Gridhot.ID - KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya disebut meminta uang tebusan Rp 5 miliar sebagai syarat untuk membebaskan pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen.
Terkait dengan permintaan KKB Papua, Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi buka suara.
Ia menilai, pemerintah telah memberi batas kepada KKB Papua dengan menyiapkan uang tebusan untuk menyelamatkan nyawa pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Khairul Fahmi mengatakan bahwa uang tebusan yang diminta oleh KKB Papua merupakan bagian dari negosiasi.
Dalam hal ini, kata dia, batas maksimum atas permintaan yang diajukan KKB Papua hanya sampai pada angka uang tebusan, bukan yang lain.
"Tawaran itu masih merupakan bagian dari negosiasi. Melalui tawaran yang disertai penolakan untuk mengakomodir tuntutan referendum dan senjata, pemerintah sekaligus telah menyampaikan dan menunjukkan ambang batas negosiasi," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/7/2023).
Ia menambahkan, komunikasi antara pemerintah melalui stakeholders terkait dengan kelompok itu tak boleh mengalami kebuntuan yang justru dapat berakibat fatal.
Diketahui, KKB Papua sebelumnya mengancam akan menembak pilot Susi Air bila keinginan mereka tidak dipenuhi.
"Karena itu tidak ada salahnya jika pemerintah menyodorkan tawaran memberi sejumlah uang jika pilot Susi Air dibebaskan," ucap Fahmi.
"Selanjutnya tinggal menunggu tanggapan pihak KKB atas tawaran itu. Apakah akan menerima dengan syarat tertentu misalnya, atau akan menolak dan memperbarui tuntutannya," kata Fahmi.
Sebelumnya, Polda Papua mengungkap bahwa KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya meminta tebusan uang sebanyak Rp 5 miliar sebagai syarat melepas Kapten Philips Marthen.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, permintaan tebusan uang itu akan disanggupi dengan proses negosiasi.
"Sebetulnya terkait hal itu Pemda (Papua) sedang menyiapkan pembayaran uang petugas sejak awal pada saat adanya tuntutan kelompok Egianus Kogoya," kata Benny dikutip dari Kompas TV, Minggu (2/7/2023).
"Beberapa saat setelah penyanderaan muncul video pertama adanya tuntutan kepada pemerintah RI yaitu sejumlah uang, senjata, bahan makanan dan bahan medis," ucap Benny.
Menurut Benny, Pemerintah Provinsi Papua telah menyiapkan uang tebusan agar pilot Susi Air dapat dikembalikan dalam kondisi sehat.
"Waktu itu (permintaannya) sebesar Rp 5 miliar, nanti itu dalam proses negosiasi berapa yang akan bisa disanggupi. Namun sejak kita mencoba ruang komunikasi hingga saat ini KKB Egianus tidak pernah membuka negosiasi dengan kami," kata Benny.
Adapun pilot Susi Air, Kapten Philips Marthen, disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Selain menyandera Kapten Philips Marthen, Egianus Kogoya dan kelompoknya juga membakar pesaawat milik Susi Air.
(*)