Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Desainer Kondang Ini Meninggal Dunia, Kanker Usus Gerogoti Tubuhnya Sejak Lama

Sabtu, 02 September 2023 | 18:35
Antara/Teresia May

Desainer Ramli tutup usia

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok desainer kondang ini meninggal dunia.

Meski telah lama meninggal dunia, namanya masih terus dikenang berkat karyanya yang luar biasa.

Sosok yang telah meninggal dunia tersebut adalah Ramli.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Ramli Sarwi Gozali Kartowdijojo meninggal dunia pada usia 62 tahun.

Ramli diketahui meninggal dunia pada Januari tahun 2013 lalu.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, perancang bernama lengkap Ramli Sarwi Gozali Kartowdijojo ini divonis menderita kanker usus stadium empat sejak tahun 2009.

Vonis itu tentu mengejutkan, namun Ramli berusaha menerima keadaannya.

Perancang batik ternama itu lebih memilih percaya kesehatannya ditangan para dokter ahli.

"Saya juga nggak pernah coba alternatif. Karena saya takut sekali. Saya percaya sama dokter saja deh,"ujar Ramli, yang pada tanggal 14 Februari 2011 akan meluncurkan buku biografinya.

Biasanya kebanyakan orang yang mengidap kanker atau penyakit yang berat, berobat keluar negeri.

Namun lain halnya dengan Ramli yang percaya dengan kemampuan para dokter dalam negeri.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Musisi yang Punya Pangkat Tituler Ini Meninggal Dunia Mendadak, Tegas Angkat Derajat Seniman

"Ngapain keluar negeri buat berobat, walapun saya banyak uang saya tetap mau disini karena ya memang disini banyak yang nemeninlah. Kalau disana siapa yang nemenin dan nengokin? Lagipula disini sudah canggih ngapain ke luar negeri,"jelas Ramli.

Ia memutuskan untuk tidak berhenti berkarya, dan terus menggelar rancangannya, yang dikenal banyak mengolah bordir dan batik.

"Aku harus bangkit dan memanfaatkan waktu yang kupunya dengan sebaik-baiknya. Aku harus tetap maju dan berkarya, kreativitasku menolak untuk dikalahkan oleh penyakit kanker yang ada di tubuhku. Aku juga memikirkan orang yang bekerja di belakangku, aku harus bertanggung jawab, mereka harus tetap bekerja," ungkapnya, menjelang peragaan "Terima Kasihku untuk Sahabat" yang menandai 36 tahun ia berkarya, pada 23 November 2011 lalu.

Ramli membuktikan tekadnya. Semenjak vonis tersebut diberikan, ia masih mengadakan berbagai peragaan.

Antara lain pergelaran busana untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam program Ramadhan Rhapsody di Grand Indonesia, Jakarta (2011), peragaan busana dalam event Bazaar Wedding Exhibition di Ballroom The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta ( April 2012), dan terakhir pergelaran "37 Tahun Ramli Berkarya" di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski (November 2012).

Sehari sebelum pergelaran terakhirnya, Ramli masih menjala5ni berbagai pemeriksaan.

Ia masih bisa mengangkat telepon dari para sahabatnya, meski sudah duduk di atas kursi roda.

Saat itu dokter memasang ring di lever Ramli, sehingga cairan dari empedu bisa dialirkan.

Setiap kali melangkahkan kaki, katanya, perutnya sakit seperti diiris.

”Doain ya, doain ini bukan pergelaran terakhirku. Aku masih pengin berkarya terus. Aku takut...,” katanya, seperti dikutip KOMPAS.

Mien Uno, pakar etiket yang juga sahabat dekat Ramli, menemani Ramli di rumah sakit setiap hari.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Nyawanya Melayang di Tangan Suami dan 2 Anaknya, Jasad Wanita Ini Ditemukan Terbungkus Karung dan Dibuang ke Got

Saat terakhir menemani Ramli, Selasa (22/1/2013) pukul 16.00, menurut Mien kondisi Ramli sudah agak koma.

Ia sudah tidak bisa berkomunikasi, namun masih bisa mendengar perintah dokter dan bisa memanggil Mien, kakak kembarnya, dan anak angkatnya.

"Kalau merasakan sesuatu yang tidak enak pada tubuhnya, Ramli masih bisa memanggil kami," tutur Mien, saat dihubungi Kompas Female.

Sabtu dua minggu lalu, rencananya Ramli mau menjalani kemoterapi, namun dokter menyatakan kondisi sel darahnya belum baik.

"Akhirnya hanya diobati, karena kondisinya sudah terminal, sudah tidak bisa diapa-apain."

Menurut Mien, Ramli sangat mengkhawatirkan anak angkatnya, dr Kiki, yang sedang mengambil spesialis bedah.

Kiki tak lain putri kakak kembarnya, Nonon. Ramli mengkhawatirkan Kiki yang belum menikah, padahal Ramli sudah ingin menimang cucu.

Saat itu, Mien menghibur Ramli, dan memintanya untuk tidak banyak berpikir agar tidak ada yang memberatkannya.

"Ramli orangnya sangat baik. Dia berhasil karena dia maintain dengan klien, tidak hanya sebagai customer tapi juga sebagai saudara," tutur Mien, yang sudah mengenal Ramli hampir 40 tahun.

Menurut model senior Chitra Nartomo, Ramli boleh dibilang sangat kuat.

Perancang yang tumbuh besar di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas (Natuna), itu masih diberi banyak kesempatan oleh Tuhan.

"Tiga tahun sakit, beliau masih sanggup berkarya, padahal kondisinya sudah menurun. Ramli menjadi motivator untuk para penderita kanker agar tidak berhenti berkarya," ungkap model yang kerap tampil dalam peragaan busana Ramli sejak tahun 1980-an itu.

Ramli telah ”bergulat” dengan rasa sakit demi memberikan suguhan yang terbaik pada setiap pergelaran karyanya.

Namun hari ini, Ramli tak mampu lagi bertahan.

Menyerah, dan berpasrah, tampaknya juga menjadi bentuk penerimaan dirinya akan kehendak Tuhan.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Kompas.com, tribunnews