Komandan KKB Papua Egianus Kogoya Culik Pilot Susi Air Asal Selandia Baru, Sebby Sambom Nebeng Perhatian Media Internasional Koar-koar Hal Ini

Rabu, 08 Februari 2023 | 08:42
Facebook/TPNPB

Egianus Kogoya komandan KKB Papua culik pilot Susi Air

Gridhot.ID - Geger terkait kabar pesawat Susi Air yang dibakar oleh terduga KKB Papua.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelumnya Susi Pudjiastuti sempat menyerukan terkait salah satu pesawatnya yang tiba-tiba dilaporkan dibakar di landasan.

Awalnya pesawat Susi Air dilaporkan mendarat dengan selamat di Distrik Paro, Papua, hingga tiba-tiba muncul kendaraan tersebut dibakar orang.

Usai melalui berbagai penyelidikan, pihak kepolisian sempat menduga ada campur tangan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya dalam insiden tersebut.

Pasalnya, landasan tempat pesawat Susi Air mendarat tersebut diketahui masuk dalam wilayah kekuasaan Egianus Kogoya yang minim penjagaan TNI Polri.

Hingga akhirnya resmi diberitakan pesawat tersebut benar dibakar oleh anak buah Egianus Kogoya dan sang pilot warga negara Selandia Baru diculik sebagai sandera.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, media internasional arus utama dunia ramai memberitakan penculikan dan penyanderaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru oleh Kelompok Kriminal Bersenjata yang menamakan diri kelompok separatis Papua, Selasa (7/2/2023).

Selain menculik pilot, kelompok tersebut membakar pesawat kecil milik Susi Air yang membawa enam orang setelah mendarat di bandara terpencil di Provinsi Papua pada Selasa (7/2) pagi, kata Polda Papua dan pernyataan KKB Papua seperti dilaporkan Associated Press.

Kantor berita dunia seperti Associated Press, Reuters, serta media Al Jazeera memberitakan peristiwa tersebut, yang kemudian dikutip berbagai media dunia.

Juru bicara KKB Papua Sebby Sambom menuturkan, personil Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka menyerbu pesawat tak lama setelah mendarat di Paro di Nduga, sebuah distrik pegunungan.

Sambom mengatakan, anak buahnya yang dipimpin oleh komandan kelompok Egianus Kogeya membakar pesawat dan menyandera pilotnya, Philips Max Marthin, sebagai bagian dari perjuangan kemerdekaan mereka. Ia meminta semua penerbangan ke Nduga dihentikan.

Baca Juga: KKB Papua Bakar Pesawat dan Sandera Pilot Susi Air, Komisi I DPR Prihatin hingga Minta Panglima TNI Gercep Lakukan Ini

"Kami telah menyandera pilot dan membawanya keluar," kata Sambom dalam sebuah pernyataan. “Kami tidak akan pernah melepaskan pilot yang kami sandera, kecuali Indonesia mengakui dan membebaskan Papua dari penjajahan Indonesia.”

Sambom tidak memberikan lokasi pilot, sementara status kelima penumpang, termasuk seorang anak kecil, belum segera jelas.

Kelima penumpang itu, menurut laporan kantor berita Antara, bernama Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.

Arsip resmi Susi Air
Arsip resmi Susi Air

Sebuah pesawat milik Susi Air hangus dilahap api di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga Papua, Pengunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Associated Press melaporkan, konflik kelompok bersenjata Papua dan pasukan keamanan Indonesia kerap terjadi di wilayah Papua yang miskin, bekas jajahan Belanda di bagian barat Papua Nugini yang secara etnis dan budaya berbeda dari sebagian besar wilayah Indonesia.

Papua dimasukkan ke dalam Indonesia tahun 1969 setelah pemungutan suara yang disponsori PBB. Sejak itu, pemberontakan tingkat rendah membara di wilayah kaya mineral yang terbagi menjadi dua provinsi, Papua dan Papua Barat.

Juru bicara kepolisian Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, tentara dan polisi sedang mencari pilot dan penumpang.

Pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan Indonesia Susi Air itu membawa sekitar 450 kilogram pasokan dari bandara di Timika, sebuah kota pertambangan di kabupaten tetangga Mimika.

Konflik di wilayah itu meningkat dalam satu tahun terakhir, dan puluhan pemberontak, pasukan keamanan, dan warga sipil tewas.

Juli tahun lalu, orang-orang bersenjata pemberontak separatis membunuh 10 pedagang yang berasal dari pulau-pulau lain di Indonesia dan seorang penduduk asli Papua.

Sambom kemudian mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, menuduh para korban sebagai mata-mata pemerintah Indonesia.

Maret silam, kelompok separatis membunuh delapan teknisi yang sedang memperbaiki menara telekomunikasi jarak jauh. Sementara pada Desember 2018, setidaknya 31 pekerja konstruksi dan seorang tentara tewas dalam salah satu serangan terburuk di provinsi tersebut.

Baca Juga: Miliki Kandungan Skala PH Rendah, Beberapa Jenis Buah Ini Justru Akan Membuat Penyakit Asam Lambung Kambuh, Hindari Mulai Sekarang Juga

Terbang adalah satu-satunya cara praktis untuk mengakses banyak daerah di provinsi paling timur pegunungan dan hutan di Papua dan Papua Barat.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Kompas TV