Mbah Slamet Ngaku Menyesal dan Ingin Bertobat, Polisi Curiga dengan Hal Ini, Korban Diduga Lebih dari 12 Orang

Jumat, 07 April 2023 | 15:42
TribunMuria.com/Permata Putra Sejati

Mbah Slamet tersangka pembunuh berantai dan dukun pengganda uang, saat dihadirkan dalam konferensi pers di lokasi penguburan mayat para korbannya, turut Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

GridHot.ID - Dukun pengganda uang asal Banjarnegara Slamet Tohari atau Mbah Slamet (45) mengaku menyesal telah membunuh korban-korbannya.

Hingga saat ini, pihak kepolisan telah menemukan 12 jasad korban pembunuhan Mbah Slamet.

Namun demikian, melansir Tribun Muria.com, korban Mbah Slamet dimungkinkan lebih dari 12.

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi mengatakan pihaknya merasa curiga dengan keterangan tersangka yang sudah mempraktikan dukun pengganda uang sejak tahun 2020.Apalagi Mbah Slamet mengaku lupa siapa saja korbannya.

"Tetap kita lakukan pengembangan kasus karena kejadian ini sejak tahun 2020, sing mateni ae (yang bunuh saja) lupa apalagi penyidiknya," tegas Ahmad Luthfi di Solo, Kamis (6/4/2023).

Pengembangan yang dilakukan polisi supaya jangan sampai ada jenazah lain yang tidak terungkap.

Lantaran bisa saja tersangka memilih menyembunyikan korban lainnya lalu bungkam terhadap keteranganya.

Maka, penyidik diwanti-wanti Kapolda untuk kreatif mengulik kasus tersebut.

"Penyidik kita harus aktif supaya kasus ini tuntas terungkap," jelasnya.

Sementara itu, melansir TribunJateng.com, Mbah Slamet mengaku menyesal dengan perbuatannya menghilangkan nyawa korban-korbannya.

Pria berusia 45 tahun mengaku ingin bertobat.

Baca Juga: Mbah Slamet Selama Ini Hidup dengan Selingkuhannya, 25 Tahun Menikah Sang Istri Tak Pernah Tahu Suaminya Jadi Dukun Pengganda Uang Sambil Membunuh

"Saya menyesal dan saya ingin bertobat," ujarnya, Selasa (4/4/2023), dikutip dari Tribun Jateng.

Mbah Slamet diketahui membunuh korbannya menggunakan racun. Korban tak mengetahui bahwa minuman dari Mbah Slamet diberi racun.

Lima menit usai menenggak minuman itu, korban meninggal. Setelah memastikan korban tewas, tersangka lantas mengubur jenazah korban.

"Kalau belum mati enggak berani ngubur," ucapnya.

Mbah Slamet mengaku melakukan aksinya seorang diri.

Dia mengeksekusi korban di kebun miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Di sana,Mbah Slamet bermodus menjalankan ritual supaya penggandaan uang berhasil. Maka, dia turut mengajak korban.

"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," ungkapnya.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, tersangka dan korban menuju tempat ritual menggunakan kendaraan.

"Dari rumah biasanya pakai kendaraan atau menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang sehingga korban mau," tuturnya, Selasa.

Begitu korban tewas, Mbah Slamet baru menggali tanah untuk mengubur korban.

Baca Juga: Ayah dan Ibunya Jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet, Rani Akui Sudah Hilang Kontak dengan Orangtuanya Sejak 2021

"Pada saat datang, lubang belum disiapkan. Ketika korban sudah meninggal baru digali," jelasnya.

Kapolda Jateng terima 17 laporan orang hilang

Melansir Kompas.com, Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, mengatakan, hingga kini menerima 17 laporan diduga korban kasus pembunuhan yang melibatkaMbah Slamet.

Belasan laporan ini, diduga korban ini dilaporkan oleh keluarga dan kerabat ke posko aduan yang dibuka di seluruh Kepolisian Resor (Polres) atau Kepolisian Resor Kota (Polresta) di Jawa Tengah.

"Jadi poskonya itu sudah kita bikin terkait kasus dukun pengganda uang. Masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya bisa melapor," kata Kapolda, saat di Polresta Solo, pada Kamis (6/3/2023).

Lebih lanjut Ahmad Luthfi mengatakan laporan tersebut kemudian dipusatkan ke Banjarnegara, Jawa Tengah.

Pelaporan ini, juga melampirkan alat bukti dan tes DNA.

"Kita perlu cocokan datanya apakah jenazah itu matching dengan yang dilaporkan dari keluarga-keluarga. Yang hilang bisa juga hilangnya itu bukan karena dukun Slamet. Makanya kita perlukan tes antara primer dan sekunder data yang akan diolah oleh dokter," ucapnya.

Kemudian, proses hukum dari kasus ini, Dukun Slamet dan asistennya Budi Santoso, menjalani tes untuk mengetahui apakah pelaku mengidap kelainan jiwa.

"Kami juga membawa kedua tersangka ke psikiater untuk mengetahui kejiwaan mereka. Karena mereka membunuh banyak korban sampai lupa jumlahmya," tandasnya.

Kapolda Jateng sebagai antisipasi adanya kasus serupa. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak percaya adanya janji penggadaan uang.

Sementara itu, hingga Kamis (6/4/2023), korban tewas dukun pengganda uang menjadi 12 korban, dengan 3 jenazah yang sudah teridentifikasi.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber TribunJateng.com, TribunMuria.com