GridHot.ID - Seiring dengan tayangnya film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee dan Jessica Wongso di Netflix, banyak orang kembali tertarik pada kasus tersebut.
Edi Darmawan, ayah Mirna akhirnya menguak video detik detik Jessica Kumala Wongso memasukan Siandia ke kopi Vietnam dipesan untuk putrinya.
Adapun video tersebut rupanya tak pernah ditayangkan terutama ketika persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin berlangsung pada 2016 silam.
Melansir tribun-timur.com, kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin korban kopi sianida oleh Jessica Wongso kembali jadi perhatian publik.
Kasus ini sebenarnya sudah berakhir dengan vonis 20 tahun penjara Jessica Wongso.
Namun, kembali mencuat setelah film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee dan Jessica Wongso tayang di netflix.
Ditambah lagi video lawas ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan Salihin yang keceplosan mengaku punya botol sianida yang mirip dengan yang dipakai Jessica Wongso, viral di media sosial.
Tak sedikit warganet yang berharap agar kasus ini dibuka kembali.
Lantas, seperti apa perjalanan kasus Mirna Salihin korban kopi sianida hingga vonis 20 Tahun Jessica Wongso?
Kronologi kasus kopi sianida
Kasus pembunuhan dengan sianida bermula saat empat orang yang telah berteman sejak menempuh pendidikan di Billy Blue College, Australia, mengadakan reuni di Jakarta.
Dilansir dari Kompas.com (6/1/2021), empat orang itu adalah Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, Hani Boon Juwita, dan Vera.
Berlangsung pada 6 Januari 2016 di Kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, reuni akhirnya hanya dihadiri tiga orang lantaran Vera absen.
Kala itu, Jessica lebih dulu tiba di Olivier sebelum pukul 16.00 WIB untuk menghindari kebijakan 3 in 1 alias satu mobil minimal berisi tiga orang.
Dia kemudian berinisiatif memesan es kopi vietnam dan dua cocktail. Tak lama setelah pesanan tiba, Mirna pun sampai di Kafe Oliver bersama Hani.
Mereka mendatangi Jessica yang sudah menunggu di meja nomor 54, dan saling bertegur sapa.
Mirna pun meminum es kopi vietnam yang telah dipesankan untuknya.
Namun, dia justru kejang-kejang dan sadarkan diri.
Mulut korban juga mengeluarkan buih, sebelum dibawa ke klinik di Grand Indonesia.
Mirna kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, tetapi meninggal dunia dalam perjalanan.
Merasa ada kejanggalan dalam kasus kematian anaknya, ayah Mirna, Edi Dharmawan Salihin lantas melaporkannya ke Polsek Metro Tanah Abang pada malam itu juga.
Pada 9 Januari 2016, polisi meminta persetujuan keluarga untuk mengotopsi tubuh Mirna.
Namun, persetujuan tak langsung diberikan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Krishna Murti, mendatangi Dermawan untuk meminta izin dan memberikan pengertian.
Setelah menilai otopsi perlu dilakukan, keluarga akhirnya memberikan izin.
Kendati demikian, yang dilakukan hanyalah pengambilan sampel tubuh di Rumah Sakit Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, bukan otopsi keseluruhan.
Jenazah Mirna selanjutnya dibawa ke TPU Gunung Gadung di Bogor, Jawa Barat untuk dikebumikan pada 10 Januari 2016.
Dilansir dari tribunsumsel.com, Edi Darmawan ayah Mirna akhirnya menguak video detik detik Jessica Kumala Wongso memasukan sianida ke kopi Vietnam dipesan untuk putrinya.
Video tersebut ternyata tak pernah ditayangkan terutama ketika persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin berlangsung pada 2016 silam.
Hadir sebagai bintang tamu dalam acara Karni Ilyas Show yang tayang di youtube TV One News, Jumat malam (6/10/2023).
Edi Darmawan menjawab pertanyaan soal bukti kuat menunjukan Jessica memasukan siandia ke kopi Mirna.
Bermula dari Karni Ilyas selaku pembawa acara bertanya soal pembuktian Jessica memasukan sianida ke kopi Mirna.
"Dia memasukan tidak ada buktinya," ucap Karni Ilyas bertanya.
Mendengar hal tersebut, Edi Darmawan lantas menyebut ada bukti gerakan pixel berdasarkan rekaman CCTV.
Adapun hal tersebut memang diakuinya tidak terlihat jelas.
Edi Darmawan lantas meminta pihak TV One untuk memutar video rekaman yang disimpan di Hp miliknya.
"Ini dia memasukan sesuatu, ini rame rame kita tonton di mabes bareng Pak Tito dan Pak Khrisna," tuturnya.
Video diputar memperlihatkan tangan jessica terlihat memasukan sesuatu.
"Pak Tito lihat ini justru panas, dia bilang Ed sidang bakal ke scientific," ujar mengingat kala itu.
Karni Ilyas yang melihat bukti video tersebut hanya bereaksi diam.
Tak hanya itu, Edi Darmawan juga menyebut saat video tersebut diputar semua polisi menonton girang karena mendapatkan bukti kuat.
Lalu mengapa video tersebut tak diputar di pengadilan, Edi Darmawan punya alasan.
Menurut Edi Darmawan jika video tersebut ikut ditunjukkan sebagai bukti.
Maka otomatis Jessica bakal mendapatkan hukuman terberat yakni mati.
"Kita tidka mau dia dihujum mati, biarin dia kesiksa kalau bisa seumur hidup maksud saya begitu," ujarnya
"Jangan dihukum mati, keenakan dia, ditembak mati selesai,"sambungnya,
Kemudian Edi Darmawan kembali menjelaskan isi video disimpan tersebut.
"Perhatikan tangan kiri dia, ini belum pernah dikeluarkan, polisi sangat senang seklai sampe lompat," tuturnya
"Dia masukin lagi, kurang kali, dia pakai sedotan sesuai terori dokter Theodore omongan benar, masukin sedotan yang pekat itu mirna detik itu mati," tegasnya
Edi Darmawan meminta kepada Otto dan Hotman Paris untuk tidak usah ikut bicara di kasus kematian Mirna.
"Nggak usah pak Otto hingga Hotman Paris ikut ikutan percuma, mau laywer 10 kayak dia nggak akan menang saya kasih tau karena ini benar benar dia ngeracun," tuturnya. (*)