Gridhot.ID - Perampokan Bank Arta Kedaton di Bandar Lampung buat geger banyak orang.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, perampokan bank di Lampung ini cukup mengagetkan karena terjadi di pagi hari dan di tengah kondisi lokasi yang menjadi pusat keramaian.
Sang perampok bank di Lampung tersebut sempat dikira seorang nasabah oleh sekuriti.
Sekuriti bank, Kiswanto mengungkapkan dirinya sempat mendengar letusan setelah mengantarkan pelaku ke dalam lokasi hingga akhirnya dirinya juga mendapatkan luka tembak di bagian belakang.
"Saya tanya, katanya mau ke Bank Artha. Karena saya kira nasabah, jadi sesuai protap saya kawal ke bank sebelah," kata Kiswanto ditemui di RS Budi Medika, Jumat siang.
Pelaku saat itu terlihat seorang diri mengenakan topi dan masker, sehingga wajahnya tidak terlihat.
Kiswanto yang mengawal kemudian berjalan di depan pelaku hingga masuk ke Bank Artha.
Namun, baru masuk dan masih di depan pintu bank, Kiswanto mendengar suara letusan senjata api.
Rupanya pelaku menembak Kiswanto dari belakang, mengenai pinggang dan punggungnya.
"Saya kena ditembak dari belakang. Terus saya kasih kode kawan sekuriti yang ada di luar, saya lari ke luar," kata Kiswanto.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, perampokan Bank Arta Kedaton di Bandar Lampung ini menarik perhatian berbagai pihak.
Satu di antaranya pengamat hukum dari Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung (UBL) Zainudin hasan.
Ia mengatakan, pelaku perampokan bank tersebut nekat dan berani.
Hal tersebut berdasarkan lokasi kejadi berada di tempat yang tergolong ramai aktivitas.
Terlebih, aksinya dilakukan seorang diri dan pada pagi hari.
"Perampokan bank Arta ini menunjukan bahwa secara psikologis nekat dan berani,"
"Hal itu bisa dinilai dari perampokan yang dilakuakan pagi hari," katanya, Jumat (17/3/2023).
Zainudin juga menilai, letak Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tersebut berada di pusat keramaian.
"Bank berada di pusat keramaian, berada di ruko-ruko dan juga pasar," lanjut Zainudin.
Ia juga mengatakan, aksi perampokan kali ini merupakan tindak kejahatan yang sudah direncanakan.
"Saya yakin, tindak kejahatan selalu menyiapkan rencana," paparnya.
Zainudin melanjutkan, sebelum melakukan aksi perampokan, pelaku kemungkinan telah membentuk skema perampokan.
"Dari mulai senjata api yang dibawa, jalur kabur juga sudah dipersiapkan," paparnya.
Selain itu, diduga, pelaku juga sudah membaca kondisi masyarakat di sekitar tempat lokasi kejadian.
"Apakah masyarakat di sana cuek, apakah masyarakat tidak peduli, itu jelas sudah diamanti sebelum pelaksanaan perampokan," paparnya.
(*)