Gridhot.ID - Menjadi dokter IGD tentu harus siap siaga untuk menangani pasien dengan berbagai keluhan darurat.
Dikutip Gridhot dari Hello Sehat, dokter di IGD diketahui memang berbeda dengan dokter UGD ataupun unik lainnya.
Dokter IGD memiliki ruang lingkup yang lebih kecil.
IGD ini biasanya ada di rumah sakit kecil.
Tenaga kesehatan di IGD hanya diisi dengan perawat dan dokter umum.
Berbeda dengan UGD yang diisi hingga dokter spesialis.
Ruang IGD menjadi sebuah ruang yang penuh dengan kejadian pasien tak terduga.
Bahkan termasuk kisah mistis.
Seorang dokter IGD bernama Isna Cahya menceritakan pengalaman mistisnya ketika menerima pasien korban kecelakaan.
Dikutip Gridhot dari Tribun Trends, Isna Cahya memang dokter yang bertugas di IGD sebuah rumah sakit di Jawa Timur.
Tugasnya itu membuat Isna Cahya kerap menerima pasien gawat darurat, termasuk korban kecelakaan.
Suatu hari ia menerima masuknya seorang korban laka yang dibawa ke IGD di malam hari.
Sekitar pukul 02.00 WIB hujan gerimis, dokter Isna Cahya menyebut suasana IGD sangat sepi dan dingin.
Mendadak terdengar suara sirene mobil polisi di depan IGD.
"Waktu itu udah nunjukin pukul 02.00 WIB," kata dokter Isna Cahya.
"Tiba-tiba ada mobil pratoli polisi di depan IGD," imbuhnya.
Rupanya mobil polisi tersebut mengangkut pria yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas.
"Permisi tolong ini ada korban kecelakaan lalu lintas," ucap polisi kepada tenaga kesehatan yang berjaga di IGD.
Dokter Isna Cahya menyebut pria tersebut tidak sadarkan diri.
Karena badan korban besar, dibutuhkan beberapa nakes pria untuk memindahkannya ke ranjang rumah sakit.
Pria itu kemudian dimasukkan ke dalam ruang IGD paling pojok dekat jendela.
"Pasiennya tidak sadarkan diri dan posisi berbaring di bagian belakang mobil," kata dokter Isna Cahya.
"Kita gotong royong buat nurunin pasiennya, beliau laki-laki dengan pakaian kemeja abu-abu," lanjutnya.
"Celana kain hitam, serta sepatu hitam," imbuhnya.
Dokter Isna Cahya lalu memeriksa pasien tersebut.
Ia berusaha mengajak ngobrol pasien itu.
"Aku periksa pasiennya, aku coba tepuk-tepuk," kata dokter Isna Cahya.
"Pak-pak bangun," tuturnya.
"Tidak ada sahutan," imbuhnya.
Berpikir pasien tersebut baik-baik saja, dokter Isna Cahya lalu menyuruhnya untuk membenarkan celananya sendiri yang melorot.
Tanpa menjawab pasien tersebut lalu membetulkan posisi celananya.
"Celana pasien melorot ke bawah, sampai hampir terlihat kemaluannya," ucap dokter Isna Cahya.
"Nah aku inisiatif bilang ke pasiennya untuk menaikan celananya sendiri," kisahnya.
"Dan enggak pake ngomong tangan pasien itu ke arah celananya dan naikin celana."
"Aku juga lihat wajah beliau biasa aja dan benerin celananya itu sambil merem," imbuhnya.
Merasa semuanya normal, dokter Isna Cahya lalu menyelimuti pasien tersebut, dan pergi menemui polisi.
Betapa syok dan lemasnya dokter Isna Cahya saat mengetahui fakta kalau pria tersebut ternyata sudah meninggal dunia sejak 30 menit lalu.
"Pasein ini adalah korban KKL, pasien membawa mobil dan menabrak truk yang sedang parkir dan meninggal di tempat," kata dokter Isna Cahya.
"Polisi baru datang 30 menit setelah ada yang lapor dan langsung dibawa ke IGD,"
"Di situ aku langsung lemes dan keringet dingin," imbuhnya.
Mendengar penuturan dokter Isna Cahya, polisi akhirnya ikut mengecek pasien tersebut.
Dan benar celana pasien tersebut sudah terpasang dengan benar.
Dokter Isna Cahya lalu kembali syok hingga gemetar mendapati pasien semula yang ia lihat normal, ternyata wajahnya membiru dan badannya sudah kaku.
"Wajahnya biru dan badannya udah kaku," ucap dokter Isna Cahya.
(*)