Rusia Berhasil 'Hancurkan' Sistem HIMARS, Senjata Paling Ditakuti di Pertempuran Ukraina, AS Jadi yang Paling Ketar-ketir

Sabtu, 06 Mei 2023 | 19:25
abaca/picture alliance

Ilustrasi sistem senjata HIMARS milik AS

Gridhot.ID - Ukraina beberapa waktu lalu telah diperkuat dengan senjata HIMARS dari Amerika Serikat.

Ukraina pun sempat menyerbu beberapa wilayah yang diduduki Rusia menggunakan persenjataan tersebut.

Namun baru-baru ini Rusia diketahui lebih brutal dalam melakukan serangan balik.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Kali ini, Ukraina dibuat babak belur lantaran dihantam sistem pertahanan udara Moskow.

Dalam serangan kali ini dikabarkan 8 benteng pasukan Ukraina hancur, termasuk beberapa senjata dari NATO.

Hal tersebut disampaikan oleh kepala pusat komando Rusia yakni Alexander Savchuk.

Ia mengatakan kelompok penerbangan Rusia kembali meraih kemenangan di medan perang.

Pasalnya mereka berhasil menyerang delapan benteng pasukan Ukraina.

Adapun delapan benteng pertahanan iut berada di Krasno Limansky.

Serangan tersebut mengakibatkan ledakan yang dasyat.

Tak heran, serangan itu berhasil menghancurkan roket tiper HIMARS dan pesawat tak berawak Ukraina.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bermuka Masam Saat Tinjau Jalan Rujak di Lampung, Bumper Mobil Sempat Tersangkut di Aspal

Memang, dikutip Gridhot dari Kompas TV, Rusia dilaporkan telah menggagalkan sistem roket buatan Amerika Serikat (AS) HIMARS di Ukraina lebih sering dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka dilaporkan menggunakan pemblokir elektonik untuk membuang sistem penargetan yang dipandu GPS.

Hal tersebut kemudian menyebabkan roket meleset dari target mereka.

Militer Ukraina, dengan bantuan AS telah membuat sejumlah solusi berbeda katena terus menggunakan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), yang mungkin merupakan senjata paling ditakuti dalam pertempuran di Ukraina.

Sistem roket jarak menengah dielu-elukan sebagai pengubah permainan dalam konflik, dan telah memainkan peran kunci sejak tiba di Ukraina musim panas lalu.

Digital
Sgt. Jacob Harrer

An M142 high-mobility artillery rocket system (HIMARS) prepares to fire during a dry-fire drill by U.S. Marines at Forward Operating Base Edinburgh, Afghanistan, Feb. 26, 2012. The truck and launcher comprise the High Mobility Artillery Rocket System. The HIMARS allows Marines to support fire missio

Hal itu ternasuk dalam serangan balasan tahun lalu yang memungkinkan Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah dari Rusia.

Namun dikutip dari CNN, dalam beberapa bulan terakhir, sistem telah dibuat semakin efektif oleh pemblokiran intensif Rusia.

Hal itu memaksa pejabat AS dan Ukraina untuk menemukan cara mengubah perangkat lunak HIMARS untuk melawan gangguan Rusia yang terus berkembang.

Pejabat Pentagon mengatakan untuk menemukan tindakan balasan atas gangguan tersebut adalah seperti permainan kucing dan tikus terus-menerus.

Karena setelah itu hanya kembali untuk membuat Rusia menangkal tindakan balasan itu.

Dengan serangan balasan besar Ukraina yang diperkirakan akan segera dimulai, dan ketergantungan Ukraina pada HIMARS, membuat solusi atas masalah itu menjadi prioritas sehingga pasukan Ukraina dapat membuat kemajuan yang signifikan.

Baca Juga: Sahrul Gunawan Akan Menikah Hari Ini dengan Dine Mutiara, Wakil Bupati Bandung Akui Calon Istrinya Teman Curhat yang Baik

Hingga saat ini, Ukraina telah menerima 18 HIMARS Amerika, dan AS berkomitmen untuk mengirim 20 lagi.

Menurut Kementerian Luar Negeri AS, NATO siap mengirimkan 10 Sistem Peluncur Roket Ganda.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber tribunnews, Kompas TV