GridHot.ID - Setiap orang tentu pernah merasakan sakit.
Berikut ini amalan doa yang bisa dipanjatkan saat sakit.
Simak pula penjelasan Buya Yahya mengenai cara wudhu bagi orang yang tangannya diperban dan di infus.
Melansir tribunjabar.id, dalam keadaan apapun, kita sebagai umat muslim harus memanjatkan doa kepada Allah SWT, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kita.
Bisa saja yang terjadi kepada kita adalah cobaan penyakit, dan hanya Allah lah yang bisa mendatangkan sakit juga hanya Allah lah yang bisa menghilangkan penyakitnya.
Maka dari itu, Rasulullah menganjurkan kita untuk berdoa juga selain melakukan beberapa hal yang bisa meredakan sakit.
Beberapa bacaan doa untuk menghilangkan sakit memang memiliki makna yang sama di setiap artinya yaitu untuk memohon perlindungan juga memohon kesembuhan kepada Allah SWT.
Ini dia beberapa bacaan doa yang bisa menghilangkan rasa sakit menurut ajaran islam :
بِسْمِ اللَّهِ
“Bismillāh”(dibaca 3 kali).
Artinya, Dengan nama Allah.
أَعُوذُ بِاَللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“A‘udzu billahi wa qudratihi min syarri ma ajidu wa uhadziru” (dibaca 7 kali).
Artinya : Aku berlindung kepada Allah dan kuasa-Nya dari keburukan apa yang kurasakan dan kukhawatirkan.
بِسْمِ اللَّهِ
“Bismillāh”(dibaca 3 kali).
Artinya, Dengan nama Allah.
امْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِك الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إلَّا أَنْتَ
“Imsahil ba’sa rabban naasi. Bi yadikas syifaa’u. laa kaasyifa lahuu illaa anta”
Artinya, “Tuhan manusia, sapulah penyakit ini. Di tangan-Mu lah kesembuhan itu. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali Kau.”
Rasulullah SAW mengajarkan setiap bacaan kita letakkan tangan di bagian yang sakit lalu mulai membacakan doa.
Dan itu dia beberapa doa yang bisa anda baca ketika merasa sakit pada bagian tertentu.
Dilansir dari banjarmasinpost.co.id, penceramah Buya Yahya menjelaskan cara wudhu bagi orang yang tangannya diperban dan di infus.
Pada pengobatan medis, umumnya orang yang sakit akan diperban atau di infus, Buya Yahya mengungkapkan hal itu disebut dengan istilah jabiroh.
Buya Yahya mengatakan ada cara bagi orang yang di infus atau diperban untuk dapat mengerjakan wudhu.
Jabiroh adalah tambalan yang menutupi anggota badan karena luka yang dapat menghalangi sampainya air pada kulit, terutama pada saat ber wudhu atau mandi.
Yang termasuk jabiroh meliputi tambalan, perban, gips, dan lainnya yang menghalangi air sampai ke kulit.
Buya Yahya menjelaskan orang yang anggota tubuhnya ada jabiroh maka melakukan wudhu dan tayamum untuk bersuci.
"Setelah wudhu di bagian muka atau wajah, setelah itu Anda basuh tangan, basuh yang bisa dibasuh, di bagian yang diperban sucikan dengan bertayamum menggunakan debu," terang Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Setelah itu lanjutkan wudhu di anggota tubuh lainnya, jikalah ada jabiroh di dua area tubuh maka lakukan tayamum dua kali sesuai dengan Mazhab Syafi'i.
Meski sudah ada aturannya, menurut pengalaman pribadi ketika sakit Buya Yahya mengaku berat untuk melaksanakannya, sekalipun dalam mendakwahkannya terasa mudah.
"Orang yang sakit perlu diringankan seringan-ringannya, maka kemudian sanad dari Imam Abu Hanifah, basuh yang bisa dibasuh. Adapun di atas perban cukup di usap airnya, tak usah pakai tayamum sudah selesai," jelasnya.
Sehingga ber wudhu atau membasuh anggota tubuh yang bisa dibasuh, tidak perlu pakai dua cara.
Bagi orang yang sehat tak perlu iri dengan orang yang sakit karena merasa lebih diringankan.
Buya Yahya pun mengimbau bagi kaum muslimin yang ingin mengetahui hal tersebut secara lebih detail bisa membeli buku fikih bersuci fikih praktis thaharah.
"Jadi tidak merepotkan orang yang sakit sesuai pendapat mazhab Imam Abu Hanifah tersebut, namun bukan berarti mazhab Imam Syafi'i salah, tidak, kemudahan bagi yang sakit," tuturnya.
Buya Yahya menjelaskan Allah bersama orang sakit, hal itu bermakna orang yang sakit membawa rahmat dan berkah.
"Maka dari itu kita disunnahkan, dianjurkan menjenguk orang sakit tentunya dengan catatan sesuai dengan kondisi sakitnya," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Kondisi sakit itu merujuk pada seseorang yang mengidap penyakit tertentu, misalnya menderita penyakit menular yang masih terjadi saat Covid-19 maka sebaiknya tidak menjenguk namun tetap mendoakan dari jauh.
Bagi yang sakit menderita penyakit menular bisa meyakinkan orang-orang sekitar untuk tidak usah datang menjenguk, sehingga kerabat atau keluarga tidak merasa bersalah.
"Namun bagi yang ingin menjenguk orang sakitnya tidak menular atau wajar dan kalau pun menular ada cara-cara agar tidak tertular, Anda bisa berkunjung dan ini sebuah kemuliaan yang luar biasa," tuturnya. (*)