Tidur Cuma Sekitar 4 Jam Perhari, TKW Karawang Nyesek Bukan Main Dijual ke Orang Suriah Seharga Rp180 Juta, Kontrak 4 Tahun Harus Rela Jadi Budak

Minggu, 04 Juni 2023 | 15:13
Arsip Surya Malang

TKW yang mengaku dijual ke Suriah sebagai budak

Gridhot.ID - Banyak kisah memilukan yang muncul dari para Tenaga Kerja Wanita atau Tenaga Kerja Indonesia.

Memang beberapa orang membagikan kisah sukses mereka sebagai seorang TKW atau TKI di negeri tetangga.

Namun banyak juga yang memiliki kisah memilukan selama berjuang mencari nafkah di negeri tetangga.

Dikutip Gridhot dari Gramedia Blog, TKW sendiri merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelatihan dan praktik.

TKI adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, dan sebagainya) dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu.

TKI wanita disebut dengan tenaga kerja wanita (TKW). Namun demikian, istilah TKI sering kali dikonotasikan dengan pekerja kasar.

Selain mengurangi angka pengangguran, TKI merupakan devisa yang cukup besar bagi negara.

Indonesia memperoleh devisa dari pengiriman tenaga kerja ke mancanegara lebih dari Rp 100 triliun setiap tahunnya.

Namun sayang, TKW asal Karawang ini harus mengalami nasib memilukan.

Dikutip Gridhot dari Surya Malang, Nasib TKW dijual jadi budak di Suriah seharga Rp 180 juta sungguh menyedihkan.

Melalui sebuah video singkat, TKW dijual jadi budak itu menderita sakit hingga menanggis dan minta dipulangkan ke kampung halaman.

Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan D3 Semua Jurusan, Pintu Ilmu Buka Kesempatan Emas di Posisi Ini, Simak Syarat dan Cara Mendaftarnya

Sosok TKW yang diduga menjadi korban perdagangan manusia itu bernama Dede Asiah (37) asal Karawang.

Dede awalnya hendak bekerja di Istanbul, Turki, namun dirinya malah dijual untuk menjadi budak di Suriah.

Hal ini Dede ceritakan dalam sebuah video pendek yang kini beredar di media sosial.

Video yang merekam pengakuan Dede itu diunggah akun Nicho Silalahi @Migran_TV_7777.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Dede Asiah dari Karawang, tolong saya, saya pengen pulang, perut saya sakit..," ungkapnya menangis di awal video.

Dalam tayangan berdurasi 2 menit itu, Dede menceritakan awal mula dirinya dijual sebagai budak.

Peristiwa itu bermula ketika dirinya menerima tawaran untuk bekerja sebagai PMI oleh perusahaan penyalur tenaga kerja.

Diiming-imingi gaji sebesar USD 600 per bulan, Dede pun tertarik dan menerima tawaran untuk bekerja di Turki.

"Jadi awal-awalnya saya diiming-imingin kerja di Turki gaji 600 Dollar, tapi setelah saya mendarat di Istanbul, saya dibuang ke Suriah," ujarnya sedih.

Terpaut jauh lebih dari 1.461,6 kilometer, perempuan kelahiran 20 Mei 1986 itu tidak dapat berbuat banyak.

Dede hanya mengikuti arahan perusahaan yang membawanya bekerja.

Baca Juga: Bank Soal PPPK 2023, Ini Kisi-kisi dan Contoh Soal P3K Formasi Pamong Belajar Ahli Pertama, Lengkap dengan Kunci Jawaban

Tak dinyana, dirinya justru dijual oleh perusahaan penyalur tenaga kerja sebesar USD 12.000 atau setara Rp 180 juta.

Sebagai budak yang sudah dibeli, Dede pun diwajibkan untuk mengabdi kepada seorang majikan selama empat tahun.

"Di Suriah saya dijual 12.000 Dollar empat tahun tanpa sepengetahuan saya. Saya tahunya darimana?"

"Saya tahunya dari majikan, karena majikan saya bilang 'kalau saya harus kerja di sini empat tahun karena saya ini mahal'," ungkap Dede.

"Saya ini 12.000 dollar, majikan udah ngeluarin uang 12.000 Dollar untuk ngebeli saya," bebernya.

Hari demi hari berganti bulan dan tahun, walau berat Dede menjaani pekerjaannya sebagai budak dengan rasa sabar.

Namun, kini dirinya mengaku tidak kuat lagi, alasannya perutnya kerap kali sakit pascaoperasi caesar.

"Karena pekerjaannya sangat berat, perut saya sakit karena saya baru saja lahiran caesar, saya pun dipulangkan ke kantor-saya diistirahatkan, seminggu-dua minggu, lalu saya dijual lagi," ujarnya menahan tangis.

"Lalu saya kembali lagi kerja, perut saya sakit lagi karena pekerjaannya emang sangat berat. tidur jam dua malem, bangun jam 6-jam 7 pagi," ungkap Dede sedih.

Lantaran tidak kuat menahan sakit, dirinya pun mengadukan nasib kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Republik Arab Suriah di Damaskus.

Namun, laporannya tidak kunjung ditindaklanjuti, dirinya mengaku masih belum bisa keluar dari tempat penampungannya saat ini.

Baca Juga: Inara Rusli Dibilang Centil saat Live TikTok, Istri Virgoun: Cuma Demi Bisa Dibaca Komentar Nyinyirnya

"Di sini juga saya udah coba untuk ngehubungin KBRI, tapi KBRI tidak ada tindakan, jadi saya bingung minta tolong ke siapa? lapor ke siapa?" ungkapnya menghapus air mata yang terus berlinang di pipi.

"Saya cuma ngeluh ke suami saya, tapi suami saya udah bolak-balik ke Polres (Karawang) minta bantuan sana-sini, udah ngehabisin uang buat nolongin saya, tapi belum ada pertolongan dari siapapun

"Tolong bantu saya, tolong bantu saya, saya pingin pulang," ujarnya memelas sembari terus menangis.

Bupati Karawang Turun Tangan

Menanggapi video viral tersebut, aparat kepolisian kini mendalami dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) pada kasus PMI asal Karawang yang mengaku dijual menjadi budak di Suriah.

"Kita masih mengumpulkan informasi, kita masih tunggu keterangan pihak keluarga dahulu, termasuk dari yang bersangkutan," kata Kasatreskrim Polres Karawang, AKP Arief Bastomy saat dikonfirmasi pada Kamis (30/3/2023).

Terkait ada tidaknya TPPO, kata AKP Arief Bastomy , pihaknya akam memintai keterangan dari beberapa pihak terkait, terutama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP2MI)

"Tapi nanti kita akan meminta keterangan dari beberapa pihak terkait, terutama BP2MInya. Kalau sekarang kita belum bisa kasih statment lebih jauh, karena belum utuh informasinya itu," katanya.

Sementara itu, Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana akan membantu memulangkan Dede Asiah.

Dia menyebut, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).

"Disnaker Karawang sudah komunikasi dengan sponsornya, dan sponsornya siap membantu kepulangan. Dengan koordinasi dengan Kemenlu dan Kemenaker," kata Cellica Nurrachadiana saat ditemui TribunBekasi.com saat pembagian takjil di Terminal Tanjung Pura, pada Selasa (28/3/2023).

Baca Juga: Cara Memiliki Khodam Nyi Roro Kidul: Mengenal, Memanggil, dan Merawatnya

Cellica Nurrachadiana menyebut, dari hasil penelusuran Disnakertrans Karawang. PMI itu berangkat keluar negeri secara non prosedural dengan memalsukan data nama dan alamat bersangkutan.

"Tapi tentuan kami telah berkoordinasi Kemenlu walaupun ini non prosedural kepalusiant tetap kami harus mengupayakan. Karena yang bersangkutan meminta bantuan kepada pemerintah daerah," beber dia.

Meski demikian, kata Cellica Nurrachadiana, biasanya proses pemulangannya agak sedikit lama dibandingkan proses pemulangan PMI yang berangkat sesuai prosedur.

Dia meminta Kepala Disnakertrans Karawang untuk langsung berhubungan dengan PMI tersebut.

Disnakertrans diminta untuk menggali data sebenarnya, seperti tinggal dan identitasnya agar mempermudah proses pemulangan.

"Sekali lagi kami tetap bantu walaupun ini sebenarnya ilegal ya. Jadi ini bukan kasus satu kali dua kali. Dulu ada kasus sama di Saudi Arabia kami pulangkan. Tapi biasanya kalau non prosedural lebih lama dibandingkan yang prosedural, tapi tetap bantu karena ini warga kami," ungkapnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Surya Malang, Gramedia Blog