sengaja karena sebelumnya pilot masih memberikan laporan dan menyatakan pendaratan aman.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, lokasi terbakarnya pesawat milik Susi Air di landasan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan disebut rawan dari gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Hal ini diakui oleh Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani.
"Di sana belum ada pos keamanan TNI-Polri," kata Faizal, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (7/2/2023).
Menurut Faizal, saat ini Distrik Paro menjadi markas dari KKB pimpinan Egianus Kogoya yang sudah berhasil dipukul mundur dari Distrik Kenyam.
"Paro itu markasnya Egianus," kata dia.
Namun, Faizal tidak mau berspekulasi mengenai penyebab terbakarnya pesawat Susi Air dan keberadaan pilot serta enam penumpangnya. Termasuk apakah ada kemungkinan penyanderaan.
"Kalau penyebab dan keberadaan pilot ini kita belum bisa pastikan karena di sana tidak ada petugas," kata Faizal.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Egianus Kogoya adalah salah satu pimpinan KKB Papua.
Egianus Kogoya merupakan putra dari tokoh OPM yang telah meninggal bernama, Silas Kogoya.
Usia Egianus Kogoya dilaporkan masih 24 tahun.
Namun namanya sudah sangat dikenal meski usianya semuda itu.
Diberitakan sebelumnya, pesawat milik Susi Air diduga dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan Selasa (7/2/2023) pagi.
"Benar ada pesawat terbakar," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa.
Sementara Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti menyatakan, pesawat PK-BVY mendarat di Lapangan Terbang Paro dalam keadaan selamat.
Namun pilot dan sejumlah penumpang dalam pesawat tersebut kini masih belum diketahui keberadaannya.
(*)