Karakter Weton Jumat Pon, Sering Kesepian Padahal Enak Diajak Bercanda dan Berbincang-bincang

Kamis, 10 Agustus 2023 | 09:42
Unsplash/Anthony Tran

Ilustrasi karakter weton Jumat Pon

Gridhot.ID - Weton Jumat Pon ternyata punya neptu yang cukup istimewa.

Diketahui, para pemilik weton Jumat Pon memiliki berbagai macam karakter yang unik terutama dalam kehidupan sosial.

Dikutip Gridhot dari Gramedia, weton adalah hari lahir dalam penanggalan Jawa.

Weton dipercaya bisa memiliki kaitan erat dengan Neptu.

Beberapa orang menyebut weton merupakan hari lahir.

Namun, jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, weton adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya seperti Legi, Paing, Pon, Wage dan Kliwon.

Dalam budaya Jawa, weton tak hanya sekadar hari lahir saja, tetapi weton bisa dibilang sebagai penanggalan maupun perhitungan hari lahir dari seseorang yang kerap juga dijadikan sebagai sebuah patokan yang akhirnya merujuk pada ramalan tertentu.

Menurut kepercayaan Jawa, weton bisa berkaitan dengan ramalan peristiwa tertentu.

Di mana ramalan tersebut dapat ditelaah melalui siklus hari dalam kalender tradisional.

Salah satunya adalah ramalan tentang karakter unik tiap pemilik weton.

Dalam artikel ini akan lebih fokus menelisik ramalann karakter weton Jumat Pon.

Baca Juga: 3 Weton yang Paling Disukai Hewan, Cocok Jadi Petualang dan Bakal Aman Bertahan Hidup di Hutan

Dikutip Gridhot dari Intisari Online, menurut hitungan Jawa, hari Jumat memiliki nilai neptu 6, sedangkan pasaran Pon memiliki nilai neptu 7.

Maka, weton Jumat Pon memiliki nilai neptu weton Jawa sebesar 13, angka inilah yang menjadi dasar ramalan Primbon Jawa.

Berdasarkan Primbon Jawa, kelahiran weton Jumat Pon memiliki watak Lakuning Lintang, layaknya bintang, yang berarti sering kesepian, suka menyendiri, cenderung introvert, tidak terlalu suka bergaul dengan masyarakat.

Namun, mereka energik yang mengagumkan, bicaranya banyak diterima orang karena mereka cerdas.

Mereka yang lahir pada weton Jumat Pon sering tidak mau merugikan orang lain dan juga tenaganya kuat, itulah yang membuat orang lain tidak segan untuk berteman dengan mereka.

Sisi negatif dari mereka kelahiran weton Jumat Pon, meski tidak suka marah, namun sekalinya ada yang membuat mereka marah, maka marahnya menjadi mengerikan.

Mereka juga sering memiliki jalan pikiran yang berbeda dengan pandangan umum, akhirnya membuat sering berbantahan, bahkan berani pada atasan.

Kelahiran weton Jumat Pon termasuk dalam rakam Macan Ketawan, yang berarti berkecukupan namun hatinya selalu resah.

Sisi positif yang dimiliki kelahiran weton Jumat Pon, karena cerdas maka mereka berbakat menjadi cendekiawan atau intelektual, teliti, sayangnya membuat mereka jadi sombong.

Weton Jumat Pon termasuk dalam Pancasuda Lebu Katiup Angin, yang berarti cita-citanya sering tidak kesampaian, hartanya sering habis.

Mongso Kalima, Pancuran Emas Sumawur Ing Jagad, untuk mereka yang lahir pada 14 Oktober hingga 9 November.

Baca Juga: 10 Weton Melarat Hebat di Usia Muda, Begini Ramalan Rezekinya Menurut Primbon Jawa

Kelahiran Mongso Kalima, Pancuran Emas Sumawur Ing Jagad, untuk mereka yang lahir pada 14 Oktober hingga 9 November.

Mongso Kalima itu hawanya sejuk dan cuaca syahdu, karena langit diselimuti dengan mendung, bahkan sering turun hujan, dengan curah hujan yang serin gpula sangat lebat.

Mangsa Kalima ini dikuasai oleh Batara Asmara, yang lama orbitnya 27 hari, maka sifat, tingkah laku, bahkan keberuntungannya sangat dipengaruhi oleh Batara Asmara.

Batara Asmara adalah dewa kesenangan an keberuntungan, namun sebelum kesenangan itu datang, datanglah terlebih dahulu godaan yang berupa gangguan-gangguan yang tidak menyenangkan.

Jika orang itu tabah, maka kesenangan dan keberuntungan segera menggantikan derita itu.

Pengaruh Batara Asmara pada orang yang lahir dengan mongso Kalima, adalah kewibawaan, harga diri, bekerja dengan diam-diam tetapi sukses.

Oleh karena itu, orang yang terlahir dalam mongso Kalima biasanya orang-orang yang pendiam, namun mereka dapat memberikan nasihat bagi orang yang membutuhkan, pandai menyimpan rahasia, sehingga banyak kawan yang mempercayai untuk sesuatu rahasia.

Penampilan mereka penuh misteri, hal itu karena mereka lebih senang bekerja secara diam-diam, perkataannya penuh arti dan kepastian.

Mungkin yang belum mengenal orang kelahiran mongso Kalima, terasa sangat kaku bergaul dengannya, segalanya tampak sangat tertutup, tetapi bila sudah mengenalnya lebih lama, maka terasa suatu hubungan persahabatan yang baik dan penuh canda, bahkan enak diajak untuk berbincang-bincang.

Sesuatu yang luar biasa bagi kelahiran mongso Kalima adalah ketabahan hati, dalam menghadapi kehidupan penuh dengan rasa percaya diri, jarang mengeluh, dan tidak pernah menyerah bila menghadapi kesulitan apa pun bentuknya.

Istimewanya lagi, ketika mereka mengalami suatu kesulitan, maka akan menemukan suatu jalan untuk mengatasi kesulitan itu, dan berhasil!

Baca Juga: 5 Weton Kebapakan Ini Diyakini Bakal Jadi Sosok Ayah yang Baik

Bagi orang kelahiran mongso Kalima, tidak ada hal-hal yang dianggapnya sulit dan luar biasa, semua masalah dan kehidupan ini, dihadapinya dengan gembira dan tidak pernah berkeluh kesah.

Berdasarkan Primbon Jawa, mereka yang lahir pada wuku Dukut, yang berada di bawah Bethara Sakri, maka mereka keras hatinya.

Kelahiran wuku Dukut, juga waspada, tajam pikirannya, dan segala yang dilihatnya ingin dimilikinya.

Mereka kelahiran wuku Dukut, juga memiliki watak yang narima terhadap nasib dan hati-hati dalam mengeluarkan uang, bahkan mendekati pelit.

Tetapi, mereka dicintai oleh para pembesar, liar dan tinggi budinya, besar harapannya, serta lebih senang tinggal di tempat sunyi.

Bahaya yang bakal dihadapi oleh kelahiran wuku Dukut adalah berada di medan perang.

Untuk itu mereka diharapkan memberikan sedekah nasi tumpeng dengan nasi senilai beras zakat fitrah yang dikukus, dengan lauk ayam putih mulus yang dipanggang dan jenang merah.

Saat wukunya berjalan selama tujuh hari, sebaiknya menghindari bepergian yang menuju ke arah barat daya.

Wuku Dukut adalah saatnya baik untuk memperbaiki rumah, membuka kebun, mencari jodoh, membuat obat dan sesaji.

Namun, waktu yang tidak baik untuk mencari nafkah dan berguru ilmu kebatinan.

Anda boleh saja tidak mempercayai ramalan tersebut di atas, tetapi anggap saja sebagai tambahan pengetahuan untuk melestarikan warisan budaya negara kita yang kaya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Intisari Online, Gramedia Blog