Gerhana Matahari Bukan Pertanda Masuknya Bulan Syawal, BRIN Beri Penjelasan Gamblang: Belum Memenuhi

Kamis, 20 April 2023 | 11:42
BMKG

Gerhana Matahari yang terjadi pada Kamis, 20 April 2023.

Gridhot.ID - Masyarakat Indonesia menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari hibrida yang terjadi pada Kamis, 20 April 2023.

Dikutip Gridhot dari Bangka POS, gerhana matahari hibrida merupakan perpaduan dari gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.

Gerhana ini dimulai dari terjadinya Gerhana Matahari Cincin berubah menjadi Gerhana Matahari Total, kemudian kembali menjadi Gerhana Matahari Cincin dalam waktu singkat.

Di sosial media sedang viral sebuah postingan yang menyebutkan bahwa gerhana yang terjadi ini merupakan tanda masuknya bulan syawal.

Namun benarkan demikian?

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, gerhana Matahari bukan penanda masuknya awal bulan Syawal.

"Melainkan hanya penanda masuknya fase bulan baru atau konjungsi," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/4/2023).

Ia menjelaskan, untuk menentukan 1 Syawal harus menunggu hasil pengamatan atau rukyat atau observasi hilal pada Kamis (20/4/2023) petang.

Selanjutnya, tinggal menunggu keputusannya dalam sidang isbat.

"Akan tetapi, Muhammadiyah sendiri sudah menetapkan 1 Syawal akan jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023," jelas Andi.

Pihaknya memperkirakan, akan terjadi perbedaan waktu 1 Syawal.

Baca Juga: 5 Weton Ini Konon Paling Beruntung Kalau Urusan Jodoh, Hidupnya Bakal Harmonis dan Penuh Cinta Bersama Pasangan

Andi mengatakan, saat rukyat hilal dilakukan, ketinggian hilal di Indonesia bervariasi antara 1-2 derajat dengan elongasi bervariasi antara 2-3 derajat.

"Sehingga belum memenuhi kriteria MABIMS terbaru, sehingga hilal sulit akan terlihat. Mungkin akan ada perbedaan, namun kita lihat dan kita tunggu sidang isbatnya," tandasnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, bangka pos