Ayah di Tangerang Simpan Jasad Bayi dalam Kulkas karena Tak Punya Uang untuk Pemakaman, Begini Kata Tetangga

Kamis, 06 Juli 2023 | 19:13
YouTube

Seorang ayah berinisial S (30) di Tangerang, Banten, menyimpan jasad bayinya di dalam kulkas. S melakukan itu bukan tanpa alasan. S mengaku tak punya biaya untuk pemakaman.

GridHot.ID - Seorang ayah berinisial S (30) di Tangerang, Banten, menyimpan jasad bayinya di dalam kulkas. S melakukan itu bukan tanpa alasan. S mengaku tak punya biaya untuk pemakaman.

Melansir Kompas.com, Kapolsek Ciledug AKP Dorisha Suryo menceritakan, kejadian tersebut berawal saat S membawa istrinya, AA, ke rumah sakit untuk proses persalinan pada Minggu (2/7/2023) sore.

Namun, bayi mereka dinyatakan meninggal dunia keesokan harinya, Senin (3/7/2023) sekitar pukul 07.00 WIB.

"AA dirawat di ICU, sedangkan S pulang ke rumah membawa jenazah bayi untuk dimakamkan," terangnya dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/7/2023).

Ternyata, S tidak langsung memakamkan bayi itu, namun menyimpannya di dalam kulkas.

S melakukan hal itu karena sebelumnya melihat pihak rumah sakit menyimpan bayinya di lemari pendingin.

S juga belum punya biaya untuk memakamkan bayinya.

"Alasan S memasukkan jenazah ke dalam freezer karena melihat jenazah dikeluarkan dari pendingin di RS," jelasnya.

"Dia (S) tidak punya biaya dan tidak ada keluarga di Ciledug, sehingga bayi dimasukkan ke freezer dulu, sambil menunggu membuat surat kematian di kelurahan untuk dimakamkan," tambahnya.

Sementara itu, Kapolres Metro Tangerah Kota Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, S dan istrinya tergolong dalam keluarga kurang mampu.

"Suami istri ini dilihat dari tingkat perekonomian, memang di bawah standar," kata Zain dilansir dari Kompas.com, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga: Nelangsa Hamil Tanpa Suami, Denise Chariesta Buka Donasi untuk Biaya Persalinan, Netizen Auto Sinis: Gaya Hidup Elit, Rasa Malu Sulit

Oleh karena itu, polisi kemudian mengomunikasikannya kepada Pemerintah Kota Tangerang agar S dan keluarga mendapatkan pendampingan.

"Kami sudah komunikasi dengan pihak Wali Kota, Dinsos. Nah, ini mereka (keluarga S) sedang didampingi," tutur Zain.

Lebih lanjut, Zain menjelaskan, S ketika itu sedang dalam kondisi kalut atau sedang kacau pikirannya.

Sebab, sang istri masih dirawat di rumah sakit dan hanya ditemani oleh dua anak mereka yang masih balita.

"Memang pada saat itu, dia (S) kalut ya, kalut karena istrinya dirawat, kemudian anaknya masih di rumah sakit. Kemudian dia bawa mayat bayinya ke rumah," ungkap Zain, Rabu (6/6/2023) dilansir dari TribunJakarta.com.

Untuk diketahui, jasad bayi tersebut telah dimakamkan di TPU Selapajang pada Selasa (4/7/2023) pukul 11.00 WIB.

Tinggal Dikontrakan Super Sederhana

Melansir Kompas.com, S dan istrinya tinggal di sebuah rumah kos di Jalan Tanah Seratus, RT 003 RW 012, Sudimara Jaya, Ciledug, Tangerang.

Letak rumah kos yang tempati S bersama istrinya berinisial AA terapit oleh beberapa rumah dan ruko-ruko di pinggir jalan.

Di sana, terdapat lima kamar kos yang saling berhadapan.

Rinciannya, di sisi kiri ada tiga petak kamar kos, sedangkan di sisi kanan ada dua petak kamar kos.

Baca Juga: Mahasiswi Pura-pura Temukan Bayi di Bawah Pohon Pisang, Padahal Anak yang Dibuangnya Sendiri usai Melahirkan

Adapun kamar kos yang ditempati S bersama istrinya itu berada di nomor 2.

Namun, S dan istrinya sedang tak ada di tempat.

Istri S memang disebut masih dalam perawatan di rumah sakit pascamelahirkan.

Saat kompas.com menelusuri lorong di rumah kos tersebut, ada beberapa barang rumah tangga, meliputi ember, sapu, selang, jas hujan, beberapa potong pakaian, dan sejumlah sampah berserakan di lantai.

Kondisi itu membuat deretan kamar kos itu seakan-akan seperti tak terurus.

Terlebih, lantai di sana terlihat kotor bahkan bau menyengat pun tercium.

Tak ada aktivitas yang menonjol di rumah kos tersebut.

Dari lima kamar kos itu, hanya ada satu kamar nomor lima yang lampunya menyala, selebihnya dalam keadaan mati.

Kata Tetangga

Triyono, tetangga S mengaku tak begitu mengenal S beserta istrinya, AA.

Sebab, mereka tak pernah bersosialisasi dengan warga.

"Kalau nama saya enggak tahu, tapi cuma lihat sekilas lagi di jalan saya sering lihat istrinya. Kalau yang ayahnya (S) saya enggak pernah lihat dan namanya juga enggak tahu," ucap Triyono kepada Kompas.com di lokasi pada Kamis.

"Terus kalau untuk komunikasi ngobrol itu enggak pernah sama saya, tapi enggak tau kalau sama yang lain," tambah dia.

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com, TribunJakarta.com