Find Us On Social Media :

Bersedekah Santapan Berbuka Puasa untuk Orang Lain, Amalan Ini Punya Nilai Besar di Hadapan Allah SWT, Berikut Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Ilustrasi berbagi takjil di bulan Ramadhan

Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad menjelaskan pahala yang didapatkan jika kita memberikan makanan berbuka puasa untuk orang lain.

Ustaz Abdul Somad ungkap keistimewaan amalan tersebut di hadapan Allah SWT.

Berikut penjelasan selengkapnya dari Ustaz Abdul Somad.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, puasa adalah kewajiban umat muslim mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari.

Sekitar 14 jam kita tidak makan dan minum, hal ini akan menjadi biasa apabila orang yang menjalankannya tidak mengalami gangguan lambung.

Pada minggu pertama berpuasa akan terasa berat, oleh sebab tubuh kita sedang beradaptasi dengan kondisi pola makan yang baru, tetapi memasuki minggu-minggu berikutnya maka berpuasa tidak lagi menjadi kendala.

Selama bulan puasa, setiap amalan yang dilakukan manusia dilipat gandakan pahalanya termasuk bersedekah.

Salah satu sedekah yang paling sering dilakukan di bulan Ramadhan adalah memberikan makanan berbuka puasa untuk orang lain.

Dikutip Gridhot dari Tribun Kaltim, Ustaz Abdul Somad menjelaskan, orang yang memberikan makan buka puasa mendapat pahala setara dengan orang yang berpuasa.

"Substansinya adalah bersedekah makanan di bulan Ramadhan, maka memberi makan untuk buka puasa sangat dianjurkan karena bernilai pahala besar di sisi Allah SWT," jelas Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Bekam Sunnah Al Fatih.

Keutamaan memberi makan orang yang berpuasa adalah mendapatkan pahala seperti orang yang sedang berpuasa. Seperti yang dijelaskan dalam hadis yang artinya:

Baca Juga: Bos Travel Umroh Naila Safaah Ternyata Penjahat Kambuhan, Kepergok Buang 3 Kartu ATM saat Ditangkap, Isinya Diduga Uang Jemaah

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, berkata Rasulullah SAW. bersabda: "Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR. Tirmidzi).

Dalam sebuah hadis dikatakan, setiap amalan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Akan tetapi, hal itu dikecualikan untuk amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti tadi.

Amalan puasa tidak dibatasi sama sekali lipatan pahalanya. Oleh karena itu, amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada batasan bilangan. Sebab, Allah sendiri yang mengatur balasannya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Artinya “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Ada kebahagiaan yang dimiliki orang yang tengah berpuasa, apalagi di bulan puasa di bulan Ramadhan. Berpuasa tidak hanya berlelah-lelah menahan haus dan lapar.

Meski demikian, seringkali kebahagiaan itu diabaikan oleh orang yang berpuasa. Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman, للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)

Hadis ini sesungguhnya memberikan motivasi bagi umat muslim bahwa berpuasa bukanlah perbuatan yang sia-sia belaka. Ibadah puasa akan diganjar dengan pahala yang besar di sisi Allah.

Orang yang rajin berpuasa pun dijanjikan memasuki pintu khusus di surga. Dan di waktu berbuka, kebahagiaan akan menanti dengan nikmatnya ber buka puasa, bagaikan ia bertemu dengan Tuhannya.

(*)