Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Santriwati alami trauma karena kebejatan pimpinan pondok pesantren yang melakukan rudapaksa.
Pimpinan ponpes ajakan santriwati bersetubuh dengan iming-iming masuk surga.
Santriwati yang terus menerus disetubuhi pimpinan ponpes kini mengalami trauma berat dan langsung melaporkan ke orangtuanya.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnewsmaker, 8 Mei 2023, orangtua yang mendengar cerita anaknya tak terima, kini langsung melaporkan ke pihak berwajib.
Lantas bagaimana nasib korban dan seperti apa kondisi pelaku?
Seorang oknum pimpinan pondok pesantren (ponpes) berinisial LM (40) di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat diduga memperkosa sejumlah santriwatinya.
Tindakan tersebut dilakukan dengan iming-iming bisa membuat korban masuk surga.
Kasat Reskrim Polres Lombok Timur, AKP Hilmi Manosson Prayogo menjelaskan LM telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Lombok Timur.
"Modus tersangka ini meyakinkan korban anak, bahwa hubungan mereka telah direstui oleh nabi kemudian korban termakan bujuk rayu tersangka sehingga terjadilah pemerkosaan tersebut," terang Hilmi pada Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).
Sejak 2022
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 8 Mei 2023, menurut Hilmi, pemerkosaan tersebut diduga dialami oleh sejumlah santriwati. Namun sementara baru dua santriwati yang melaporkan peristiwa itu ke polisi.
"Sementara sudah ada dua orang yang melaporkan LM, dan kami juga membuka ruang bagi korban lainnya untuk segera melapor dan berani mengungkap kasus ini, kami dari kepolisian sangat membutuhkan informasi dan kesaksian dari para korban agar kita bisa membuat terang benderang perkara ini," tekannya.
Salah satu pelapor adalah NN (17). Berdasarkan keterangan NN, pemerkosaan yang dilakukan LM terjadi sejak tahun 2022 hingga Maret 2023.
Kasus tersebut terungkap karena korban NN merasa tertekan dan sudah tidak sanggup melayani tersangka.
NN memutuskan untuk menceritakan pada orangtuanya. Tak terima, orangtua NN melaporkan LM pada aparat kepolisian.
Korban trauma
Sementara itu para korban masih dalam penanganan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana ( P3AKB) Lombok Timur.
Londisi mereka masih tertekan dan trauma sehingga membutuhkan penanganan serius dengan pendampingan psikolog anak.
Kepala Dinas DP3AKB Lombok Timur, H Ahmat mengatakan bahwa saat ini pihaknya tetap berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur dan Dinas Sosial.
"Kasus ini memang tengah kita tangani dan kami berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelamatkan psikis korban anak anak kita ini, agar mereka tidak semakin trauma, sementara ini mereka dibawah pengawasan kami," katanya.
(*)