Husen Akan Jalani Tes Kejiwaan, Pelaku Mengaku Sewa PSK usai Bunuh dan Mutilasi Bos Galon di Semarang: Senang-senang

Kamis, 11 Mei 2023 | 19:00
KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah

Tersangka pembunuhan bos toko air minum di Semarang menghadiri konferensi pers di Polrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023).

GridHot.ID - Bos galon di Semarang, Irwan Hutagulung, menjadi korban pembunuhan yang dilakukan karyawannya sendiri, Husen.

Husen membuhuh korban menggunakan linggis.

Setelahnya, Husen melakukan mutilasi terhadap tubuh korban menjadi empat bagian menggunakan piasu dapur.

Ketika dimutilasi, Husen mengaku bosnya itu masih bernapas karena masih terdengar suara ngorok atau suara terengah-engah.

Husen kemudian mengecor tubuh korban.

Atas perbuatannya itu, Husen dijerat pasal KUHP 340 tentang Pembunuhan Berencana, dengan ancaman 20 tahun penjara.

Polisi masih menetapkan Husen sebagai pelaku tunggal dalam pembunuhan korban Irwan Hutagalung, pemilik toko air minum isi ulang.

"Hasil penyelidikan mengerucut pada pelaku. Nah sekarang kita sudah hadirkan pelaku di sini, atas nama Muhammad Husen, ini adalah pelaku tunggal," kata apolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat konferensi pers di markasnya, Rabu (10/5/2023).

Melansir TribunJateng.com, Husen akan menjalani tes kejiwaan.

"Nanti akan kami lengkapi dengan tes kejiwaan," tutur Irwan merespons pertanyaan wartawan saat konferensi pers di markasnya.

Diketahui, setelah melakukan pengejaran, polisi berhasil menangkap Husen dan menetapkannya sebagai tersangka, Rabu (10/5/2023)

Sebelumnya, ketika ditanya mengenai alasannya melarikan diri setelah membunuh bosnya tersebut, Husen mengaku dirinya kabur untuk mempersulit pekerjaan polisi.

Baca Juga: Bos Galon Irwan Hutagalung Masih Bernapas Langsung Digorok, Husen Ceritakan Detik-detik Mutilasi Atasannya Hidup-hidup: Kayak Ngorok

"Kalau saya langsung menyerahkan diri ke polisi, keenakan pihak kepolisian. Makanya saya melarikan diri," ungkapnya.

Husen pun mengaku puas setelah membunuh bosnya karena merasa dendamnya sudah terlampiaskan.

"Enggak nyesal. Saya puas karena dendam saya sudah terlampiaskan," katanya.

Husen Habiskan Uang Bosnya untuk Senang-senang

Diketahui bahwa setelah membunuh Irawan, Husen mengambil uang daridompet bosnya tersebut senilai Rp7 juta.

Husen menggunakan uang bosnya untuk senang-senang, salah satunya dengan menyewa perempuan pekerja seks komersial (PSK).

"Ya uang saya ambil untuk makan, jajan, rokok, dan happy-happy," ujar Husen, dikutip dari TribunJateng.com, Rabu (10/5/2023).

"Nyari cewek di Michat ketemu di Banjarsari (Tembalang, Semarang)," imbuhnya.

Husen mengaku melakukan hal tersebut untuk mengurangi beban pikirannya.

"Biar mengurangi beban pikiran, buat senang-senang," tambah Husen.

Selain menggondol sejumlah uang, Husen juga membawa kabur motor milik bosnya itu ketika melarikan diri.

Baca Juga: Usai Mutilasi Hidup-hidup Bos Galon di Semarang, Muhammad Husen Tak Menyesal Sedikitpun dan Puas Telah Mengecor Mayat Korban dengan Semen

"Saya pulang bawa motor milik korban," ujarnya.

Husenmelarikan diri ke Banjarnegara, tepatnya di rumah temannya bernama Feri pada Sabtu (6/5/2023) sekira pukul 20.00 WIB tanpa sepengetahuan temannya bahwa dirinya telah membunuh seseorang.

"Saya ngumpet di rumah Feri ditangkap polisi di tempat itu. Saya tidak melakukan perlawanan apapun ke polisi," ujarnya.

Alasan Membunuh

Husen mengaku alasan ia membunuh bosnya itu lantaran sakit hati karena sering dimaki dan dipukuli oleh korban usaimelakukan kesalahan kecil seperti salah pesanan jumlah galon maupun ada kerusakan pada mesin galon.

"Ya namanya kerja baru satu bulan kan ada kesalahan kecil, tapi bos selalu ringan tangan, saya sering dipukuli," katanya.

Husen mengaku dipukuli dengan tangan kosong di bagian mata, pelipis, dan dada.

Pemukulan itu, kata Husen, sering dilakukan setelah dua minggu bekerja di tempat korban.

"Alasan itu saya bunuh, rencana bunuh sejak Senin atau empat hari sebelum saya eksekusi," jelasnya.

Husen sebelumnya diketahui bekerja di Warmindo dan baru bekerja di tempat korban satu bulan atau mulai dari awal Ramadan.

Ia bisa bekerja di tempat korban karena mengaku saat di Warmindo sudah mengenal korban yang biasa suplai galon dan gas.

Baca Juga: Bos Depot Isi Ulang di Semarang Dimutilasi dalam Keadaan Hidup-hidup, Polisi Bongkar Kronologi Keji Sebelum Korban Dicor Semen

"Saya keluar kerjaan Warmindo, lalu masuk ke usaha korban. Namun, saya kecewa orang yang saya kira baik ternyata seperti itu," ungkapnya.

Husen menyebut, hendak kabur dari tempat kerja korban juga susah karena KTP ditahan.

"Korban sempat pula mengancam bila saya keluar dari kerjaan saya yang dihabisi, saya mau dibunuh," ujarnya. (*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, Tribunjateng.com