GridHot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Penyanyi legendaris ini meninggal dunia di negeri orang.
Meski telah meninggal, namanya masih besar hingga sekarang berkat karya-karyanya yang berkarakter kuat.
Melansir tribun-timur.com, ia berkarya selama lebih kurang 30 tahun dan sohor di kalangan masyarakat Asia.
Teresa Teng meninggal dunia akibat serangan asma akut pada 8 Mei 1995 saat berusia 42 tahun.
Ia dimakamkan sebagai pahlawan Taiwan.
Presiden Taiwan kala itu, Lee Teng-hui, bahkan hadir ketika ia dikebumikan.
Kendati meninggal, nama Teresa Teng masih besar hingga sekarang berkat karya-karyanya yang berkarakter kuat.
Ada beberapa monumen yang dibuatkan khusus untuk mengenang dia.
Pertama adalah patung dirinya yang diletakan di area pemakaman.
Kedua adalah rumahnya di Hongkong yang menjadi tempat berkunjung para penggemarnya.
Rumah itu belakangan dijual untuk membiayai sebuah museum di Shanghai pada 2002 lalu.
Dilansir dari tribunpontianak.co.id, nama Teresa Teng, penyanyi legendaris dari Taiwan, jadi trending dalam pencarian Google, Senin (29/1/2018).
Siapa Teresa Teng?
Dilansir dari laman Wikipedia, Teresa Teng seorang penyanyi yang begitu terkenal pada masanya.
Asia Timur hingga Jepang telah mendengar suara merdunya selama kurang lebih 30 tahun.
Beberapa lagu yang sempat direkam oleh Teresa antara lain "Kapankah Kau Akan Kembali (pinyin: Hé Rì Jūn Zài Lái).
Tak hanya merekam beberapa lagu berbahasa Mandarin, ia juga mengabadikan suaranya dalam berbagai lagu berbahasa Hokkien, Kanton, Jepang, Indonesia dan Inggris.
Saat karirnya berada dipuncak, penyanyi kelahiran 29 Januari 1953 ini meninggal di usia 42 tahun (43 tahun menurut Kalender Tionghoa).
Teresa Teng meninggal dunia akibat serangan asma akut ketika sedang berlibur di Chiang Mai, Thailand.
Pemakamannya dilakukan bak seorang pahlawan di Taiwan.
Bendera Taiwan menutupi peti matinya dan presiden Taiwan yang menjabat saat itu, Lee Teng-hui, turut menghadiri pemakamannya.
Jasadnya dikebumikan di kaki gunung Chin Pao San, sebuah kompleks pemakaman dekat Jinshan, Taipe, Taiwan.
Lokasi pemakamannya menjadi daya tarik bagi para pengemarnya.
Sebuah patung Teresa Teng yang memakai pakaian pertunjukkan berdiri di tempat pemakamannya tersebut.
Tak hanya itu di sekitarnya juga ada sebuah piano elektronik raksasa yang bisa dimainkan oleh para pelayat dengan cara menginjak balok-balok piano tersebut.
Makamnya sering dikunjungi oleh pengemarnya, hal ini sangat bertolak belakang dengan tradisi Tionghoa.
Sebelum rumah Teresa Teng yang beralamatkan Jalan Carmel Street nomor 18, Hongkong dijual, banyak pengemarnya yang berkunjung.
Sayangnya rumah tersebut dijual dengan harga 32 juta dolar Hongkong.
Dana penjualan rumah tersebut digunakan untuk mendanai sebuah museum di Shanghai seperti yang diberitakan pada tahun 2002.
Sejak tanggal 29 Januari 2004, hari dimana Teresa harusnya berulang tahun ke-51, rumah tersebut ditutup untuk umum.
Kini bila kamu ingin melihat sosok Teresa Teng, bisa mengunjungi museum lilin Madame Tussauds di Hongkong.
Pada Mei 2002, patung lilin Teresa Teng dipajang di Madame Tussauds, Hongkong. (*)