Gridhot.ID - KKB Papua terus membuat ulah hingga masyarakat menjadi ketakutan.
Teror yang dilakukan KKB Papua akhir-akhir ini membuat banyak masyarakat ketakutan dan meminta perlindungan ke TNI Polri.
Para warga bahkan sampai rela angkat kaki dari rumah mereka agar tak bersinggungan dengan KKB Papua.
Dikutip Gridhot dari Kompas TV, Ratusan warga berbondong-bondong meninggalkan Yahukimo, Papua pasca gangguan keamanan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata.
Tidak ada penerbangan komersial, warga pun berdesakan memasuki pesawat hercules milik TNI Angkatan Udara.
Ratusan warga berdesakan di Bandara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.
Mereka mengantre untuk naik ke Pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.
Sepekan sudah penerbangan komersial tidak melayani rute Yahukimo, sehingga warga rela berdesakan di dalam Pesawat Hercules dan duduk di lantai pesawat.
Dua maskapai komersial, Trigana Air dan Wings Air memutuskan untuk menghentikan penerbangan tujuan Yahukimo sementara waktu, akibat pesawat mereka ditembaki oleh kelompok kriminal bersenjata.
Sementara Pemerintah Kabupaten Yahukimo pun meminta kepada maskapai Trigana Air dan Wings Air untuk kembali melayani warga, dan berjanji memberikan jaminan keamanan.
Dikutip Grihot dari Tribun Kaltim, Danrem 172/PWY, Brigjen Juinta Omboh Sembiring menjelaskan penyerangan yang dilakukan KKB ke warga sipil merupakan strategi KKB untuk memecah fokus aparat keamanan.
"KKB sengaja melakukan aksi agar konsentrasi aparat terbagi-bagi tidak hanya fokus mencari Egianus Kogoya dan sengaja memutarbalikkan fakta," jelasnya, Jumat (10/3/2023), dikutip dari TribunPapua.com.
Penyerangan ini dilakukan di tengah upaya aparat keamanan membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Methrtens yang disandera oleh Egianus Kogoya dan pasukannya di Kabupaten Nduga, Papua Tengah.
Menurutnya, Egianus Kogoya sengaja menugaskan pasukannya untuk melakukan teror di Kabupaten Yahukimo.
Ia menjelaskan aparat gabungan TNI-Polri masih berupaya memburu Egianus Kogoya dengan mempersempit ruang geraknya.
"Kita juga melakukan Komunikasi Sosial dan Pembinaan teritorial serta penyelidikan dari kepolisian, di beberapa wilayah yang pernah menjadi persinggahan KKB Egianus Kogoya," sambungnya.
JO Sembiring juga meminta KKB tidak lagi menyerang warga sipil dan mencari lawan yang sepadan.
"Saya sampaikan kepada KKB Egianus Kogoya dan Elkius Kobak dan kawan-kawan jangan bunuh masyarakat. Kalau mau bertempur cari yang sepadan," jelasnya, Jumat (10/3/2023) sore.
Menurutnya, masyarakat yang menjadi korban penyerangan tidak bersalah.
"Egianus Kogoya sudah diingatkan oleh pendeta asal Kampung Wosak untuk tidak membunuh masyarakat di Nogoloit. Malah pendeta tersebut ditembak mati," bebernya.
Tidak hanya orang dewasa yang diserang KKB, bulan lalu seorang anak kecil meninggal setelah menjadi korban kekejaman KKB.
Anak kecil itu bernama Yuangga Tabuni, anak dari seorang tokoh masyarakat Kampung Pimbinom, Papua Pegunungan.
KKB pimpinan Egianus Kogoya membunuh anak itu karena ayah korban tidak mau memberi makanan ke KKB.
JO Sembiring meminta tokoh masyarakat di Papua untuk saling membantu membangun tanah Papua.
"Tidak ada stigma TNI dan Polri melakukan penyisiran, Karena tugas TNI Polri sesuai Inpres Nomor 9 tahun 2020 perintah Presiden kepada TNI Polri untuk wujudkan perdamaian kedamaian di tanah Papua," tegasnya.
(*)