Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kerap melakukan aksi teror terhadap aparat keamanan dan warga sipil.
Banyak korban jiwa yang jatuh dari pihak keamanan maupun masyarakat sipil akibat aksi kekerasan yang dilakukan KKB Papua.
Aksi kekerasan KKB Papua tersebut dilakukan agar Papua bisa lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunPapua, 19 Mei 2023, pemerintah Indonesia juga telah menetapkan KKB Papua sebagai kelompok separatis teroris.
Asal-usul KKB Papua
Sebelum lahir dengan sebutan KKB, kelompok ini dulunya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM).
OPM didirikan pada 1965 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang sebelumnya disebut Irian Jaya.
Mereka berniat untuk melepaskan diri dari Indonesia. OPM pun kerap menyuarakan tentang referendum supaya bisa merdeka dari NKRI.
Dalam memperjuangkan keinginan kelompok, mereka beberapa kali melakukan gerakan kriminal yang memakan korban jiwa.
Oleh sebab itu, pemerintah kemudian berinisiatif untuk membentuk Otonomi Khusus bagi Papua dengan anggaran yang besar.
Sayangnya, anggaran tersebut hanya digunakan oleh golongan elite saja, tidak sampai ke masyarakat luas.
Hal itu kemudian memicu terjadinya gerakan perlawanan masif dari OPM dengan melakukan berbagai tindakan kejahatan.
Salah satu aksi kriminal yang pernah dilakukan OPM adalah pada 1996, saat mereka menawan sejumlah orang Eropa dan Indonesia yang terdiri dari grup peneliti dan kamp hutan.
Dua sandera dari grup peneliti dibunuh, sementara yang lainnya dibebaskan. Karena aksinya, OPM kerap dicap sebagai organisasi kriminal.
Oleh karena itu, istilah OPM kemudian diganti menjadi KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata.
Apabila ada salah satu kelompok KKB Papua yang tertangkap, mereka akan langsung ditahan karena alasan kriminalitas.
Karena tujuan KKB adalah ingin melepaskan Papua dari NKRI, maka kelompok ini dianggap sebagai gerakan separatis, yang dapat mengancam keutuhan negara.
Area Rawan KKB dan Para Pemimpinnya
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 19 Mei 2023, menurut catatan, KKB kerap beraksi di Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
Terbaru, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut ada enam daerah yang rawan KKB.
Daerah yang masuk rawan KKB di Papua Tengah yakni di Puncak, Puncak Jaya, dan Intan Jaya.
Sementara di Papua Pegunungan, tiga daerah yang rawan KKB adalah Nduga, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang (perbatasan RI-Papua Nugini).
Ada sejumlah KKB yang tersebar di wilayah tersebut.
Namun, KKB pimpinan Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya dianggap sebagai yang paling berbahaya.
KKB pimpinan Lekagak Telenggen beraksi di daerah Puncak.
Lalu KKB pimpinan Egianus Kogoya sering menebar teror di Nduga.
Sementara menurut kabar terbaru, pimpinan KKB di wilayah Tembagapura-Intan Jaya yakni Jhony Botak dikabarkan tewas saat bentrok dengan KKB lain.
Baca Juga: 4 Weton yang Sangat Istimewa Karena Punya Karakteristik Serupa dengan Para Raja
Aksi Kekerasan KKB
Beberapa aksi kejahatan yang pernah dilakukan KKB Papua adalah melakukan penyerangan terhadap pekerja, pembacokan, penembakan, serta pembakaran rumah dan sekolah di beberapa wilayah.
KKB juga melakukan penyanderaan.
Korban KKB adalah aparat keamanan hingga warga sipil.
KKB Papua sulit diberantas karena medan di area pegunungan Papua yang sulit.
Selain itu, KKB kerap membaur dengan masyarakat sehingga menyulitkan aparat untuk mengambil tindakan.
(*)