Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, ulama besar di Indonesia ini meninggal dunia mendadak.
Meski telah lama meninggal dunia, sosoknya terus dikenang banyak orang berkat dakwahnya yang menyejukkan hati.
Sosok yang telah meninggal dunia tersebut adalah KH Maimoen Zubaer atau Mbah Maimun,
Mbah Maimun meninggal dunia pada usia 90 tahun.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, tokoh besar NU tersebut meninggal dunia di tengah pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.
Ajudan almarhum KH Maimoen Zubaer, Hayatul Makki atau yang biasa dipanggil Gus Hayat menjelaskan Mbah Moen berangkat haji ke Makkah hanya bertiga bersama dengan istri Mbah Moen, Nyai Heni Maryam dan Gus Hayat.
“Kami sudah enam hari berada di Makkah di Hotel Daar Al Iman Safwah. Sejak kemarin pindah ke hotel transit yang dekat dengan Mina karena mendekati waktu Armuzna,” kata Gus Hayat di tempat pemandian jenazah Al Khairiyah, Makkah, Selasa (6/8/2019).
Gus Hayat menambahkan selama enam hari berada di Makkah, Mbah Moen selalu salat di Masjidil Haram.
Kegiatan lainnya, beliau mengisi ceramah ke hotel-hotel jemaah haji Indonesia.
Mbah Moen meninggal dunia dalam usia 90 tahun.
Pengasuh Pesantren Al Anwar, Rembang, Jawa Tengah ini meninggal dunia di Rumah Sakit An Nur Makkah pukul 04.00 pagi waktu Arab Saudi.
“Hingga saat ini kami dari keluarga Mbah Moen belum sempat mengkonfirmasi sebab meninggalnya beliau. Yang jelas beliau selama di Makkah sehat-sehat saja dan makannya juga lancar,” ujar Gus Hayat.
Gus Hayat sendiri adalah ajudan Mbah Moen yang menemani Mbah Moen sejak berangkat dari tanah air.
Beliau yang mendorong kursi roda Mbah Moen selama perjalanan di Makkah.
"Saya dapat informasi dari Gus Rozin, staf istana yang ada di Mekkah. Mbah Maimun meninggal saat ibadah haji," kata Ketua Umum Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa kepada Kompas.com.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sebelum berangkat haji, Mbah Maimun (Maimoen) sempat mendatangi kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Sabtu (27/7/2019).
Saat itu, Ketua Majelis Syariah PPP itu ditemani putranya yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimun.
Kepada Megawati, Mbah Moen menjelaskan kedatangannya hendak bersilaturahim sebelum pergi menunaikan ibadah haji.
Dia berangkat ke Mekkah pada Minggu, 28 Juli 2019.
"Hanya silaturahim dan pamitan karena mau naik haji hari Minggu ke Tanah Suci. Itulah namanya persaudaraan yang hangat di antara beliau berdua," kata Wasekjen PDI-P Eriko Sotarduga.
Informasi mengenai berpulangnya Mbah Moen, demikian ia biasa disapa, juga disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani.
"Iya, saya mendapat kabar dari Mekkah," ucap Arsul Sani.
Menurut Arsul, kabar ini juga didapatkannya langsung dari putra Mbah Moen, yaitu Taj Yasin, yang juga Wakil Gubernur Jawa Tengah.
"Dikonfirmasi putra beliau, Gus Yasin, Wagub Jateng," kata Arsul.
Maimun Zubair merupakan salah satu tokoh sepuh di PPP. Saat ini dia dikenal sebagai pemimpin Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Dikutip dari nu.or.id, Mbah Moen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Ia merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih.
Kiai Zubair adalah murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Mbah Moen mengasuh beberapa pesantren, di antaranya Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Ia pernah di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim, Kiai Mahrus Ali, dan Kiai Marzuki.
Mbah Moen melanjutkan belajar ke Mekkah saat berusia 21 tahun, didampingi kakeknya, Kiai Ahmad bin Syuáib.
Di Mekkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly, dan beberapa ulama lain.
(*)