Innalillahi, Bocah 7 Tahun Alami Mati Batang Otak Setelah Operasi Amandel, Resume Medis yang Janggal Diungkap Sang Ayah

Minggu, 01 Oktober 2023 | 19:25
iStockphoto

Anak 7 tahun didiagnosis mati otak setelah operasi amandel

GridHot.ID -Innalillahi. Belakangan viral kabar seorang anak yang divonis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel.

Kejadian ini bermula ketika A (7) mengeluh sakit amandel.

Ayah A pun menyinggung soal rekam medis anaknya.

Melansir Kompas.com, seorang anak berinisial A (7) didiagnosis mati batang otak usai menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Jatiasih, Kota Bekasi.

Ayah A, Albert mengatakan kepada Kompas.com, anaknya menjalani operasi setelah mendapat rujukan dari puskesmas pada Selasa (19/9/2023).

Keluhan awal, A mengalami penyakit amandel yang sudah membesar dan disarankan diangkat. Pihak rumah sakit juga menyarankan hal yang sama.

"Dijadwalkan tindakan operasi pukul 12.00, akan tetapi ditunggu pukul 12.00 belum datang, jadi istri saya berpikir bisa dia mandi sebentar, pada saat dia masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui," kata Albert saat dihubungi, Jumat (29/9/2023).

Albert menuturkan, istrinya terkejut mengetahui anaknya tidak ada di kamar rawat dan sudah dipindahkan ke ruang operasi.

"Istri saya mendapatkan lokasi ruang operasi, akan tetapi anak saya sudah berada di dalam ruang operasi dan istri saya sudah tidak dijinkan masuk atau menemui anak saya," ujar Albert.

Istri Albert lalu diberikan kertas untuk ditandatangani sebelum A menjalani operasi amandel.

"Istri disodorkan form untuk ditandatangani, dikarenakan sedang panik jadi dia hanya tanda tangan tanpa benar-benar paham apa isi form tersebut," imbuhnya.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Jasad Aktor Tampan Ini Ditemukan di Peti Kayu yang Ditutup Beton

Dari pukul 12.30 WIB, A menjalani operasi selama satu jam. Setelah itu, dokter THT memberikan informasi operasi berjalan lancar.

Selanjutnya, dari penuturan Albert, dokter anestesi yang mengambil alih untuk menyadarkan kembali anaknya.

"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.

A kemudian mengalami henti napas dan henti jantung. Dokter anestesi dan perawat langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.

Albert menuturkan, setelah itu sampai dengan hari Kamis, kondisi A mengalami penurunan tingkat kesadaran.

"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.

Sampai dengan saat ini, kata Albert, anaknya masih terbaring di rumah sakit. Pihak RS belum memberikan penjelasan detail.

"Barusan direktur utamanya datang ke saya minta maaf dan saat ini saya minta tindakan nyata dan pertanggungan jawabnya untuk anak saya ini," jelasnya.

Sementara itu, pihak RS akan memberikan keterangan untuk awak media pada Jumat (29/9/2023) sore ini.

Dilansir dari tribunsumsel.com, Albert Ayah dari bocah yang alami mati batang otak setelah jalani operasi amandel di RS Kartika Husada Jati Asih menguak kejanggalan.

Salah satunya mengenai resume medis anaknya sebelum menjalani operasi Amandel pada selasa (19/9).

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Juri Masterchef Australia Ini Meninggal Dunia di Usia 46 Tahun

Adapun setelah operasi, kondisi A terus menurun hingga sempat mengalami kejang dan henti jantung

Berujung pada Jumat (22/9), A didiagnosis mati batang otak.

Melansir dari Kompas.com, Sabtu (30/9/2023) Albert pun berusaha mencari second opinion karena anaknya kini masih dalam keadaan koma.

"Kami membutuhkan rekam medis. Akan tetapi pihak RS seakan-akan kembali menutupi isinya yang seharusnya menjadi hak kami juga," papar Albert.

Sampai detik ini, kata Albert, ia tidak pernah melihat fisik dari rekam medis anaknya karena perlu koordinasi dengan manajemen RS.

Pada akhirnya, Albert dipertemukan oleh tim dokter dan pihak RS. Namun, rekam medis tidak diperlihatkan.

"Tetapi rekam medis tidak diberikan, hanya resume medis. Di resume medis tersebut pun ada kejanggalan karena ditulis anak saya suspek (diduga) mati batang otak," ujarnya.

Padahal, lanjut Albert, pihak keluarga sempat menandatangani form edukasi diagnosis dokter yang menyatakan A sudah mati batang otak.

"Bukan lagi suspek, tapi (saat itu) sudah diagnosis mati batang otak," imbuhnya.

Sebelumnya Albert mengatakan, pihak rumah sakit tiba-tiba membawa anaknya dari ruang rawat ke ruang operasi tanpa sepengetahuan istrinya.

"Pada saat istri masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tapa istri saya ketahui," kata Albert.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Penyanyi Legendaris Meninggal Dunia, Penyakit Kronis Ini Merenggut Nyawanya

Istri Albert juga langsung diminta tanda tangan dokumentasi yang isinya tidak dijelaskan secara rinci.

Penjelasan Rumah Sakit

RS Kartika Husada memberi penjelasan terkait A yang didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel.

Pihak RS menuturkan, operasi amandel A sudah dilakukan sesuai prosedur. Namun, terjadi hal yang tidak diinginkan usai operasi.

"Tindakan operasi sudah sesuai prosedur pelayanan dan operasi berjalan lancar.

Tapi di ruang pemulihan terjadi keadaan yang tidak diinginkan," ujar Perwakilan Manajemen RS Kartika Husada Bekasi, Rahma Indah Permatasari, Jumat.

Rahma menuturkan, salah satu risiko pembiusan dari tindakan operasi adalah terjadinya henti napas seperti yang dialami A.

"Kami melakukan tindakan pertolongan pertama sampai akhirnya bernapas normal dan perawatan dilanjutkan di ruang intensive," ujarnya.

Kendati demikian, meski sudah berupaya memberikan perawatan semaksimal mungkin, kondisi A terus menurun.

"Kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada perawatan hari keempat, tim dokter mendiagnosis pasien diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," jelasnya.

Usai Operasi Amandel Sampai dengan saat ini, lanjut Rahma, mereka masih memberikan pelayanan kepada A dan dukungan psikologis untuk keluarga.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Pemeran Karakter Legendaris di Harry Potter Ini Meninggal Dunia, Terungkap Penyebabnya

"Upaya terbaik terus dilakukan demi memberikan pelayanan bagi pasien," ucapnya.

Sejumlah upaya yang dilakukan RS adalah mencarikan rujukan rumah sakit lain dan berusaha mendatangkan dokter ahli yang berkompeten merawat A.

Kronologi Lengkap

Ayah A, Albert mengatakan kepada Kompas.com, anaknya menjalani operasi di RS Kartika Husada setelah mendapat rujukan dari puskesmas pada Selasa (19/9/2023).

Keluhan awal, A mengalami penyakit amandel yang sudah membesar dan disarankan untuk diangkat.

Pihak rumah sakit juga menyarankan hal yang sama.

"Dijadwalkan tindakan operasi pukul 12.00, akan tetapi ditunggu pukul 12.00 belum datang, jadi istri saya berpikir bisa dia mandi sebentar, pada saat dia masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui," kata Albert.

Setelah selesai mandi, istrinya terkejut mengetahui anaknya tidak ada di kamar rawat dan sudah dipindahkan ke ruang operasi.

"Istri saya mendapatkan lokasi ruang operasi, akan tetapi anak saya sudah berada di dalam ruang operasi dan istri saya sudah tidak dijinkan masuk atau menemui anak saya," ujar

Albert. Setelah itu, istri Albert diberikan kertas untuk ditandatangani sebelum A menjalani operasi amandel.

"Istri disodorkan form untuk ditandatangani, dikarenakan sedang panik jadi dia hanya tanda tangan tanpa benar-benar paham apa isi form tersebut," imbuhnya.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Eks Atlet Takraw Nasional Ini Meninggal Dunia Setelah Main Tenis

Dari pukul 12.30 WIB, A menjalani operasi selama satu jam.

Setelah itu, dokter THT memberikan informasi operasi berjalan lancar.

Selanjutnya, dari penuturan Albert, dokter anestesi yang mengambil alih untuk menyadarkan kembali anaknya.

"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.

"Setelah itu anak saya mengalami henti napas dan henti jantung," sambung Albert. Dokter anestesi dan perawat langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.

"Kemudian anak saya mengalami kejang-kejang yang hebat sampai harus ditidurkan kembali agar tidak mempengaruhi post-operasinya," ujar dia.

Albert menuturkan, sampai dengan hari Kamis (28/9/2023) kondisi A mengalami penurunan tingkat kesadaran.

"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.

Penjelasan pihak RS berputar-putar Usai anaknya didiagnosis mata batang otak, Albert mempertanyakan hal itu ke pihak rumah sakit.

"Saya langsung ke RS dan menanyakan keadaan anak saya itu, saya bertemu dengan dokter anestesi, akan tetapi penjelasan dari dokter anestesi tidak jelas dan terkesan berputar-putar," jelas Albert.

Albert mengaku bahwa sampai saat ini dia belum mendapatkan kepastian penyebab sang anak bisa didiagnosis mati batang otak.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Derita Asam Lambung Parah, Aktor Senior Ini Meninggal Dunia Setelah Hadiri Pameran di Milan

"Saya sampai saat ini tidak mendapatkan penyebab sebenarnya kenapa anak saya bisa henti napas dan henti jantung (usai operasi amandel)," ujar Albert.

"Kenapa supply oksigennya tidak sampai ke otaknya, ada bagian yang hilang disitu," sambung dia.(*)

Tag

Editor : Desy Kurniasari

Sumber Kompas.com, TribunSumsel.com