GridHot.ID - Sahabat Nabi Muhammad saw, Khalifah Utsman bin Affan, memilikiperkebunan kurma hingga sekarang.
Utsman bin Affan juga memiliki sebuah hotel di Madinah yang keuntungannya digunakan untuk amal.
Dia bahkan mendapat tagihan listrik dan air atas namanya.
Melansir observerbd.com, 1400 tahun yang lalu, ada sebuah sumur milik seorang Yahudi di bagian Madinah.
Sumur itu menjadi satu-satunya sumber air di sana.
Namun, orang Yahudi membebankan biaya yang tinggi bagi Muslim yang ingin mengambil airnya.
Utsman bin Affan kemudian menawarkan diri untuk membeli sumur tersebut, tapi orang Yahudi itu menolak.
Utsman bin Affan lalu mengusulkan untuk membeli setengah dari sumur tersebut, dengan kesepakatan bahwa masing-masing akan mengambil air secara terjadwal.
Orang Yahudi itu pun menyetujui penawaran Utmman bin Affan, berpikir bahwa hal tersebut akan meningkatkan penjualan airnya.
Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Tidak ada lagi orang yang membeli air pada orang Yahudi itu.
Orang-orang memilih mengambil air saat hari Utsman bin Affan. Utsman bin Affan membuka sumur demi Allah sehingga orang-orang bisa mengambil air seperti yang mereka inginkan secara gratis.
Dengan putus asa, orang Yahudi itu kemudian menawarkan setengah sumur lainnya, yang kemudian dibeli Utsman bin Affan seharga 20.000 dirham.
Beberapa tahun kemudian, seorang pria menawar ingin membeli sumur itu, tapiUtsman bin Affan menolaknya.
Utsman bin Affan mengatakan bahwa dia telah ditawari lebih banyak.
Pria itu terus meningkatkan tawarannya. Utsman pun terus menolak dengan alasan bahwa dia telah ditawari lebih banyak.
Bingung, pria itu bertanya siapa yang telah menawarkan begitu banyak sertya berapa banyak yang telah ditawarkan.
Utsman mengatakan, "Allah telah menawarkan sepuluh kali hadiah untuk amal yang diberikan kepada umat Islam".
Sumur itu terus diwakafkan untuk penggunaan gratis umat Islam, hingga dan setelah kematian Usman, tetapi ceritanya belum berakhir.
Pada masa Dinasti Ummayyah, sumur dan tanah sekitarnya (masih atas nama Utsman bin Affan karena itu amal dan tidak diwariskan) diwakafkan untuk digunakan secara cuma-cuma oleh umat Islam.
Pohon kurma tumbuh di tanah tersebut, dari waktu ke waktu semakin banyak. Kurma yang dipanen diberikan untuk amal atas nama Utsman bin Affan. Itu berlanjut selama masa periode Abbassid dan seterusnya.
Kemudian, dalam sejarah Arab Saudi sekarang, diputuskan untuk menatanya menjadi perkebunan modern. Uang hasil perkebunan itu dibagi menjadi dua bagian, setengahnya untuk disumbangkan, terutama kepada para janda dan yatim piatu, setengahnya lagi disimpan direkening bank atas nama Utsman bin Affan untuk diinvestasikan kembali.
Sejumlah uang diinvestasikan untuk membeli tanah di sekitar Masjid an Nabawi di Madinah. Ini dikembangkan menjadi hotel dan akomodasi bagi pengunjung masjid. Sesuai kesepakatan, setengah dari pendapatan juga diberikan sebagai amal, sementara setengahnya dikirim ke rekening untuk diinvestasikan kembali.
Baca Juga: Talbinah si 'Tepung Gandumnya Nabi', Bisa Dikonsumsi untuk Atasi Asam Lambung Tinggi
Saat ini, pencairan dari amal ini, yang dimulai oleh sahabat nabi yang saleh, Usman bin Affan, mencapai lebih dari 50 juta SR setiap bulan.
Sumur itu sekarang dikenal sebagai Bi'ir Utsman atau Bi'ir Rummah. Satu perbuatan amal yang telah mendapatkan imbalan pemberinya selama lebih dari 14 abad.
Separuh dari pendapatan didistribusikan di antara orang miskin dan yatim piatu oleh Menteri Wakaf Arab Saudi, sementara separuh lainnya disimpan di rekening banknya untuk tujuan amal di masa depan. (*)