GridHot.ID - Para personel Band Kotak kini tengah dilanda kabar miring.
Hal tersebut imbas dari mantan personelnya, Posan Tobing membuka borok di media sosial.
Blak-blakan di media sosial instagramnya, Posan menyebut tak mendapatkan hak royalti dari sejumlah lagu populer Kotak.
Melansir tribunjatim.com, setelah somasi dan berbagai ancaman dilayangkan oleh mantan drummer Band Kotak, Tantri Syalindri sang vokalis membongkar pendapat.
Tantri Kotak seolah tak mau tinggal diam setelah masa lalunya dibongkar Posan Tobing.
Posan Tobing membongkar masa lalu Tantri Kotak termasuk menyebutnya mirip ART atau berwajah pembantu.
Tantri Syalindri yang awalnya hanya diam, akhirnya perlahan membongkar pendapat dan balasan.
Tantri Kotak balas beber masa lalu Posan Tobing dan menuntut mantan rekan kerjanya itu untuk mengingat apa yang dulu ia lakukan.
Tantri Kotak terlihat merespons somasi dan larangan bawa lagu ciptaan Posan Tobing.
Serangan balik yang dilakukan Tantri Kotak diduga dituliskannya melalui salah satu postingan Instagramnya @tantrisyalindri.
"Kemarin dimaklumi, sekarang harus dilawan. Lawan nggak? Hantam," kata Tantri Syalindri di salah satu unggahan akun Instagram-nya, dikutip Tribun Jatim.
"Kali ini sudah kelewatan fitnah dan gorengannya, takut jadi gosong. Jadi sepertinya saya harus bersikap," tulis Tantri Syalindri.
Hanya saja, belum ada penjelasan lebih lanjut dari Tantri Syalindri terkait sikap apa yang akan diambil para personel Kotak untuk menanggapi somasi Posan Tobing.
Tantri Syalindri mempertanyakan motif Posan Tobing yang keluar dari band.
Vokalis Kotak Band membongkar masa lalu Posan Tobing saat Kotak sedang berada di titik terendah dalam karier mereka.
"Pas susah dilepas, pas sudah stabil ngoyak-ngoyak tuh menurut kalian gimana?" tanya
Tantri Kotak setelahnya mengingatkan Posan Tobing tentang momen saat dirinya memutuskan keluar dari Kotak secara sadar tanpa paksaan siapa pun.
"Ingat, keluar dengan sendirinya, dengan sadar ya," kata Tantri Syalindri.
Tantri Syalindri juga meminta Posan Tobing untuk tidak melulu merasa jadi pihak yang paling tersakiti.
Ia menganggap para personel aktif Kotak pun juga butuh perjuangan luar biasa setelah Posan Tobing memutuskan keluar.
"Nasib kami yang ditinggal? Ya kan juga perjuangan. Makna 12 tahun mempertahankan yang sangat sulit gimana?," ungkap Tantri.
Tantri Kotak memang terus membalas ucapan pedas yang selalu dikeluarkan Posan Tobing di berbagai kesempatan.
Satu momen yang terlihat jelas adalah ketika Tantri Kotak disebut oleh Posan Tobing berwajah mirip pembantu.
Hal itu terungkap lewat pengakuan Posan Tobing dalam video yang diunggah kanal YouTube Uya Kuya TV.
Posan Tobing mengatakan jika dulu banyak yang tak setuju jika Tantri didapuk sebagai vokalis baru Kotak.
Bahkan ada yang terang-terangan mengatakan jika wajah dan penampilan Tantri Kotak terlihat seperti pembantu.
"Tantri, lu harus ingat, pertama kali lu mendaftar jadi vokalis Kotak itu referensi dari gua."
"Semua orang enggak setuju, ada yang bilang, 'Jangan dia mukanya kayak pembantu'," ungkap Posan Tobing.
Bahkan saat itu belum terkenal seperti saat ini, Tantri Syalindri pernah menumpang tidur di kamar kos Posan Tobing.
"Tantri itu pernah tidur di kos-kosan gua. Jadi kos-kosan itu bentuknya kotak kecil, ada tempat tidur."
"Ya udah Tantri di situ, gua tidur di bawah yang beralaskan karpet tipis."
"Demi lu yang udah gua anggap lu adek gua," imbuhnya, mengutip Tribun Jateng.
Posan Tobing pun memberi pesan menohok kepada istri Arda Naff tersebut.
"Jangan ngilang-ngilangin sejarah, buka hati lu deh Tantri, ya lu mungkin boleh di luar ngomong bagaimana."
"Tapi lu lihat siapa yang dukung lu dulu. Kalau bukan gue orang pertama, siapa yang support?"
"Siapa yang nganter-nganter lu dari Taman Mini ke Cimone, Tangerang. Lu gue anter-anter," pungkas Posan Tobing.
Tantri Kotak tampaknya kedapatan membalas ejekan Posan Tobing melalui posting-an di akun Instagram-nya.
Ejekan Posan Tobing tersebut bak langsung ditanggapi oleh Tantri Kotak di Instagram pribadinya.
Pasalnya Tantri Kotak mengunggah momen dirinya berlibur bersama keluarga dan Asisten Rumah Tangga (ART) atau pembantu.
Melansir Tribun Lampung, Tantri Kotak menyebut jika pekerjaan pembantu juga merupakan pekerjaan yang mulia.
"Foto bareng Asisten Rumah Tangga atau kasarnya masih banyak yang menyebut PEMBANTU. Kenapa terkesan rendah ya? Padahal pekerjaan mereka sungguh MULIA,
saya saja kalo tidak ada mereka rumah jadi ikut berantakan. Jadi tidak ada pekerjaan yang rendah, yang rendah itu adalah mahluk yang merendahkan orang lain. #CelotehBundaKara," tulis Tantri Kotak, dilansir pada Sabtu (15/7/2023).
Diberitakan sebelumnya, Posan Tobing beberapa waktu lalu melayangkan somasi terbuka kepada mantan rekan di band Kotak.
Posan Tobing secara tegas tak memperbolehkan band Kotak membawakan lagu-lagu ciptaannya.
Ia menyinggung masalah pelarangan untuk band Kotak membawakan lagu-lagu ciptaannya melalui sebuah sketsa singkat.
Posan Tobing mengunggahnya lewat akun Instagram-nya, @posantobing.
Posan Tobing menyuguhkan situasi ketika dua orang pengamen membawakan lagunya yang berjudul 'Pelan Pelan Saja'.
Seketika pengamen tersebut langsung berhenti bernyanyi karena melihat Posan Tobing.
"Bang sorry, takut disomasi bang," kata pengamen, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/7/2023).
Posan Tobing yang mendengar permintaan maaf pengamen tersebut langsung tertawa.
ia kemudian menegaskan jika yang tidak boleh membawakan lagu-lagunya hanya Kotak.
Sementara penyanyi lain tidak masalah membawakan lagu ciptaannya.
"Enggak apa-apa, enggak apa-apa, aman, santai. Yang enggak gue bolehin bawain lagu-lagu gue itu adalah Kotak," ucap Posan Tobing sembari menggebrak meja.
"Kalau mau pengamen, pemain cafe, artis, enggak masalah, tapi kalau Kotak yang bawain lagu gue, enggak gue bolehin."
"Lanjut bro," tambah Posan Tobing yang meminta si pengamen melanjutkan lagu tersebut.
Dikutip GridHot dari Tribunlampung.co.id, diberitakan sebelumnya, personel Kotak mengakui memblok Posan Tobing di akun media sosialnya.
Personel Kotak terdiri Tantri, Chua dan Cella Tantri, Chua dan Cella setelah memposting cuitan di media sosial yang menyerang mereka.
Hal ini terkait tuntutan royalti sebab banyak lagu ciptaan Posan Tobing yang membuat Kotak meraih kesuksesan.
Dan menurut Tantri, dirinya dan personel Kotak lainnya terpaksa memblok Posan Tobing namun untuk komunikasi tetap terbuka.
"Perihal blok, memang kami memblok bang Posan. Hal itu terjadi setelah bang Posan memposting cuitan yang menyerang kami," kata Tantri yang ditemani Chua dan Cella, dalam video klarifikasinya yang diunggah ke instagram, Jumat (7/10/2022).
Personel Kotak menutup komunikasi dengan Posan hanya sebatas di media sosial.
Tapi di luar itu ia tetap berusaha menjalin komunikasi dengan mantan drummer Kotak tersebut.
"Bang posan ingat 2013, kami pernah sowan ke rumah bang Posan dan ketemu orang tua bang Posan. Kami masih berhubungan baik, enggak ada yang berubah kok," ucapnya.
Tantri menegaskan kalau nomor teleponnya masih seperti yang lama dan kemungkinan disimpan oleh Posan, serta alamat rumahnya masih sama.
"Kantor label kita Warner pun masih sama. Jadi gak kesulitan kalau mau komunikasi sama kita," ungkap Tantri.
Selanjutnya Chua sang bassiss juga memastikan kalau Kotak sama sekali tidak ada niat menghapus sejarah perjalanan Kotak.
Sebab dalam perjalanan band Kotak ada keterlibatan Posan Tobing, sebagai pencipta lagu dan drammer.
"Kita bukan kacang lupa kulitnya. Masih mengingat sekali siapa yang berjasa buat kita dari 2004 sampai sekarang," ungkap Chua.
"Semenjak Posan mundur dari kotak, kami selalu mendoakan yang terbaik," timpal Tantri.
Tantri berharap video klarifikasi Band Kotak yang menjawab cuitan dan pernyataan Posan Tobing menjadi titik terang.
"Kami yakin video klarfiikasi ini akan mencerahkan Sahabat Kotak dan semua pihak," ujar Tantri.
Personel Kotak, yakni Chua, Cella, dan Tantri menyampaikan alasan mereka kenapa baru sekarang klarifikasi.
"Kenapa baru klarifikasi karena kami harus bicara sama pihak pihak yang terkait," kata Chua Kotak dikutip Warta Kota, Jumat (7/10/2022).
Chua menambahkan di Indonesia ada badan yang mengatur royalti para musisi, yakni Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), yakni Wahana Musik Indonesia (WAMI).
"Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 56 jo UU Hak Cipta yang membayarkan hal tersebut adalah LMK dalam hal ini WAMI," ucap Chua.
"Jadi sebenarnya memang tidak tepat (Posan) meminta hak royalti performancenya kepada Kotak," timpal Tantri.
Tantri menyebut semua pelaku seni termasuk Posan, berhak mendapatkan performance royalti akan karya-karya yang dibuat dan diciptakan olehnya.
"Ya emang semua hak pelaku seni dapat hak royaltinya, kalau mau dapat hak royalti performance silahkan daftar ke WAMI dan jadi member WAMI," jelas Tantri.(*)