27 Hari Pilot Susi Air Disandera Egianus Kogoya, Kapolda Papua Sebut TNI-Polri Tak Bisa Sembarangan Bergerak: KKB Kerap Membaur

Senin, 06 Maret 2023 | 17:25
Dok. Sebby Sambom dan KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri bicara soal pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

GridHot.ID - Pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen, sudah 27 hari disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Personelgabungan pun terus melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air itu.

Melansir Antara News, kabar terbaru menyebutka bahwa pilot Susi Air tersebut sudah tak berada di Kabupaten Nduga.

"Yang pasti, baik sandera maupun KKB pimpinan Egianus Kogoya sudah tidak berada di Kabupaten Nduga," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

Irjen Mathius Fakhiri juga menegaskan, upaya pembebasan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru dari tangan KKB Papua terus berlanjut.

Ia menjelaskan lebih rinci bahwa pihaknya akan terus berusaha dan tidak menimbulkan korban jiwa, baik itu warga sipil maupun sandera.

"Oleh karena itulah, berbagai pendekatan terus dilakukan, terutama melalui para tokoh agar tidak menimbulkan jatuh korban," katanya.

"Mudah-mudahan pembebasan dapat segera dilakukan tanpa ada korban jiwa," harapnya.

Melansir Kompas.com, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut KKB kerap membaur dengan masyarakat tanpa membawa senjata api.

Hal itu menyebabkan personel gabungan tak bisa sembarangan bergerak meski telah mengetahui posisi KKB Egianus Kogoya.

"Kelompok ini suka bergerilya dan menjadikan masyarakat sebagai sandaran sehingga kita harus sangat berhati-hati," kata Fakhiri di Jayapura, Sabtu (4/3/2023), dikutip Kompas.com.

Baca Juga: Egianus Kogoya Terdesak? Minta Barter Pilot Susi Air dengan Senjata, Sinyal Kompromi Dinilai PKS Jadi Tanda Kekuatan KKB Papua Melemah

Oleh sebab itu, ia meminta pada semua pihak untuk bersabar, karena TNI-Polri tidak diam menghadapi penyanderaan warga negara Selandia Baru itu.

Dalam kesempatan itu, Fakhiri juga menjelaskan bahwa personel Polri-TNI berusaha menyelamatkan Kapten Philips dengan risiko paling kecil.

Selain faktor geografis dan minimnya infrastruktur telekomunikasi, personel gabungan tidak ingin operasi penyelamatan pilot asal Selandia Baru itu menimbulkan korban dari masyarakat sipil.

"Kami bersama-sama TNI sedang berupaya maksimal untuk melakukan negosiasi dan penegakan hukum secara teliti," ujarnya

Fakhiri juga menilai bahwa Egianus Kogoya adalah sosok militan dan sangat menguasai wilayah Nduga, sehingga personel gabungan kesulitan menentukan lokasi persembunyiannya.

Proses pencarian Kapten Philips, kata dia, dilakukan menggunakan transportasi udara.

"Memang membutuhkan waktu, saya berharap kita semua harus bersabar," kata Fakhiri.

Sebagai informasi, Kapten Philips menjadi sandera KKB pada 7 Februari 2023, saat Warga Negara Selandia Baru itu membawa pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Kala itu, Egianus Kogoya dan kelompoknya menyandera Kapten Philips saat ia mendarat dan membakar pesawatnya.

Penyanderaan tersebut juga mengakibtakna sejumlah warga di Distrik Paro mengungsi ke Distrik Kenyam sehingga wilayah tersebut menjadi kosong.

Pada 18-19 Februari 2022, Tim Gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di tiga lokasi berbeda.

Baca Juga: Bongkar Masa Kerja Pilot Susi Air yang Disandera Egianus Kogoya, Mantan Menteri Jokowi Singgung Isu Afiliasi Kapten Philips dengan KKB Papua

Hasilnya, puluhan barang bukti berhasil diamankan, mulai dari senjata api hingga kamera video profesional, serta alat komunikasi. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, ANTARA News