Gridhot.iD-Kedutan di pipi kiri menjadi hal yang istimewa karena dihubungkan dengan tanda-tanda dalam hidup jika menurut Primbon Jawa.
Kedutan di pipi kiri ini bisa pula berbeda posisinya, mungkin saja di bagian pipi kiri dekat mata, bibir, telinga, hidung, atau bahkan di atas tulang pipi.
Dikutip dari Inttisari, berikut lima arti kedutan di pipi kiri menurut Primbon Jawa.
1. Kedutan di tulang pipi kiri
Kedutan di bagian ini jarangan dialami oleh banyak orang, namun menurut primbon Jawa, ini merupakan pertanda baik.
Karena dalam waktu dekat Anda akan mendapatkan rezeki besar. Bak durian runtuh, rezeki ini datangnya tak pernah diduga sebelumnya.
2. Kedutan di pipi kiri dekat mata
Kalau Anda mengalami kedutan di pipi kiri dekat mata, sebaiknya Anda harus mulai berhati-hati.
Karena berdasarkan mitos yang ada, kedutan di bagian ini bukan pertanda yang begitu baik, sebab Anda akan menangis.
Tetapi masih tersisa sedikit harapan, karena menangis ini bisa saja bukan karena kesedihan, tetapi perasaan haru yang menyelimuti.
3. Kedutan di pipi kiri dekat bibir
Kedutan di pipi kiri dekat bibir, menurut ramalan, berarti sebuah pertanda buruk.
Karena Anda diprediksi akan mengalami atau menghadapi sesuatu yang membuat Anda merasa jengkel dan kesal.
Baca Juga: 5 Arti Kedutan di Pipi Kanan, Beruntunglah Jika Terjadi di Dekat Telinga
4. Kedutan di pipi kiri dekat hidung
Kalau Anda mengalami kedutan di pipi kiri dekat hidung berarti Anda layak bahagia sekarang.
Bila Anda mengalaminya saat sedang sakit, maka Anda akan mendapatkan kesembuhan dan kebahagiaan.
Tetapi, bila dalam keadaan sehat, maka apa yang Anda cita-citakan selama ini akan terwujud.
5. Kedutan di pipi kiri dekat telinga
Firasat kedutan di pipi kiri dekat telinga merupakan pertanda baik bagi yang mengalaminya.
Dalam waktu dekat Anda kemungkinan akan mendengar kabar baik yang membuat Anda bahagia dan berbunga-bunga.
Kabar baik itu bisa dalam bentuk apapun, baik rezeki, pekerjaan, hingga asmara.
Anda boleh saja tidak percaya dengan ramalan tersebut di atas, tetapi anggap saja sebagai tambahan pengetahuan untuk melestarikan budaya warisan leluhur.
(*)