Find Us On Social Media :

Egianus Kogoya Cuma Mau Barter Pilot Susi Air dengan Uang dan Senjata, PJ Gubernur Papua Tengah Bicara soal Proses Evakuasi, Ini Harapannya

Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah Ribka Haluk (kiri), bicara soal penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya (kanan).

GridHot.ID - Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philips Max Mehrtens, disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya selama 21 hari, sejak 7 Februari 2023.

KKB Papua hanya bersedia membebaskan sang pilot apabila permintaan mereka dipenuhi, yaitu barter dengan sejumlah senjata dan uang dari pemerintah.

Tentu saja permintaan KKB Papua itu tak ditanggapi oleh aparat gabungan TNI-Polri.

Hingga kini, upaya dalam membebaskan Pilot Susi Air tersebut masih dalam tahap negosiasi. Metode ini dikedepankan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dari kedua belah pihak, termasuk dari masyarakat Papua itu sendiri.

Menyikapi hal tersebut, Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah, Ribka Haluk akhirnya angat bicara.

"Kami pemerintah Provinsi Papua Tengah mengambil sikap karena Mimika merupakan wilayah transit sehingga, bagaimanapun teman-teman dari kabupaten tetangga kita wajib memberikan tanggungjawab selama proses evakuasi," kata Ribka di Timika pada Selasa (28/2/2023), dikutip dari dari Tribun-Papua.com.

Ia mengatakan, pemerintah dan TNI-Polri terus bersinergi mendorong proses pencarian pilot Susi Air yang saat ini masih di tangan KKB.

"Kita harap semua proses bisa berjalan dengan baik sehingga jangan ada pihak yang dirugikan," harapnya.

Kata Ribka, selama proses evakuasi diharapkan jangan ada kekerasan.

"Kami sangat mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat karena ini menyangkut martabat bangsa," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga akan mengambil kesempatan untuk mengunjungi posko-posko yang dimaksud.

Baca Juga: Pilot Kapten Philips Mark Mehrtens Tak Kunjung Dibebaskan KKB Papua, Pihak Susi Air: Kita Sangat Berharap