GridHot.ID - Putri Ariani merupakan peraih Golden Buzzer milik Simon Cowell saat tampil di America's Got Talent.
Usai mendapatkan Golden Buzzer, Putri Ariani banyak diundang untuk mengisi acara. Sosoknya pun semakin terkenal.
Ia juga mendapatkan beasiswa gratis dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbidristek), Nadiem Makarim.
Kini hidup dengan banyak sanjungan, siapa sangka Putri Ariani sempat mempunyai pengalaman tak mengenakkan ketika manggung.
Melansir TribunJatim.com, sebagai anak yang punya hobi menyanyi, Putri Ariani tak mudah menyerah dan rajin mengikuti audisi ataupun tampil menyanyi.
Tapi karena tak didampingi orang tua, membuat Putri Ariani akhirnya sering hanya dibayar beras.
Bahkan Putri Ariani pernah cuma dibayar uang sebesar Rp50.000.
Hal itu diungkapkan Putri Ariani dalam tayangan di kanal YouTube deHakims Story.
"Saking polosnya, ada cerita kocak, dulu sempat dibayar beras, sembako, karena polos banget, enggak tahu," kata Putri Ariani.
"Terus pernah (dibayar) Rp50.000," lanjutnya sambil tertawa.
Fakta tersebut juga dibenarkan oleh ibunda Putri Ariani, Reni Alfianty.
"(Waktu) Nyanyi. Anaknya polos banget, tapi (tetap) alhamdulillah," ujar Reni Alfianty sambil terkekeh.
Setelah tahu Putri Ariani diperlakukan seperti itu, kakek Putri Ariani akhirnya meminta Reni Alfianty pulang ke Jogja.
"Kata papa, 'Mending kamu openi (rawat) anak kamu sekarang'," ujar Reni Alfianty menirukan pesan mendiang ayah saat itu.
Saat itu Reni Alfianty masih bimbang karena di satu sisi dia juga memerlukan biaya untuk anak-anaknya.
"Terus restoran gimana, nanti rezeki gimana, 'Ya udah ditutup aja enggak apa-apa, rezeki Allah yang punya, kita tinggal minta aja pasti dikasih kok'," ucap Reni Alfianty.
"Atuknya almarhum kan sayang banget sama Putri," kenangnya.
Sampai akhirnya Reni Alfianty memutuskan mendengar bujukan dari mendiang ayahnya tersebut.
Akhirnya ibunda Putri Ariani meninggalkan usaha restoran yang sedang ramai dan memilih menemani anak sulungnya untuk mengejar mimpi.
Tak jauh berbeda dengan sang ayah, Ismawan Kurnianto, yang memutuskan meninggalkan pekerjaan demi Putri Ariani.
Saat itu ada ucapan dari Putri Ariani yang membuatnya yakin untuk merelakan pekerjaannya.
"Ada satu kata-kata yang bikin saya nganterin dia ke situ (ajang pencarian bakat)," kata Ismawan, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Indonesia's Got Talent.
"'Walaupun Putri enggak bisa lihat, tapi Putri pengin dilihat banyak orang'," papar Ismawan Kurnianto.
Kini perjuangan orang tua Putri Ariani terbukti membuahkan hasil.
Putri Ariani tak hanya sukses di Indonesia, tapi juga berhasil meluluhkan hati Simon Cowell untuk memberikan golden buzzer padanya di audisi America's Got Talent.
Bahkan Putri Ariani yang menyanyikan lagu ciptaannya sendiri juga bisa mendapatkan royalti dari lagu-lagu tersebut.
Seperti diketahui, saat usianya masih delapan tahun, Putri Ariani sudah mengikuti ajang pencarian bakat Indonesia's Got Talent.
Kemudian di usia 11 tahun, Putri Ariani juga sempat mengikuti audisi The Voice Kids.
"Aku selalu bermimpi ada di America's Got Talent sejak kecil," kata Putri Ariani, dikutip dari tayangan di kanal YouTube America's Got Talent.
Kini suara indah yang dimiliki Putri Ariani bahkan terdengar di Amerika dan membuat Simon Cowell menggerakkan tangannya untuk menekan tombol golden buzzer.
"Kamu membuat mimpiku jadi nyata," ujar Putri Ariani pada Simon Cowell usai mendapatkan golden buzzer.
Putri Ariani mengatakan bahwa dia tidak akan bisa berhasil tanpa peran orang tua yang selalu mendukungnya.
"Putri ingin ngucapin terima kasih sama papa, karena dukungan papa terhadap Putri besar sekali," kata Putri Ariani.
"Sampai-sampai papa berhenti kerja ya," imbuhnya yang saat itu belum berusia 10 tahun.
Sebagai orang tua, Ismawan Kurnianto senang melihat putrinya saat itu tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
"Buat saya Putri sudah menjadi juara, dia sudah menjadi pribadi yang lebih percaya diri, lebih mandiri," kata Ismawan.
Putri Ariani diketahui lahir prematur di usia 6 bulan 18 hari.
Selama tiga bulan Putri Ariani berada dalam inkubator.
Kemudian setelah keluar, dokter menyadari ada yang berbeda dengan mata Putri Ariani.
Saat itu orang tua Putri Ariani langsung membawanya ke Singapura untuk diobati.
Mata sebelah kanannya sempat ditangani, tapi tidak dengan sebelah kiri, namun operasi tersebut tidak berhasil.
Putri Ariani lahir di Bangkinang, Riau pada 31 Desember 2005.
Pada gelaran Asian Para Games 2018, Putri Ariani ikut terlibat dalam membawakan lagu tema resmi pesta olahraga difabel Asia tersebut.
"Putri memang tidak bisa melihat dunia, tapi Putri ingin dilihat dunia bahwa anak-anak difabel bisa dan mampu berkarya," kata Putri Ariani yang saat itu berusia 12 tahun.
"Putri sangat bahagia, senang, terharu, bangga, dan tidak menyangka diberikan kesempatan untuk menyanyikan lagu 'Song of Victory' dan bisa menjadi bagian dari Asian Para Games," lanjutnya.
Diberitakan Harian Kompas, 6 November 2021, Putri Ariani juga tampil dalam pembukaan Pekan Paralimpiade Papua 2021.
Putri Ariani tampil bersama penyanyi asal Papua, Nowela dan Edo Kondologit. (*)