Gridhot.ID - Aksi teror KKB Papua makin meresahkan. Kejahatannya tidak hanya dengan menembaki warga sipil, namun juga aparat.
Selain itu, KKB Papua kerap menyebarkan narasi yang berisi pemberitaan bohong alias hoaks.
Diantaranya seperti menyebar foto-foto senjata, amunisi serta sosok yang diklaim jadi korban pembunuhan KKB Papua.
Terbaru, KKB Papua mengklaim telah menembak mati 16 prajurit TNI di Kabupaten Nduga pada 25 Maret 2023.
TNI melalui Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono menyatakan, klaim KKB Papua tidak benar alias hoaks.
Ketegasan itu disampaikan Kapuspen TNI melalui pers rilis yang diterima Tribun-Papua.com, Kamis (4/5/2023).
"Kita ketahui bersama, KKB sering menyebar informasi hoaks. Kali ini kembali menyebar foto-foto senjata, amunisi serta seseorang yang menjadi korban KKB yang diklaim hasil penyerangan terhadap prajurit TNI," ujarnya.
"KKB klaim korban adalah aksi penyerangan kepada Prajurit TNI AD Satgas Yonif R 321/GT di Dstrik Mugi, Kabupaten Nduga (15/4/2023) beberapa waktu lalu," lanjutnya.
Julius menuturkan, berdasarkan data, jumlah prajurit TNI yang gugur adalah 5 orang, berbeda jauh dengan jumlah 16 yang diklaim KKB Papua.
"Namun sesuai data kami yang meninggal 5 orang dari Satgas Yonif R 321/DY. Dari sisi ini saja sudah hoaks. Untuk itu, agar tidak terjadi kesimpang siuran, maka kita perlu identifikasi terlebih dahulu agar bisa dipastikan itu benar atau tidak," ungkap Julius.
Menyikapi kondisi itu, kata Julius, penegakan hukum oleh tim gabungan TNI-Polri terus dilakukan.
"Sehingga pemberitaan yang dilakukan oleh gerombolan KKB itu dapat diperoleh kepastian dan semua klaim dari KST kelompok Egianus Kogoya perlu dipertanggungjawabkan."
"Kami harap kepada semua pihak, untuk tidak selalu mempercayai narasi pemberitaan yang disampaikan oleh gerombolan KKB dan simpatisannya, karena pola-pola teroris memang seperti itu," tandasnya.
Diketahui, lima prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) gugur ditembak KKB Papua di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).
Penyerangan itu terjadi saat 36 prajurit dari Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad melakukan operasi pencarian pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Marthen.
Akibat penyerangan itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status siaga tempur di wilayah Nduga.
Panglima TNI juga memastikan bahwa prajurit yang luka dalam keadaan selamat.
Hal itu diketahui setelah dirinya dan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjenguk para prajurit itu di Timika, Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).
"Kondisi mereka sehat semua. Karena masih bisa lihat saya tuh tadi langsung bilang 'selamat siang, Panglima'. Berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak KSAD," kata Yudo dalam siaran pers Puspen TNI, Selasa.
"Juga malah ada yang bilang 'komando!' Itu artinya mereka masih sadar, mudah-mudahan ini mereka bisa sehat kembali dan pulih dari luka," ujar Yudo.
Para prajurit itu, kata Yudo, tidak semuanya menderita luka tembak, melainkan juga luka akibat jatuh terpeleset karena medannya miring.
(*)