Gridhot.ID - Prabowo Subianto memang tercatat memboyong berbagai pesawat atau jet tempur untuk memperkuat otot TNI AU.
Diketahui Prabowo Subianto sudah melakukan kontrak dengan beberapa negara terkait pembelian jet tempur ini.
Salah satu jet tempur yang dibeli Prabowo Subianto sebagai Kementerian Pertahanan RI adalah Mirage 2000-5 milik Qatar.
Banyak orang kemudian mempertanyakan alasan Prabowo lebih memilih membeli jet tempur bekas untuk memperkuat TNI AU.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Kementerian Pertahanan RI (Kemenhan RI) di bawah komando Prabowo Subianto, memutuskan untuk membeli 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 tertua bekas dari Qatar.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, alasan Kemenhan memutuskan untuk membeli pesawat pabrikan Dassault Aviation tersebut guna menutup gap kesiapan tempir TNI Angkatan Udara (AU).
Hal itu tak terlepas dari banyaknya pesawat tempur TNI AU yang sudah habis masa pakainya.
“Karena Indonesia membutuhkan alutsista (alat utama sistem persenjataan) pesawat tempur yang bisa melaksanakan delivery secara cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya,” kata Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangannya, Rabu (14/6/2023).
Selain itu, beberapa di antaranya juga banyak yang akan dilakukan upgrade dan overhaul atau perbaikan.
Meski begitu, pengiriman pesawat pesanan pengadaan Mirage 2000-5 tertua berusia 26 tahun itu membutuhkan waktu.
Rencananya, pesawat Mirage 2000-5 baru akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif.
Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak menurut Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Pengadaan pesawat Mirage beserta pendukung lainnya dilakukan berdasarkan pada surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022.
Dalam dokumen yang diterima Kompas.com, pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 Euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.
Lebih lanjut, selain membeli pesawat Mirage 2000-5, Kemenhan juga tengah menjajaki pembelian pesawat tempur Dassault Rafale dari Perancis dan F-15EX dari Amerika Serikat.
“Namun berdasarkan kontrak, dinyatakan bahwa kedatangan tiga pesawat Rafale pertama baru akan terlaksana pada Januari 2026,” ujar Edwin.
Sedangkan untuk kontrak pesawat F-15EX masih dalam tahap pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerika Serikat.
Pembelian pesawat F-15 tersebut dengan skema Foreign Military Sales (FMS).
Dikutip dari laman Wikipedianya, Dassault Mirage 2000-5 ini merupakan pesawat yang sudah terkenal di seluruh dunia.
Pesawat ini lahir pada tahun 1970an dan sudah dipakai sejak masa-masa perang dingin.
Berdasarkan catatan, jet tempur ini sudah pernah dipakai di Perang Bosnia, konflik India-Pakistan, hingga Canepa War yang melibatkan Peru.
Pesawat ini memiliki bobot hingga 13 ton dengan kecepatan terbang hingga 2.336 km/jam.
Dassault Mirage 2000-5 dibekali dengan dua pasang meriam DEFA 554 kaliber 30 mm.
Jet ini bahkan mampu membawa berbagai jenis rudal dan bom di tubuhnya,
Indonesia berminat dengan jet tempur bekas pakai dari Qatar ini karena memiliki jam terbang yang rendah sehingga dianggap masih layak untuk dioperasikan.
(*)