GridHot.ID - Pengakuan Linda Pujiastuti alias Anita Cepu alias Mami Linda sungguh mengejutkan.
Ia tak hanya mengaku sering tidur bareng dan menjadi istri siri Irjen Pol Teddy Minahasa, namun juga pernah jalan-jalan ke pabrik sabu di Taiwan bersama sang jenderal.
Mengutip Serambinews.com, diberitakan sebelumnya, Linda Pujiastuti alias Anita Cepu mengaku telah menikah siri dengan mantan Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa.
Keduanya disebut-sebut telah menikah siri di wilayah Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
Demikian hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum Linda Pujiastuti, Adriel Viari Purba, usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (8/3/2023).
"Mereka nikah di Pelabuhan Ratu, nikahnya di Sukabumi. Dan itu terjadi setelah pulang dari Laut China Selatan," kata Adriel dikutip dari Kompas.com.
Adriel mengungkapkan alasan mereka menikah siri karena keduanya sebelumnya kerap berhubungan badan layaknya suami istri.
Menurut Adriel, kliennya tak ingin terus menerus berbuat dosa melakukan hubungan badan dengan Teddy Minahasa.
Karena itu, Linda bersedia menikah siri dengan jenderal polisi bintang dua itu meski berstatus suami orang.
"Karena mereka selalu berhubungan badan, ibu Linda enggak mau karena itu berdosa (kata Linda) 'saya mau nikah dulu secara agama'," ujar Adriel.
Lebih lanjut, Adriel turut menyinggung soal tudingan kubu Teddy Minahasa yang menyebut bahwa pengakuan Linda sebagai istri siri adalah hoaks.
Diketahui, kala itu kuasa hukum Teddy Minahasa bahkan menantang Linda untuk menunjukkan foto pernikahannya dengan mantan Kapolda Sumbar itu.
"Kalau menantang sah-sah saja. Yang jelas ketika tidak bisa dibuktikan, bukan berarti peristiwanya enggak ada," tutur Adriel.
Dilansir dari wartakotalive.com, Kuasa hukum AKBP Dody Prawiranegara dan Linda Pujiastuti, Adriel Viari Purba menanyakan terkait tujuan Linda dan Irjen Pol Teddy Minahasa pergi ke salah satu pabrik di Taiwan.
"Di dalam BAP Teddy Minahasa, di dalam berkas perkara tedakwa Linda, Bapak Teddy mengatakan mengalami kekesalan terhadap Bu Linda. Waktu itu di Brunei dan Laut Cina Selatan. Pertanyaannya, ke Taiwan itu dan ke pabrik dalam rangka apa?" tanya Adriel kepada terdakwa Linda di muka sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Rabu (15/3/2023).
Usai pertanyaan tersebut, Linda nampak terdiam cukup lama sebelum akhirnya buka suara.
"Ke pabrik sabu," kata Linda kepada Adriel sambil menghela napas.
"Pabrik sabu?" ujar Adriel nampak terlihat kaget usai pengakuan Linda.
Linda pun kemudian membenarkan hal tersebut dengan lantang.
Ia lantas menceritakan kegiatan apa saja yang dilakukannya bersama eks Kapolda Sumatera Barat itu saat berada di Taiwan beberapa waktu lalu.
"Jadi waktu saya gagal di Laut Cina Selatan, itu saya sudah minta maaf. Katanya Pak Teddy bilang begini, 'Kamu kenal enggak sama bandar yang di sana (Taiwan)'," kata Linda menyampaikan pertanyaan Teddy kepadanya.
"Ada Pak Teddy," kata Linda.
"Pak Teddy bilang, 'Begini aja, kita ke sana, kalau mereka mau kirim, kita kawal'," jawab Teddy kepada Linda.
Linda yang saat itu kurang memahami maksudnya, kemudian meminta sang jenderal bintang dua itu untuk menjelaskannya kembali.
"Maksudnya gimana Pak Teddy?" tanya Linda.
"Bilang aja, buy 1 get 1," jawab Teddy singkat.
Mengerti maksud Teddy, Linda lalu meminta waktu kepada Teddy untuk bisa menelpon pihak pabrik sabu di Taiwan itu untuk menyampaikan tawaran tersebut.
Dengan gamblang Linda menjelaskan, maksud buy 1 get 1 adalah terkait pengiriman dan penangkapan sabu lintas negara.
"Jadi misalkan contoh, mereka Mr. X misalkan mau kirim (sabu) ke Indonesia satu ton. Jadi, satu ton kami lewat, satu ton kami tangkap," jelas Linda.
Namun, kata Linda, saat itu Teddy menolak skenario tersebut.
Pasalnya, Teddy mau satu ton sabu yang dikirim ke Indonesia itu dihargai Rp 100 miliar.
"Jadi satu ton kami lewat, satu ton kami tangkap. Tapi Pak Teddy enggak mau. Jadi kalau satu ton dikirim ke sini, Pak Teddy minta fee Rp 100 miliar," kata Linda.
"Jadi saya ke sana ketemu Mr. X, waktu itu saya tiga kali ke Taiwan," lanjutnya.
Kemudian, Adriel memastikan kepada Linda perkataan Teddy Minahasa sebelumnya yang juga menyinggung masalah kunjungan ke sebuah 'pabrik'.
"Jadi yang diungkap Pak Teddy dalam BAP-nya itu pabrik sabu?" tanya Adriel kepada Linda.
Pertanyaan itupun dibenarkan oleh Linda dengan tegas.
"Namun berbeda dengan di Laut Cina Selatan, Pak Teddy mengatakan mau nangkap dua ton sabu, nah di Taiwan?" tanya Adriel melanjutkan.
"Kalau mereka deal harga, mereka (Teddy) akan meloloskan," jawab Linda.
Namun diakui Linda, barter tersebut tidak jadi dilakukan sebab jumlah nominal yang diminta Teddy terlalu besar.
"Kalau satu ton Pak Teddy Rp 100 miliar. Karena terlalu mahal, jadinya enggak jadi," kata Linda.
Menurutnya, perjalanan itu hanya dilakukan berdua yakni hanya ia dan Teddy Minahasa.
Adapun jika hendak dibuktikan, kata Linda, ia bisa melampirkan paspornya saat pergi berdua ke Taiwan. (*)