Gridhot.ID - Mbah Slamet atau Slamet Tohari sang dukun pengganda uang asal Banjarnegara kini menghadapi akhir nasibnya usai ditangkap akibat aksi brutalnya.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Mbah Slamet dilaporkan membunuh para korban yang awalnya ingin menggandakan uang ke dirinya.
Selain mengeksekusi mati, Mbah Slamet juga mengubur para korbannya di pekarangan belakang rumah.
Sejauh ini polisi menemukan 12 jenazah korban kebrutalan Mbah Slamet.
Bahkan diduga masih ada korban lainnya karena Mbah Slamet sudah melakukan aksinya sejak tahun 2020 dan mengaku lupa siapa saja yang sudah menjadi korbannya.
Salah satu keluarga korban langsung sedih saat mengetahui adanya barang yang masih menempel di tubuh jenazahyang dia kenali.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, mata Yusuf Edi Gunawan (64) berkaca-kaca saat menceritakan temuan jam tangan milik adiknya, Theresia Dewi (47) pada jenazah diduga korban dukun pengganda uang di Banjarnegara, Slamet Tohari atau Mbah Slamet.
Apalagi keberadaan sang adik, Theresia Dewi dan keponakannya, Okta Ali Abrianto (31) sudah lama tidak diketahui sejak November 2021. Terakhir, mereka sempat berpamitan untuk pergi ke Banjarnegara.
Yusuf meyakini adik dan keponakannya menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet.
"(Keyakinan) Ya, karena barang buktinya sudah identik. Meski hanya tinggal tulang-belulang, sudah identik. Saya lihat jamnya adik saya," kata dia saat ditemui di rumahnya, Desa Bulurejo, Mertoyudan, Magelang, Sabtu (8/4/2023).
Menurutnya, petugas di Banjarnegara telah mengambil sampel DNA keluarga dan kerabat dekat Theresia untuk memastikan identitas jenazah.
Hilang sejak 2021
Yusuf mengatakan Theresia adalah seorang kontraktor, begitu juga dengan keponakannya.
Theresia dan sang anak bernama Okta mulanya dinyatakan hilang sejak November 2021.
Keduanya pamit ke keluarga untuk pergi ke Salatiga pada pertengahan 2021.
"Mereka di Salatiga sekitar seminggu, terus salah satu menantunya telepon sya kalau ibunya enggak pulang seminggu. Saya minta dia untuk menunggu seminggu lagi," tutur Yusuf.
Berada di Banjarnegara
Terakhir, Theresia dan Okta diketahui di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Okta sempat berpamitan pada adik tirinya yang bernama Claudy bahwa mereka akan melanjutkan pekerjaan ke Banjarnegara seusai dari Salatiga.
Yusuf menyebutkan, Theresia dan Okta berangkat ke Banjarnegara menaiki mobil Honda Mobilio.
Okta, kata dia, mengenakan jaket beratribut ormas.
Namun sayangnya, mereka tak lagi bisa dihubungi semenjak berpamitan. Adik dan keponakannya seolah lenyap ditelan bumi.
Pantau informasi
Yusuf yang masih menanti hasil tes DNA mengatakan terus memantau informasi mengenai korban pembunuhan Mbah Slamet.
"Kami terus memantau jika ada nama Theresia Dewi dan Okta dalam daftar nama korban Mbah Slamet," ucap Yusuf.
Adapun jumlah korban dukun pengganda uang di Banjarnegara tersebut telah mencapai 12 orang. Para korban dikubur di kebun Slamet di Desa Balun.
(*)