GridHot.ID - Kasus kopi sianida yang menyebabkan meninggalnya Wayan Mirna Salihin pada Januari 2016 lalu kembali disorot.
Hal tersebut terjadi setelah film dokumenter terkait kasus kopi sianida tayang di Netflix.
Sifat asli Jessica Wongso mendadak disorot usai curhatan seorang mahasiswi di media sosial.
Melansir tribunnews.com, kabar film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso yang baru-baru ini viral di Netflix membuat Jessica Wongso kaget.
Jessica Wongso, seperti diceritakan kuasa hukumnya Sordame Pubra, terkejut saat mendengar film tersebut bisa viral seusai perilisannya.
Film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso ini diketahui sebuah dokumenter yang diangkat dari kasus pembunuhan Mirna Salihin akan kopi sianida.
“Cuma dia (Jessica Wongso) heran, kok bisa seviral ini," ujar Sordame Purba setelah menjenguk Jessica Wongso di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (9/10/2023).
Meski viral, Jessica Wongso disebut sang Kuasa Huku belum menonton film dokumenter tersebut selama di penjara.
Begitupun anggota keluarga Jessica.
“Mamanya bapaknya belum nonton, Jessica juga belum nonton, dia nggak punya Netflix. Kan dia nonton TV bareng napi lain," timpal Hidayat Bustam selaku tim kuasa hukum Jessica Wongso.
Mengapa bisa seviral itu?
“Film Netflix itu kan film dokumenter, film yang mempunyai dokumen. Semuanya juga diminta dan diwawancarai sepanjang persidangan. Begitu dia ngomong dan booming kita juga enggak tahu," lanjut Hidayat.
Diketahui Film Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso tayang 28 September di Netflix.
Film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso merupakan film yang diangkat dari kasus pembunuhan dengan kopi sianida pada tahun 2016.
Dilansir dari tribunjambi.com, sifat asli Jessica Wongso mendadak viral usai curhatan seorang mahasiswi di media sosial.
Diketahui mahasiswi itu sempat magang di Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu.
Rupanya saat magang, mahasiswi bernama Ardita Pebrina Silitonga itu bertemu langsung dengan Jessica.
Pertemuannya dengan Jessica itu pun diceritakannya di sosial media.
Ia mengaku jika sempat berbincang dengan Jessica.
Saat itu Dhita masih berstatus mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang sedang melakukan praktek kerja di Lapas Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu.
Dalam akun TikTok-nya @dhitayou mengunggah sederet momen kebersamaan dengan Jessica Wongso.
Postingan Dhita pun tergolong fyp (for your page) hingga ramai mendapat atensi.
Baca Juga: Jessica Wongso Heran Kasus Kopi Sianida Viral Lagi, Kuasa Hukum: Mama Bapaknya Belum Nonton
Publik dibuat terkejut dengan cerita Dhita soal sifat asli Jessica Wongso yang jarang tersorot kamera.
Terlebih belakangan ramai bermunculan pendukung Jessica Wongso imbas viralnya Film Dokumenter Netflix berjudul Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Gara-gara kasus pembunuhan Mirna kembali ramai diperbincangkan, Dhita pun teringat dengan momen empat tahun lalu.
Yakni saat ia dan teman-temannya di UNJ berkesempatan bertemu Jessica Wongso.
Pertama kali melihat Jessica Wongso, Dhita dan rekan-rekannya dibuat tak percayadengan citra sang terpidana di tahun 2016.
Hingga akhirnya Dhita mengaku tak percaya jika Jessica adalah pembunuh Mirna.
"Aku bersama teman-temanku melihat nyata betapa "baik dan ramahnya seorang Kak Jessica". Memang tidak percaya juga dia tega membunuh temannya, Mirna," akui Dhita.
Lebih lanjut, Dhita menceritakan bagaimana sikap Jessica Wongso kepada para mahasiswa yang datang.
Jessica langsung menawari para mahasiswa agar makan kiriman dari ibunya.
"Selain ramah dia juga enggak pelit. Ketika mamanya berkunjung pasti bawa makanan dan dia selalu tawarkan dan bagi makanannya ke kami," ungkap Dhita.
Berkegiatan beberapa hari di Lapas, Dhita dan teman-temannya melakukan banyak hal.
Termasuk menyelenggarakan pelatihan keterampilan dengan para napi.
Di momen itu ternyata Dhita dan mahasiswa lainnya dilarang sering-sering mengabadikan momen bersama Jessica Wongso.
Mengetahui hal itu, Jessica Wongso tak kecewa.
Jessica justru yang aktif memotret momen para mahasiswa bersama para narapidana.
Meskipun tak banyak berfoto dengan Jessica, Dhita terharu karena banyak foto hasil jepretan Jessica di kameranya.
"Ini kak Jessica yang fotoin karena waktu di lapas enggak bisa bebas foto dengan Kak Jessica. Jadi dia maunya tukang foto aja (waktu itu kami buat pelatihan bikin bantal di Lapas)," kata Dhita.
Diungkap Dhita, Jessica adalah sosok yang mau belajar dan cerdas.
"Kak Jessica juga ikut bikin bantalnya. Anak yang mau belajar semua hal," imbuh Dhita.
Bahkan saat di Lapas, Dhita sempat 'kalah saing' dengan Jessica Wongso.
Dhita tak tahu bahwa Jessica adalah guru bahasa Inggris di penjara.
"Dia juga ngajar bahasa Inggris dan komputer di Lapas. Pada awalnya aku mau ngajar Bahasa Inggris (walaupun bukan jurusanku) tapi karena sudah ada Kak Jessica yang ngajar akhirnya aku jadi ngajar Bahasa Indonesia di sana," ujar Dhita.
Terkait sosok Jessica, Dhita mengaku kagum.
Karena rupanya Jessica menjadi andalan para napi di sana.
Bahkan dilihat oleh Dhita, Jessica adalah napi yang paling aktif berkegiatan dibanding napi lainnya.
"Di Lapas kak Jessica memberikan dampak yang sangat bagus. Dia juga sering diminta untuk desain-desain di PKBM. Dia bahkan lebih aktif dari warga binaan lainnya," pungkas Dhita. (*)