Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad menjelaskan tentang manfaat dari berbuat baik pada anak yatim.
Ustaz Abdul Somad kemudian ungkap janji Allah SWT terkait siapa saja yang mau menyantuni anak yatim.
Berikut ceramah Ustaz Abdul Somad yang menjelaskan tentang hal ini.
Dikutip Gridhot dari laman Yatim Mandiri, anak yatim didefinisikan secara bahasa kata “yatim” memiliki arti infirad atau sendiri.
Di dalam bahasa Arab semua yang sendiri disebut yatim, sebagai contohnya adalah makna dari al-yatimah yang memiliki arti janda yang hidup sendiri. (Muhammad Abu Manshur al-Harawi w. 370 H, Tahdzib al-Lughat, h. 14/ 242, lihat pula: Ibnu Faris ar-Razi w. 395 H, Mujmal al-Lughat, h. 1/ 941)
Kata yatim digunakan untuk manusia, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ali bin Muhammad al-Jurjani (w. 816 H) di dalam kitabnya bernama at-Ta’rifat.
Yang di dalamnya menuturkan bahwa anak yatim adalah seseorang anak yang bapaknya telah meninggal, sedangkan pada hewan adalah hewan yang induknya telah mati.” (Ali bin Muhammad al-Jurjani (w. 816 H), at-Ta’rifat, h. 258)
Jadi, menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan seorang anak yatim adalah seorang anak belum baligh yang ditinggal mati oleh bapaknya. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika seorang anak tersebut telah memasuki usia baligh dan dewasa.
Ustaz Abdul Somad menerangkan dalil yang berisi pahala luar biasa diperoleh umat Islam yang bersedia memuliakan anak yatim, meliputi memberi makan dan merawatnya.
Dikutip Gridhot dari Banjarmasin Post, dituturkan Ustadz Abdul Somad kaum muslimin hendaknya senantiasa menyisihkan sebagian harta untuk membantu meringankan anak yatim.
Anak yatim memiliki posisi yang istimewa dalam Islam. Tertulis di berbagai firmannya-Nya dalam Alquran, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk memperhatikan anak yatim dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW yang menganjurkan umat muslim untuk memuliakan anak yatim.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan orang-orang yang menyantuni anak yatim diberikan pahala yang luar biasa.
"Dari hadist Nabi Muhammad SAW dijelaskan orang yang menanggung anak yatim memiliki kedudukan yang dekat dengan surga Allah SWT," jelas Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Iam Muslim.
Diriwayatkan Imam Bukhari, dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا » وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini", kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.
Hadits yang shahih ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang menyantuni anak yatim, sehingga imam Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.
Bagi orang yang menanggung kehidupan anak yatim, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka Allah SWT menjanjikannya masuk surga.
UAS menjabarkan bahkan setiap mengusap rambut anak yatim akan mendapatkan kebaikan.
"Setiap helai rambut anak yatim adalah kebaikan-kebaikan, karena itu setiap menyantuni anak yatim usap rambutnya, kenapa? Setiap helai rambutnya ada pahala," urai UAS.
Meski demikian, ia mengingatkan tidak memahami hadist tersebut secara tekstual.
Baca Juga: Lowongan Kerja Wings Group untuk Lulusan S1 dan S2, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya
Dalam menyantuni anak yatim hendaknya tidak dibeda-bedakan laki-laki dan perempuan, semua sama di hadapan Allah SWT.
"Perempuan yang menyantuni anak yatim maka ia sama dengan Rasulullah SAW dalam surga seperti jari tengah dan jari telunjuk, namun jarak tersebut bergantung pada sedekah yang diberikan," urainya.
Sementara batasan usia anak yatim Ustadz Abdul Somad menjelaskan beberapa pendapat ulama. Pendapat pertama mengatakan asal sudah akil baligh tidak lagi disebut yatim.
Selanjutnya pendapat Ibnu Abbas, tetap yatim selama tak ada yang memberi nafkah.
"Saya mengambil pendapat pertama, karena kalau pendapat kedua khawatirnya yang berjanggut mengaku yatim," terangnya.
Kendati akil baligh batas usia anak yatim, tidak serta merta yang baru akil baligh tak boleh mendapatkan santunan. Tetap diberi santunan dari hasil infaq dan sedekah.
Cara terbaik menyantuni anak yatim di antaranya langsung diberikan atau ditransfer dan hendaknya tidak diperlihatkan atau dipajang di hadapan orang banyak.
Bisa mendatangi panti asuhan atau sekolah-sekolah dan menanyakan kebutuhan yang diperlukan misalnya biasa uang sekolah yang harus dibayar.
(*)