GridHot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Kasus tewasnya pria berinisial IK (19) di atas pangkuan kekasih masih menjadi misteri.
Pria tersebut ditemukan warga bersimbah darah di atas pangkuan kekasih.
Dilansir dari tribunjakarta.com, tewasnya pria berinisial IK (19) di Tamansari, Jakarta Barat masih menjadi misteri.
Pria tersebut ditemukan bersimbah darah di pangkuan kekasih saat berada di kamar indekosnya Jalan Kebun Jeruk V, Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (7/9/2023).
Kematian pria tersebut masih diselimuti teka-teki. Apakah IK nekat mengakhiri hidup atau menjadi korban pembunuhan.
Peristiwa tersebut berawal dari jeritan minta tolong sang kekasih.
Jeritan minta tolong itu didengar lansia bernama Titin (62). Titin bekerja di indekos tersebut sebagai tukang cuci.
Titin kerap kali terbangun tengah malam karena ingin buang air kecil.
Ia mendengar teriakan tersebut sekira pukul 04.00 WIB, Kamis (7/9/2023) lalu.
"Kan ibu kalau tengah malam suka kebangun kencing, namanya juga udan nenek-nenek, 'Tolong tolong' di mana ini kata saya, terus saya turun kok lantai 2 enggak ada, ternyata di lantai bawah," kata Titin saat ditemui, di lokasi kejadian, Jumat (8/9/2023).
Penasaran, Titin pun mencari asal suara tersebut.
Ternyata, jeritan minta tolong itu berasal dari kamar pertama dekat gerbang masuk indekos.
Pasalnya, pintu kamar indekos itu dalam kondisi terbuka.
Dari sanalah, dia menyaksikan ada seorang laki-laki yang tengah berbaring di pangkuan perempuan.
"Ibu dari pintu enggak ke dalam, enggak dekat agak jauh, 'Itu kenapa?', 'Bu Bu' sembari nangis lah itu ceweknya 'Iya itu kenapa?' kata ibu, 'Dia nusuk sendiri'," tutur Titin menirukan suara kekasih IK.
Mengetahui pria itu sudah bersimbah darah, Titin lantas mencari bantuan ke tetangga sekitar.
"Ibu enggak tanya detail gimana lukanya. Langsung minta bantuan gedor warung di sebelah, keluarlah dia bawa golok, dikira ada rampok di tempat ibu," kata Titin.
Tak sampai di situ, dengan sigap Titin langsung mencari bantuan lain berupa kendaraan untuk membawa IK ke rumah sakit.
"Nah ada tukang bajaj lagi tidur di situ (di gubuk) saya bangunin, 'Man bantuin bawa orang ke rumah sakit tuh'," pinta Titin.
Titin pun langsung mengantarkan tukang bajaj tersebut ke indekos tempatnya bekerja.
Dia bersaksi, kala itu dia melihat ada banyak orang yang ikut menggotong IK dari kamar indekos ke rumah sakit menggunakan bajaj.
Baca Juga: Innalilahi Wa Innailaihi Rojiun, Katup Jantungnya Bocor, Komedian Ini Meninggal Dunia
"Ibu mah enggak ikut karena lemas lihat keadaan gitu," katanya.
Menurut Titin, IK masih bernyawa kala berada di dalam indekos hingga masuk ke dalam bajaj.
Namun saat tengah menjalani perawatan di rumah sakit, IK menghembuskan napas terakhirnya.
"Habis itu dibawalah ke rumah sakit 24 jam tutup, balik lagi bajaj itu, dia bilang 'Bu ini gimana?', 'Jangan diturunin lagi bawa rumah sakit lain, cari rumah sakit lain ke Husada kek', akhirnya masuk ke RS Dewi Warna," ungkap Titin.
"Sempat ditangani rontgen gitu, pokoknya pas ditangani di rumah sakit udah lewat (meninggal), bukan di kosan. Waktu diturunin dari bajaj aja masih (ada nyawa)," lanjutnya.
Titin melanjutkan, penyewa indekos di tempat tersebut kini cenderung bebas.
Bahkan sudah tidak ada lagi yang menyetor tanda pengenal kepada pihak RT ataupun pemilik indekos.
"Susah juga ya, dulu pernah ada suka dimintain fotokopi KTP, nah saya kasih ke Pak RT. Sekarang-sekarang ini enggak ada," katanya.
Temuan Pisau dan Tisu Bersimbah Darah
Sebelumnya diberitakan, petugas kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), membawa sejumlah alat bukti berupa pisau dapur dan beberapa lembar tisu.
Di mana, tisu tersebut sudah berlumur darah.
Kedua barang bukti tersebut, dibawa polisi dari kamar indekosnya yang terletak di sebuah gang sempit.
Sementara itu, petugas keamanan di wilayah tersebut, Asep (55) menuturkan, dirinya hanya mendapat informasi jika ada salah satu warga yang mau bunuh diri.
Namun, Asep tak tahu pasti di mana lokasi TKP tersebut.
"Saya habis salat subuh pukul 05.30 WIB, saya putar-putar (keliling) dapat kabar dari warga katanya (ada yang) mau bunuh diri, cuma TKP-nya enggak jelas gitu kan," kata Asep saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis.
Setelah mendapat informasi TKP persis, Asep lantas mendatanginya.
Namun di tempat tersebut, dirinya tak menemukan apapun, termasuk korban yang kabarnya bersimbah darah.
Pasalnya dari informasi yang dihimpun Asep dari warga, korban langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan bajaj.
"Saya dapat informasinya ada yang mau bunuh diri. Pas saya tanya, katanya udah dibawa ke RS makanya dipikirkan udah beres ya udah," kata Asep.
Kendati begitu, Asep tak bisa memastikan apakah korban benar bunuh diri atau ditusuk.
"Enggak (sempat lihat korban), orang udah langsung dibawa, jadi enggak ada yang lihat," tutur Asep.
"Justru ini jadi teka-teki, kata tukang bajaj enggak ada darahnya, bajaj mau dibersihin. Itu juga pada bingung, darahnya cuma sedikit," lanjutnya.
Lebih lanjut, Asep memastikan jika sebelum kejadian itu, dirinya dan beberapa warga lain yang menjalankan piket malam, tidak mendengar adanya ribut-ribut di sekitar lokasi.
Selain itu, penghuni indekos di tempat tersebut, terkenal masing-masing. Sehingga, tidak ada laporan kala ada orang yang masuk sebagai penyewa.
"Enggak (ada ribut-ribut), makanya adem-adem aja, yang bikin orang (bingung) enggak ada cerita-cerita ramai-ramai. Yang ramai-ramai itu pas ada polisi, baru warga datang, tadinya biasa aja," ungkapnya.
Terkait hal tersebut Kapolsek Metro Tamansari Kompol Adhi Wananda membenarkan adanya kasus tewasnya seorang pria dalam kondisi bersimbah darah.
Selain itu, pihaknya juga menemukan ada pisau di dalam indekos yang ditempati korban.
Kendati demikian, dia belum mengungkapkan terkait penemuan pisau tersebut.
"Iya (ada pisau), masih didalami oleh penyidik," ujar Adhi saat dihubungi.
Adhi berujar, korban tidak meninggal kala di dalam indekos, melainkan sempat dibawa ke rumah sakit terlebih dahulu oleh salah seorang saksi.
"(Korban) sempat dibawa saksi ke rumah sakit. Iya (korban tewas) di rumah sakit," pungkasnya.(*)