GridHot.ID - Baru-baru ini tengah viral informasi yang menyebutkan bahwa meminum oralit saat sahur bisa membuat tahan haus saat puasa dan mencegah dehidrasi.
Informasi tersebut pun membuat banyak orang menjadi panic buying dan membuat oralit menjadi habis di sejumlah apotek.
Terkait beredarnya informasi tersebut, pihak Kemenkes akhirnya buka suara.
Melansir tribun-medan.com, belakangan ini viral di media sosial Twitter cuitan yang menyebutkan bahwa oralit dapat menahan haus dan dehidrasi saat puasa.
Cuitan ini bermula saat Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta membuat kutipan retweet di Twitter salah satu akun yang menanyakan kebenaran fungsi oralit yang disebut bisa membantu menahan dehidrasi dan mengurangi rasa haus saat berpuasa.
“Aku pernah dengerin podcast @sdenta dan katanya emang bisa buat menahan cairan yang masuk pas sahur biar nggak cepet haus. Bukankah begitu dokden?” tulis cuitan tersebut.
Cuitan itu kemudian dibalas oleh Dokter spesialis anak tersebut. Menurutnya, tips ini berguna bagi tubuh agar tak kekurangan cairan selama puasa lantaran tak minum seharian.
"Betul. Tips puasa saya, sahur cukup segelas oralit dan segelas air putih. Batalin puasa juga cukup segelas oralit dan segelas air putih, lanjut hidrasi secukupnya sampai sebelum tidur. Makan besar sekali, sebelum Isya, banyakin serat. Hindari buffet ayce, sisanya fokes ibadah," tulis Denta dalam kutipan re-tweet itu.
Pernyataan tersebut sontak membuat warganet beramai-ramai membeli obat tersebut. Bahkan, salah seorang warganet kesalkan hal tersebut lantaran dinilai “panic buying”.
Pada salah satu base di Twitter, warganet itu menyayangkan hal demikian. Ia mengatakan bahwa oralit tersebut sudah habis terjual di apotek sekitar rumahnya, padahal saat itu sang nenek tengah diare dan sangat membutuhkan larutan tersebut.
“Kayaknya gara gara rame di base sebelah, aku barusan nyari ini ke 4 apotek deket rumah tapi cuma dapet 3 sachet doang karena pada abis padhal buat nenek ku yg emang lagi diare, plis gais jgn panic dan over buying yaa,” tulis cuitan pada base @tanyakanrl.
Dikutip dari tribunjateng.com, beredar informasi bahwa oralit bisa mengurangi rasa haus dan lemas saat puasa.
Warganet Twitter mengaku kesulitan mencari obat oralit setelah informasi tersebut beredar luas.
"Kayaknya gara gara rame di base sebelah, aku barusan nyari ini ke 4 apotek deket rumah tapi cuma dapet 3 sachet doang karena pada abis. Padhal buat nenek ku yg emang lagi diare, plis gais jgn panic dan over buying yaa," tulis akun ini, (23/3/2023).
Hingga Sabtu (25/3/2023), twit tersebut telah dikomentari 1.074 warganet, dibagikan 2.293 akun, dan disukai sebanyak 10.100 pengguna Twitter.
Kemenkes buka suara
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi buka suara terkait fenomena panic buying obat oralit di bulan Ramadan.
Menurutnya, minum oralit tidak dibutuhkan jika orang tersebut dalam kondisi sehat dan tidak mengalami dehidrasi.
"Obat diberikan pada orang yang sakit, bukan pada orang yang sehat," jelas dia, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/3/2023).
Nadia mengatakan, orang yang sehat dan berpuasa tidak membutuhkan obat oralit.
Sebaliknya, sejumlah kajian justru membuktikan bahwa berpuasa memberikan manfaat bagi tubuh.
Oralit, kata Nadia, adalah cairan yang diberikan ketika seseorang mengalami gangguan kekurangan cairan atau elektrolit.
Biasanya obat itu diberikan kepada seseorang yang mengalami diare dan muntah.
"Oralit termasuk kategori obat yang disebut larutan rehidrasi oral," terang Nadia.
"Dalam cairan (oralit) ini dengan kandungan natrium klorida, kalium klorida, trisodium sitrat dihidrat, glukosa anhidrat," lanjutnya.
Efek samping minum oralit
Nadia mengungkapkan, konsumsi obat oralit yang tidak tepat justru bisa menimbulkan efek samping yang buruk.
"Efek samping bisa perut kembung karena terganggu gerakan usus," katanya.
Apalagi, jika konsumsi obat oralit dilakukan melebihi dosis yang dianjurkan.
"Kelebihan natrium akan menganggu fungsi organ atau sistem lainnya," ucapnya.
Oleh sebab itu, Nadia mengimbau agar masyarakat tidak mengonsumsi oralit jika tidak ditujukan untuk pengobatan.
Senada, Chairman Junior Doctor Network (JDN) Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir mengungkapkan, konsumsi oralit dalam jumlah besar yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuh bisa merugikan.
"Apabila kelebihan elektrolit terus dibiarkan, maka hal ini memperberat kerja ginjal untuk menyaringnya dan memicu sakit ginjal," ujar Andi, dilansir dari Kompas.com Rabu (22/3/2023).
Sumber elektrolit
Andi menjelaskan, sumber elektrolit tidak sepenuhnya berasal dari obat oralit.
Konsumsi buah dan sayuran saat sahur juga bisa membantu mencukupi kebutuhan elektrolit dalam tubuh.
Dengan begitu, seseorang tidak merasa mudah haus saat berpuasa.
"Intinya, pola makannya yang sehat saja kalau sahur. Insyaallah 'oralit'-nya sudah tercukupi," ungkapnya.
Selain dari buah dan sayur, minum air putih secara
cukup juga bisa menjaga tubuh dari dehidrasi. (*)