Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok jenderal wanita ini meninggal dunia.
Meski telah lama meninggal dunia, sosoknya masih terus dikenang banyak orang berkat jasanya untuk negara.
Sosok yang telah meninggal dunia tersebut adalah Laksamana Muda TNI (Purn) Christina Maria Rantetana.
Dikutip Gridhot dari Tribun Toraja, Christina Maria Rantetana merupakan wanita kelahiran Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Christina meninggal dunia pada Juli 2016 lalu pada pukul 2125 Wita.
Christina terkenal sebagai perempuan serba pertama di tubuh TNI AL.
Dikutip Gridhot dari Tribun Manado, sepanjang sejarah TNI AL, hanya ada satu wanita yang menyandang bintang di pundaknya.
Dialah Laksamana Pertama Christina Maria Rantetana satu-satunya wanita yang menjadi perwira tinggi di tubuh TNI AL.
Namun pertanyaannya, bagaimana ia sampai pada puncak itu?
Wanita kelahiran 24 Juli 1955 ini ternyata dikenang sebagai "wanita serba pertama" di jajaran TNI Angakatan Laut.
Dilansir dari berbagai sumber, Christina tercatat sebagai Laksamana Muda wanita pertama di TNI AL.
Melansir Majalah Tempo yang terbit 18 Desember 2006 silam, pada 1 November 2002, di usia 47 tahun Christina dilantik menjadi Laksamana Pertama TNI oleh Kepala Staf TNI AL Laksamana Bernard K. Sondakh.
Christina bersama Brigadir Jenderal Kartini dari Angkatan Darat dan Marsekal Pertama Rukmini dari Angkatan Udara merupakan tiga wanita berpangkat jenderal sepanjang sejarah militer modern Indonesia.
Christina Rantetana merupakan salah satu wanita kebanggaan Indonesia, karena kiprahnya di TNI AL serta prestasinya sebagai jenderal wanita angkatan laut pertama se-ASEAN.
Wanita asal Toraja ini lahir di Makale, Sulawesi Selatan, 24 Juli 1955, dan tutup usia pada 31 Juli 2016 di Jakarta, pada usia 61 tahun.
Menelisik latar belakangnya, Christina Maria Rantetana merupakan perempuan pertama dari TNI AL yang mengikuti pendidikan Sekolah Staff dan Komando (Sesko) di Royal Australian Naval Staff Course, Sydney Australia.
Ia turut menjadi anggota Korps Wanita AL (Kowal) pertama yang ditugaskan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Sekolah Kesehatan di AL.
Christina Rantetana juga menjadi anggota Kowal pertama yang mengikuti pendidikan strata dua di Tulane Universitas New Orleans, Amerika Serikat, dan menjadi staf ahli Keamanan Bidang Ideologi dan Konstitusi, juga jenderal bintang dua perempuan pertama di Angkatan Laut se-Asean.
Pencapaian Christina tentu tak mudah, ia mengawalinya dengan masuk Sekolah Militer Sukarelawan di Bandung usai lulus sekolah perawat di Makassar pada 1978.
Dan mendapat tugas pertama di Rumah Sakit TNI-AL di Tanjung Pinang, Riau.
Usai dari Riau, wanita tangguh ini dipindahkan ke Surabaya, lalu ke Jakarta, kemudian dipindahkan ke Jayapura, Papua.
Jenderal atau Laksamana pertama Christina Rantetana yang saat itu sempat ditugaskan menjadi anggota DPR sama sekali tak pernah merasakan kursus sosial politik.
Namun semua pencapaian didapat dari usaha dan kerja keras, sekaligus buah dari ketekukan dan kedisiplinan Christina.
“Saya tidak pernah menolak tugas, bagaimanapun beratnya,” ujar Christina Rantetana beberapa tahun silam sebelum tutup usia pada 31 Juli 2016.
(*)