Awalnya Dilaporkan Merekam dan Provokasi, Shane Lukas Kini Ngaku Ditipu Mario Dandy dan Takut Menolak Gara-gara Temannya Anak Pejabat

Rabu, 01 Maret 2023 | 14:13
KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo dan WARTA KOTA/YULIANTO

Mario Dandy Satrio (20) dan Shane Lukas (19).

Gridhot.ID - Kasus penganiayaan yang dilakukan anak mantan pejabat Ditjen Pajak, Mario Dandy Satriyo masih berangsur panas.

Sebelumnya, polisi menetapkan tersangka lain yaitu Shane Lukas yang merupakan teman dari tersangka.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, saat dibawa ke dalam ruang konseling, Shane sempat terekam kamera berbicara santai bahkan tampak tertawa.

Namun ketika digiring keluar polisi, tersangka kedua kasus penganiayaan anak pengurus GP Ansor ini hanya menunduk.

Polisi mengungkap, Shane punya peran besar dalam kasus ini.

Diketahui, Shane lah yang memprovokasi Dandy untuk melakukan penganiayaan terhadap David.

Shane pula lah, yang merekam aksi penganiayaan tersangka Dandy, kepada korbannya.

Selain itu, polisi juga menjerat Shane, karena dianggap melakukan pembiaran saat aksi penganiayaan sadis Dandy dilakukan.

Kini dikutip Gridhot dari Kompas.com, Shane Lukas (19), salah satu tersangka kasus penganiayaan remaja berinisial D (17), mengaku ditipu oleh temannya sekaligus sang tersangka utama, Mario Dandy Satrio (20).

Hal itu diungkapkan kuasa hukum Shane, Happy SP Sihombing kepada wartawan, Selasa (28/2/2023).

Shane disebut tidak pernah diajak Mario ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) penganiayaan D di bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Dijodohkan dengan Imam Masjid usai Tolak Lamaran Pria India, Perangai Gadis asal Wajo Dikuak Tetangga

Ia justru dijanjikan Mario ke wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

"Dia tidak tahu ada ajakan penganiayaan, dia tidak tahu. Dia hanya diberitahukan, 'Shane ayo kita ke suatu tempat. Suatu tempat di Lebak Bulus'. Tapi waktu di dalam mobil dia (Mario) beralih ke tempat lain dan si Shane tanya. 'Kita kemana nih?'," ujar Happy.

"Kemudian Mario menjawab, 'Sudah kamu tenang saja, kamu duduk saja. Kita akan ke tempatnya D, setelah itu nanti kamu ikut aja, kamu tidak melakukan apa-apa. Kamu ikuti perintah saya saja'," tambah dia.

Happy mengungkap bahwa sang klien memang memiliki ketakutan tersendiri kepada sosok Mario.

Ayah Mario yang diketahui adalah pejabat Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) membuat Shane menuruti segala perkataan yang dilontarkan Mario.

"Selama ini dia takut sama Mario. Dia takut karena Mario anak pejabat. Pokoknya apa yang diperintah Mario, dia selalu ikuti. Misalnya bawa Jeep Rubicon. Rupanya dia sudah bawa Rubicon 3 kali. Disuruh jemput pacar Mario, AG (15), dia juga mau. Jadi dia di bawah tekanan," ungkap Happy.

Alhasil ketika Mario meminta Shane untuk merekam aksi kekerasannya kepada D, Happy mengaku bahwa kliennya hanya bisa pasrah mengikuti perintah tersebut.

Apalagi saat itu Mario menggaransi bahwa Shane tidak akan terseret kasus penganiayaan.

"Mario memang suka menggampangkan sesuatu. Ketika Shane disuruh merekam insiden penganiayaan, Mario bilang gini, 'Kamu rekam saja apa yang saya minta. Kamu tidak akan ikut bertanggungjawab. Pokoknya kamu rekam aja'," pungkas Happy.

Pengakuan Shane melalui pengacaranya ini berbeda dengan hasil penyidikan kepolisian.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, Kompas TV