GridHot.ID -Praka Jumardi gugur ditembak KKB Papua.
Anggota Satgas Yonif Raider 303/SSM/13/1 Kostrad itu ditembak KKB Papua di Distrik Meagabume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Jumat (3/3/2023).
Melansir Kompas.com,Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryawan mengatakan peristiwa bermula saat KKB menembak tujuh warga sipil pada Jumat pagi. Salah satu korban, yakni Tarina Munib, meninggal dunia.
Beberapa waktu kemudian, personel keamanan termasuk Praka Jumardi meluncur ke lokasi untuk mengevakuasi korban.
Saat itulah, KKB menembaki para personel keamanan dan terjadilah baku tembak.
"Saat aparat TNI mengevakuasi korban warga sipil ke Puskesmas Sinak, tim evakuasi diadang dan ditembak oleh KKB dan mengakibatkan Praka JM tertembak, dan akhirnya terjadi kontak tembak," tuturnya, Jumat.
Praka Jumardi yang terkena luka tembak sempat dilarikan ke Puskesmas Sinak.
Namun, saat perawatan, ia meninggal dunia.
Jasad Praka Jumardi Dimakamkan
Jasad Praka Jumardi diterbangkan ke kampung halamannya di Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, melalui Bandara Mozes Kilangin Timika, Sabtu (4/3/2023).
JasadPraka Jumardi pun kini sudah dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Duka ayah Praka Jumardi
Melansir Tribun Timur, ayah korban, Hermanto, mengenang momen telepon terakhir dari sang putra.
Hermanto mengatakan, ia dan istrinya terakhir kali berkomunikasi dengan korban pada Februari 2023 lalu.
Kala itu, Jumardi bercerita bahwa dirinya dipindahtugaskan ke Papua.
"Bulan lalu terakhir komunikasi. Dia menelepon sama mamanya, dia sampaikan mau pindah tugas. Ternyata ini maksudnya pindah tugas," ujarnya, Sabtu (4/3/2023), dikutip dari Tribun Timur.
Keluarga Praka Jumardi mendapat kabar duka tersebut pada Jumat.
Waktu itu, Hermanto sedang berada di sawah.
Usai diberi tahu ada orang yang mencarinya, dia segera bergegas pulang.
Setiba di rumah, Hermanto kaget melihat banyak tentara.
Petugas lantas mengabarkan bahwa Praka Jumardi gugur dalam tugas.
Mendengar itu, Hermanto hanya bisa pasrah, sedangkan istrinya pingsan.
"Mamanya langsung pingsan dan diangkat ke rumah," ucapnya.
Hermanto menuturkan, semenjak menjadi anggota TNI, putranya tersebut baru tiga kali pulang ke rumah.
"Semenjak menjadi TNI tahun 2013, baru tiga kali pulang kampung. Jarang sekali memang pulang itu anakku karena bertugas," ungkapnya. (*)