Gridhot.ID - Identitas dua terduga pelaku pengancaman pembunuhan grup band Radja di Malaysia akhirnya terungkap.
Vokalis band Radja, Ian Kasela mengatakan salah satu pelaku merupakan seorang ajudan pejabat di Johor, Malaysia.
Dua pelaku yang kini sudah bebas setelah membayar uang jaminan itu disebut berkewarganegaraan Malaysia dan diketahui bernama Muren dan seorang lagi merupakan Warga Negara Singapura.
"Dua orang pelaku, satu berparas India, satu lagi adalah warga negara Singapura," kata Ian dikutip dari YouTube Pagi Pagi Ambyar Trans TV.
"Yang menekan kami full power, perilakunya udah biadab banget, plus dengan ancaman, adalah warga negara Malaysia, yang parasnya seperti orang India," imbuhnya.
Sementara pelaku satu lagi disebutnya hanya mengikuti hal yang dilakukan oleh Muren.
"Dia (Muren) yang punya acara, Kementerian Pariwisata, satu lagi dia salah satu donatur juga, Warga Negara Singapura," jelas Ian soal identitas kedua pelaku.
Muren juga adalah orang yang menggebrak meja, mengancam akan membunuh Radja.
Tidak hanya mengancam, Ian merasa saat itu dia dan teman-temannya seperti disekap di backstage.
"Dia menyekap dengan mengunci pintu, di dalam bodyguard full, di luar full," kata Ian.
"Kenapa kita bilang disekap, anak kita mau masuk enggak boleh, manajemen kita mau masuk enggak boleh. Semua dilarang," sambungnya.
Atas perlakuan yang diterimanya usai konser di Johor Bahru itu, Ian mengaku sempat bingung dan tidak tahu alasan Radja diperlakukan demikian.
Sampai akhirnya dia tahu penyebab itu semua karena adanya kesalahpahaman antara pihak event organizer dengan pihak kementerian Pariwisata.
Belakangan Ian juga baru tahu bahwa Muren, pria yang disebutnya melakukan pengancaman itu merupakan ajudan pribadi seorang pejabat di Johor Bahru.
"Kalau analisa kami, kenapa dia kayak merasa full power, setelah kami tahu, dia ini ternyata ajudan petinggi pejabat Johar," ucap Ian.
Diberitakan sebelumnya, Ian Kasela juga mengaku ketakutan ketika aksi pengancaman itu terjadi.
"Dia (pelaku) emosi dengan kata-kata 'You Indonesia mati kalau saya dengar kalian balik lagi (ke Malaysia)'," kata Ian di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Ciracas, Jakarta Timur.
Dari perkataan itu yang membuat Radja langsung ketakutan.
"Makin drop-lah kita itu, jujur. Kita bertiga bukan duduk begini, kita duduk enggak berani, udah nunduk saja semua," tutur Ian.