Kejanggalan Ajaran Ponpes Al Zaytun Dibongkar Mantan Pengurus: Sejatinya Ini Gerakan Makar

Senin, 19 Juni 2023 | 17:25
Tribun Cirebon/ Handhika Rahman

Ini dia sederet kejanggalan ajaran pondok pesantren Al-Zaytun, dibongkar langsung oleh mantan pengurus.

GridHot.ID - Panji Gumilang, Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat ternyata kerap buat pernyataan kontroversial.

Seperti diketahui Ponpes Al Zaytun sedang menjadi sorotan karena sejumlah ajaran yang diduga menyimpang dari ajaran islam.

Ini kejanggalan ajaran pondok pesantren Al-Zaytun, dibongkar langsung oleh mantan pengurus.

Dia adalah Ken Setiawan, mantan pengurus ponpes Al-Zaytun yang kini viral dan jadi sorotan masyarakat Indonesia.

Pada awalnya berbagai kejanggalan terkuak seperti azan yang berbeda hingga salat bersaf jauh dan campur wanita dan laki-laki.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center ini secara terang-terangan menyebut praktik yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun Indramayu adalah gerakan makar.

Apa katanya?

(Kolase Istimewa)
(Kolase Istimewa)

Kontroversi Ponpes Al Zaytun Indramayu.

Mereka melakukan gerakan politik untuk mendirikan negara di dalam negara.

Pemerintah pun diminta untuk cepat bertindak.

Mengingat, jika dibiarkan pergerakan tersebut akan membahayakan keutuhan negara.

Baca Juga: Panji Gumilang Jadi Kontroversi Diduga Ajarkan Aliran Sesat, Berikut Rekam Jejak Sang Pimpinan Ponpes Al-Zaytun

"Sejatinya ini adalah gerakan makar NII," ujar dia kepada Tribuncirebon.com seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023).

Menurut Ken Setiawan, MUI dan Kemenag sebenarnya sudah mengetahui perihal gerakan tersebut.

Kedua lembaga itu bahkan, disampaikan Ken Setiawan sudah melakukan penelitian yang sejak lama.

Ia pun meminta kepada MUI dan Kemenag untuk membuka hasil penelitian tersebut kepada publik.

(Tribun Cirebon/ Handhika Rahman)
(Tribun Cirebon/ Handhika Rahman)

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023).

"Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan. Ini sudah sangat membahayakan," ujar dia.

Menurut pria yang pernah menjadi pengurus Ponpes Al-Zaytun tahun 2000-2002 itu, NII di sana mengkolaborasikan ajaran Islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

Dari awal terbentuk, lanjut dia, Ponpes setempat memang sudah mengajarkan makar dan kebencian.

Namun, di permukaan, mereka seolah-olah toleran.

(Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)
(Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Massa dari pihak Ponpes Al Zaytun saat menunggu pendemo datang, Kamis (15/6/2023).

"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar dia.

Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah Peringatkan Para Orang Tua Agar Tidak Teledor, Simak Ancaman dan Azab Bagi Kaum LGBT

Masih disampaikan Ken Setiawan, Ponpes Al-Zaytun juga merubah rukun Islam.

Salah satunya haji tidak perlu ke Mekkah dan Madinah.

Haji itu cukup di Indramayu, Jawa Barat dengan cara mengelilingi Ponpes Al-Zaytun seluas 1.200 Hektare dengan menggunakan mobil.

Melempar jumrah pun, kata dia, bukan memakai batu, melainkan memakai sak semen. Semakin banyak sak semen maka jemaah itu semakin saleh.

Penyimpangan lainnya adalah dosa bisa ditebus dengan membayar uang. Kemudian salat juga belum diwajibkan.

Mereka menilai negara Indonesia ini masih jahiliyah jadi hukumnya bukan hukum Islam, tapi hukumnya adalah pancasila.

Lanjut Ken Setiawan, para jemaah baru diwajibkan untuk salat nanti ketika negara Islam sudah menang.

"Mereka sebenarnya dididik untuk menjadi seorang negarawan bukan agamawan. Maka tidak heran di Al-Zaytun ibadah pakai jas, pakai dasi," ucap dia.

Tidak hanya itu, Ponpes Al-Zaytun juga merubah kalimat Syahadat. Syahadat yang mereka ucapkan, kata Ken, bukan Tiada Tuhan Selain Allah, melainkan tidak ada negara selain negara Islam.

Lanjut dia, negara di luar negara Islam, menurut pemahaman Ponpes Al-Zaytun adalah kafir.

Semua itu, kata Ken Setiawan ada di hidden kurikulum yang diajarkan di ponpes setempat.

Baca Juga: Panji Gumilang Jadi Kontroversi Diduga Ajarkan Aliran Sesat, Berikut Rekam Jejak Sang Pimpinan Ponpes Al-Zaytun

"Kalau Kemenag melihat kurikulumnya memang tidak ada yang aneh..tapi kalau melihat hidden kurikulumnya ini adalah sebuah gerakan intelejen," ujar dia.

Pada kesempatan itu, Ken Setiawan kembali meminta agar MUI dan Kemenag bisa membuka hasil penelitian lalu dan segera membuat fatwa bagi Ponpes Al-Zaytun.

"Gerakan-gerakan yang dilakukan Al-Zaytun ini adalah gerakan bawah tanah dan ini berbahaya sekali," ujar dia.

(*)

Tag

Editor : Septia Gendis

Sumber TribunWow, Tribunstyle