Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Pangdam XVII/Cenderawasih, Muhammad Saleh Mustafa mengatakan, TNI akan segera merebut kembali senjata-senjata dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
Senjata-senjata itu akan direbut kembali setelah dirampas oleh KKB Papua dalam insiden yang menewaskan lima prajurit TNI di Distrik Mugi-Mam, Sabtu 15 April 2023 lalu.
Insiden di Distrik Mugi Mam itu memang sangat mengerikan.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 10 Mei 2023, pasalnya, KKB Papua di Kabupaten Nduga memperalat ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerang prajurit TNI.
Dalam serangan mendadak itu, prajurit TNI sempat bingung. Soalnya, ketika hendak melakukan serangan balik, yang dihadapi adalah ibu-ibu dan anak-anak.
Sementara jika tidak diserang, prajurit TNI itu menjadi korban atas serangan yang dilakukan secara membabibuta kelompok separatis teroris (KST) tersebut.
Dalam kondisi seperti inilah, lima prajurit TNI gugur di medan laga.
Prajurit TNI itu tewas karena ditembak oleh KKB Papua yang menyelinap di antara ibu-ibu dan anak-anak.
Dalam kasus tersebut, tak hanya lima prajurit TNI yang gugur di medan laga. Sejumlah senjata api milik TNI pun berhasil dirampas oleh KKB Papua.
Baca Juga: Kelebihan Khodam Ular, Perlindungan Tingkat Tinggi Sampai Hilangkan Depresi
Alhasi, penyerangan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan itu menyisakan duka yang amat mendalam bagi TNI.
"Ada sembilan pucuk senjata. Sementara lima itu korbannya, mungkin ada senjata yang tertinggal (ketika pasukan larii," ujar Saleh Mustafa di Jayapura, Selasa 9 Mei 2023.
Lantaran senjata milik TNI itu dirampas oleh KKB Papua, Pangdam Muhammad Saleh Mustafa pun menegaskan, bahwa pihaknya berupaya untuk merebut kembali senjata-senjata tersebut.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 11 Mei 2023, dikatakannya, seluruh personel diterjunkan dalam kondisi siap tempur.
Para prajurit itu diyakini bisa mengambil kembali senjata-senjata api dari tangan KKB Papua.
"Memang itu betul dan kita sedang melakukan upaya.
Kalau namanya bersenjata maka kita tangani dengan taktik dan teknik bersenjata. Jadi senjata lawan senjata.
Kita berupaya mengambil kembali senjata-senjata itu," tuturnya.
Untuk diketahui, Egianus Kogoya dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada hari Jumat 7 Februari 2023 pagi.
Baca Juga: Menpan-RB dan BKN Ambil Langkah Serius untuk Mengatasi Fenomena Peserta PPPK yang Gugur Massal
Tak hanya membakar habis pesawat Susi Air milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, tetapi Egianus Kogoya juga menyandera pilot, Phillips Mark Merthens (37).
Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu hingga kini belum dibebaskan oleh kelompok Egianus Kogoya.
Bahkan untuk menemukannya pun sunggul sulit.
Pasalnya pilot berkebangsaan Australia itu selalu dibawa ke mana pun Egianus Kogoya bergerak.
Akibatnya, sampai sekarang keberadaan pilot itu sulit terdeteksi.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, dalam kasus penyanderaan itu, Egianus Kogoya sempat meminta tebusan berupa uang dan senjata api.
Namun permintaan itu tak direspon sampai sekarang. Kemudian Egianus Kogoya juga sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, pada akhir Februari 2023.
Di daerah ini, Egianus diduga membunuh anak seorang anak kepala kampung yang masih berusia 6 hingga 8 tahun.
Pasalnya, ayah korban tidak mau memberi bahan makanan yang diminta oleh Egianus.
Pada 15 April 2023, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya menyerang pasukan TNI di Distrik Mugi. Dalam peristiwa itu, lima prajurit gugur dan beberapa lainnya terluka.
Sejumlah senjata api pun dirampas oleh KKB Papua. Atas perampasan senjata itu, Pangdam XVII/Cenderawasih pun kini berupaya merebutnya kembali dari tangan KKB Papua.
(*)