Gridhot.ID - Salah satu mitos yang tersebar di Indonesia adalah mitos arti kedutan.
Dalam primbon Jawa, kedutan yang terjadi pada area tubuh punya arti beragam.
Kedutan sering kali dimaknai sebagai suatu pertanda, baik itu pertanda baik maupun buruk.
Pertanda dari arti kedutan bertujuan membuat Anda waspada dalam keAhidupan sehari-hari.
Artikel kali ini akan membahas arti kedutan di leher dan pundak yang punya makna beragam.
Melansir dari TribunBatam.id, berikut arti kedutan di leher dan pundak menurut primbon Jawa.
Kedutan di leher kiri
Menurut primbon Jawa, kedutan di leher kiri merupakan sebuah pertanda buruk.
Anda akan terserang suatu penyakit dalam waktu dekat, misalnya demam, flu atau batuk.
Meski begitu penyakit ini akan bisa segera sembuh.
Kedutan di pundak kiri
Arti kedutan di pundak kiri adalah yang paling baik di antara lainnya.
Dalam waktu dekat, Anda akan dihormati dan disegani oleh orang-orang di sekitar.
Hal ini karena kebaikan yang telah Anda berikan selama ini.
Kedutan di leher kanan
Berhati-hatilah jika mengalami kedutan di leher kanan.
Menurut primbon Jawa, kedutan di leher kanan merupakan pertanda yang kurang baik.
Dalam waktu dekat, Anda akan mengalami sakit atau penurunan kesehatan.
Untuk itu, jangan lupa menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan dan istirahat yang cukup.
Kedutan di pundak kanan dan kiri dalam waktu bersamaan
Jika mengalami kedutan pada kedua bagian ini secara bersamaan, bisa dibilang ini merupakan pertanda yang kurang baik.
Menurut primbon Jawa, Anda akan mengalami sakit dalam waktu dekat.
Sayangnya tak diketahui penyakit apa yang akan Anda derita.
Untuk itu, jaga selalu kesehatan demi terhindar dari segala macan penyakit.
Kedutan di pundak kanan
Bagi Anda yang mengalami kedutan di pundak kanan harap berhati-hati.
Menurut primbon Jawa, kedutan di bagian ini merupakan pertanda buruk yang berhubungan dengan keluarga.
Akan ada salah satu anggota keluarga yang mengalami jatuh sakit.
Perlu diingat, ulasan ini hanyalah ramalan dan mitos yang belum tentu keakuratannya.
Anda boleh percaya atau tidak, atau hanya menjadikannya sebagai penambah wawasan.
(*)