Pesan Suara Korban Mbah Slamet Terbongkar, Paryanto Sempat Kirim Lokasi pada Sang Anak Sebelum Terbunuh: Tolong Jemput Saya

Jumat, 07 April 2023 | 19:13
KOMPAS,com/FADLAN MUKHTAR ZAIN

Tersangka Tohari (45) alias Mbah Slamet di lokasi penemuan mayat di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2023) sore.

GridHot.ID - Kasus pembunuhan berantai Mbah Slamet tengah membuat geger masyarakat, khususnya Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sejak posko pengaduan orang hilang dibuka dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Polda Jawa Tengah telah menerima laporan dari masyarakat.

Polisi pun akan segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan mencocokan ciri atau tes DNA untuk memastikan apakah korban dukun Tohari atau Mbah Slamet merupakan keluarga yang dilaporkan hilang tersebut atau bukan.

Laporan orang hilang ini diterima petugas di posko pengaduan orang hilang yang dibuka di Polres Banjarnegara dan Polda Jateng sejak Rabu (5/4/2023) kemarin.

Dikutip dari Tribunjateng.com, hingga saat ini polisi sudah menemukan 12 jenazah korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.

Para korban ditemukan terkubur di dalam hutan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Ada pesan suara korban terakhir Mbah Slamet yang akhirnya terungkap setelah tabir kejahatan sang dukun jagal terungkap.

Korban terakhir Mbah Slamet Dukun Pembunuh Berantai itu akhirnya menguak kekejian sang dukun pengganda uang.

Menurut anak korban, sebelum dibunuh Mbah Slamet Dukun Jagal, ayahnya sempat memberi peringatan.

Tak hanya peringatan saja, tetapi ada pesan suara yang memilukan menyampaikan bahwa sang ayah tengah merasa ngeri.

Sebelum dibunuh pada Kamis (23/3/2023), korban terakhir Mbah Slamet bernama Paryanto ternyata sempat mengirim rekaman suara, pesan teks hingga lokasi terakhirnya.

Baca Juga: Mbah Slamet Selama Ini Hidup dengan Selingkuhannya, 25 Tahun Menikah Sang Istri Tak Pernah Tahu Suaminya Jadi Dukun Pengganda Uang Sambil Membunuh

Berkat pesan tersebut, kejahatan pelaku akhirnya terungkap yang berujung pada penemuan total 12 jasad korban pembunuhan.

Paryanto sempat berpamitan pada keluarga hendak ke Banjarnegara untuk menemui Mbah Slamet.

Menurut kabar, Paryanto dijanjikan hendak diberi hasil penggandaan uang yang sebelumnya sempat diberikan oleh pelaku.

Namun Paryanto rupanya mencium gelagat mencurigakan hingga akhirnya mengirim pesan suara pada anaknya.

Pesan suara itu ditayangkan seperti dikutip TribunJatim.com dari YouTube KompasTV .

Pesan terakhir tersebut berisi Paryanto yang ingin waspada agar dirinya tak lebih jauh ditipu.

"Ini kan ayah penginnya waspada saja. Ya dia sih pernah kasih ayah seratus lebih," bunyi rekaman suara Paryanto untuk anaknya dikutip dari kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (5/4/2023).

"Cuma ini buat waspada saja, takutnya ya namanya ayah kan enggak punya teman, enggak punya asisten, enggak punya ajudan, enggak punya rekan-rekan, orang yang ayah percaya lagi," bunyi suara di rekaman.

Paryanto mengungkap dirinya kala itu merasa ngeri.

Seolah sudah mendapat firasat buruk, Paryanto mengaku merasa ngeri.

"Pokoknya ayah agak sedikit ngeri gitu loh," tandasnya.

Baca Juga: Ayah dan Ibunya Jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet, Rani Akui Sudah Hilang Kontak dengan Orangtuanya Sejak 2021

(Kompas TV)
(Kompas TV)

Paryanto korban terakhir Mbah Slamet

Bahkan dalam pesan teks yang dikirim, Paryanto menyinggung mengenai umur pendek dan meminta keluarganya untuk mencari jika tak juga kembali hingga Minggu (28/3/2023).

Fakta ini dikonfirmasi oleh Heri Purnama Tanjung kuasa hukum keluarga korban yang mengatakan Paryanto sempat meminta pertolongan pada keluarganya.

"Sebelum dibunuh itu ada pesan 'Tolong jemput saya, saya sudah tidak berdaya', itu pada Rabu malam," ujar Heri.

"Dan dibunuhnya itu hari Kamis malam."

Ditemui di kesempatan berbeda, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto membeberkan isi detail pesan teks korban.

Pada anaknya, Paryanto ternyata sempat mengirimkan share location lewat Whatsapp hingga kemudian tak bisa dihubungi lagi.

"Korban pada hari Rabu 22 Maret 2023 sempat menghubungi anaknya yang berisi memberitahukan posisi keberadaan korban dengan mengirimkan Share lokasi saat itu di Desa Balun Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara," ungkap Hendri dikutip TribunJabar.com, Selasa (4/4/2023).

"Selain itu juga sempat mengirimkan pesan whatsapp yang isinya 'Takut ayah mati ini Share Los Pak Slamet' dan pesan berisi 'Ini di rumah Slamet. Btw jaga-jaga kalau umur ayah pendek'."

"Sejak hari Kamis 23 Maret 2023, korban sudah tidak dapat dihubungi dan keluarga tidak mengetahui keberadaan korban," tandasnya.

Dalam voice note, korban juga mengaku takut setelah mengalami kejadian di hutan.

Baca Juga: Mbah Slamet Selama Ini Hidup dengan Selingkuhannya, 25 Tahun Menikah Sang Istri Tak Pernah Tahu Suaminya Jadi Dukun Pengganda Uang Sambil Membunuh

Paryanto merasa aneh dan janggal setelah menenggak minuman dalam botol yang diberi Mbah Slamet.

"Apalagi tadi di hutan ayah gak sadar, ayah ngantuk mulu abis minum P****i S***t, tidur lagi tidur lagi, sampai ayah lagi bersila nih sambil nunggu eh kepalanya langsung tidur di bawah, kan aneh," kata Paryanto.

Korban mengaku seperti orang mabuk setelah menenggak minuman tersebut.

Paryanto kemudian tidak bisa lagi dihubungi pada keesokan harinya.

Sang anak kemudian melapor ke polisi dan aparat kemudian mendatangi rumah Mbah Slamet.

Diketahui laporan hilangnya Paryanto ini menjadi awal mula pengungkapan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.

Hingga kini, jumlah korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang di Banjarnegara, Mbah Slamet, berjumlah 12 orang.

Identitas 6 dari 12 korban pembunuhan telah terungkap setelah ada laporan dari sejumlah warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya.

(*)

Tag

Editor : Septia Gendis

Sumber Tribunjateng.com, TribunJatim