GridHot.ID - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dengan korban Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) menemui titik terang setelah dua tahun berlalu.
Polisi telah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus tersebut.
Mereka antara lain, M Ramdanu alias Danu (keponakan Tuti), Yosep (suami Tuti sekaligus ayah Amalia), Mimin (istri muda Yosep), serta Arighi Reksa Pratama dan Abi (anak Mimin).
Hebohnya kasus Subang, membuat nama dokter forensik Sumy Hastry Purwanti turut menjadi sorotan.
Melansir TribunJabar.id, dua tahun lalu, dr Hastry pernah mengungkapkan soal sosok terduga pelaku pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
dr Hastry sempat menemukan dua DNA asing di tempat kejadian perkara yang berlokasi di Desa Ciseuti, Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
"Di TKP itu ada dua DNA yang asing," kata dr Hastry dalam video viral di TikTok akun @storyku_25.
Kemudian, dalam pernyataan terbarunya di pertengahan 2023, dr Hastry mengaku sudah tahu petunjuk yang mengarah pada sosok pelaku.
Akan tetapi penyidik Polda Jabar belum dapat menetapkan satu tersangka pun hingga dua tahun kasus tersebut terjadi.
Menurut dr Hastry, pihak kepolisian sudah bisa mengambil petunjuk soal pemeriksaan DNA pada ratusan saksi.
"Saya gemas, padahal menurut saya itu bisa. Kita main DNA. DNA-nya udah, tapi enggak ada yang cocok. Kalau enggak ada yang cocok, kita cari dari DNA itu saksi, dari saksi itu enggak ada yang cocok. Kita tarik lah garis keturunan ibu, siapa tahu ada yang cocok, ternyata belum dikerjakan," ungkap dr Hastry.
"Pelakunya belum ditangkap padahal saya udah autopsi kedua. Dan saya sudah jelaskan, paparan, kasih clue tapi belum ada tersangka sampai sekarang," sambungnya.
Bak ingin memperjelas firasatnya, ia pun mengurai dua inisial nama terduga pelaku yang disinyalir terlibat dalam kasus Subang itu. Dua inisial itu adalah D dan A.
"Pelaku Subang mengerti Forensik (mayat dimandikan). Dua DNA Pelaku bukan DNA inti..(DNA asing) tp di kenal Korban. Jangan2..pelakunya D and A?" tanya akun @my.channel018 di kolom komentar Instagram dr Hastry.
"D dan A ini harus diambil sampel DNA nya utk dibandingkan," jawab dr Hastry.
dr Hastry Didatangi Almarhumah Tuti melalui Mimpi
Melansir TribunSumsel.com, salam podcast bersama Denny Darko, dr Hastry blak-blakan bercerita pernah didatangi almarhumah Tuti melalui mimpi.
Di mimpi tersebut, almarhumah Tuti memohon kepada dr Hastry agar dibantu.
"Tiba-tiba korban datang (lewat mimpi) dan minta tolong. Akhirnya saya memutuskan ke Subang," ujar dr Hastry.
"Jadi dr Hastry merasa didatangi korban lewat mimpi?" tanya Denny Darko.
"Tidak merasa, memang iya," jawab dr Hastry.
"Memang iya (mimpi didatangi korban)?" timpal Denny Darko terkejut.
Baca Juga: Jadi Tersangka Pembunuhan Tuti dan Amalia, Abi Anak Mimin Sempat Curhat Tentang Ini di Facebook
Gara-gara mimpi itulah, dr Hastry akhirnya mengautopsi ulang jenazah Tuti dan Amalia.
Diketahui, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti adalah ahli forensik Polri yang melakukan autopsi kedua terhadap jasad Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
"Jadi kenapa panjenengan datang, ternyata karena itu juga (mimpi didatangi korban)?" tanya Denny Darko lagi.
"Iya," aku dr Hastry.
Kini, mengetahui polisi telah menetapkan lima tersangka, dr Hastry lega.
Menurutnya kasus pembunuhan keji tersebut bakal terungkap keseluruhannya.
"Bismillah ..Done," ucapdr Hastry.
Lantas siapakah sosok dokter forensik ini?
Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti lahir pada 23 Agustus 1970.
Saat ini, dr Hastry menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Prof. Awaloeddin Djamin Semarang.
Sebelumnya, pada 2019, Sumi pernah mengemban jabatan sebagai kepala Instalansi Forensik RS Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto.
dr Hastry, lulusan SEPA Polri 1998 berpengalaman dalam bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).
Ia merupakan Polwan pertama di Asia yang bergelar Doktor Forensik.
Pendidikan Kepolisian
- SEPA ANGKATAN V (1998)
- SELAPA ANGKATAN XLII (2010)
- Diklat PIM II (2015)
- Pendidikan Kejuruan
- POST GRADUATE TRAINING–COURSE FORENSIC MEDICINE (2003)
- DISASTER VICTIM IDENTIFICATION SINGAPORE (2006)