GridHot.ID - Remaja di Palu, Sulawesi Tengah berinisial MF (16) diduga melakukan pembunuhan terhadap siswa SD, AR (8).
Sosok MF yang kini telah ditangkap oleh pihak kepolisian pun menjadi sorotan.
Melansir Kompas.com, MF merupakan anak pensiunan perwira polisi dengan pangkat terakhir Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) di Sulawesi Tengah.
Berdasarkan informasi yang dilansir dari TribunPalu.com, beredar kabar bahwa MF diduga memiliki riwayat kelainan seksual.
"Saat ini pelaku sudah ditangkap untuk pemeriksaan lebih lanjut," ucap Kapolsek Palu Barat, AKP Rustang kepada TribunPalu, Rabu (1/11/2023).
"Sampai saat ini rumah pelaku masih dilakukan penjagaan, karena dari pihak keluarga korban masih ada upaya pengrusakan dengan cara melempar dan berupaya pembakaran," ujarnya.
Awal Mula Kasus Pembunuhan Terungkap
Melansir Kompas.com, kasus pembunuhan tersebut terungkap saat orang tua AR melaporkan anaknya yang hilang ke Polsek Palu Barat pada Selasa (31/10/2023) pukul 21.30 WIB.
Polisi yang melakukan penyelidikan langsung mengumpulkan keterangan para saksi yang melihat korban terakhir.
Salah satu saksi yang dimintai keterangan adalah MF (16). Namun ia berbelit-belit saat diminta kesaksian soal hilangnya bocah kelas 2 SD.
Sementara saksi lain melihat MF membawa korban hingga akhirnya remaja 16 tahun pun tak bisa mengelak.
MF kemudian menunjukkan lokasi terakhir korban yakni di Jalan Asam II, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Di lokasi tersebut, bocah berusia 8 tahun itu ditemukan tewas
"Pengakuannya MF ke kami, bocah itu di bunuh dengan cara dicekik," kata Kapolsek Palu Barat, AKP Rustang saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/11/2023).
MF langsung diamankan. Selain itu pihak kepolisian juga menjaga rumah MF untuk mencegah kemungkinan amukan dari keluarga korban.
Sementara jasad korban divisum di RS Bhayangkara dan dimakakam pada Rabu (1/1/2023).
"Saat ini, pelaku sudah ditangkap untuk pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Kapolsek Palu Barat, AKP Rustang.
Kendati demikian, polisi masih melakukan pengembangan terkait motif yang mendasari MF tega membunuh pelajar SD tersebut.
Kasus tersebut saat ini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Palu.
Pelaku tak kenal korban
Paman korban, A (30), turut membagikan kronologi dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh MF (16) terhadap korban AR (8).
A bercerita pelaku awalnya mengajak korban untuk bermain sepeda dan diiming-imingi es krim.
"Jadi, korban diajak naik sepeda dan diberi iming-iming es krim. Tiba-tiba korban dibawa ke tempat kejadian perkara (TKP)," ungkap A.
Menurut A, pelaku tinggal di jalan dan kelurahan yang berbeda dengan korban, dan mereka tidak saling mengenal.
"Pelaku tidak mengenal korban," tambah A saat ditemui di rumah duka.
Beberapa hari kemudian, kata A, korban sempat ditemukan dalam semak-semak dalam keadaan tidak berpakaian.
"Kemudian tadi malam, korban ditemukan oleh seorang warga, dan pelaku juga turut menunjukkan lokasi di mana korban meninggal," jelasnya.
"Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan tanpa pakaian sama sekali," tambah A.
Sementara itu ayah korban, H (34) bercerita, anak pertamanya berpamitan malam itu untuk mengunjungi rumah sang nenek.
"Kebetulan dia bertemu dengan pelaku dan diajak naik sepeda untuk membeli es krim," ungkap A di rumah duka.
"Kebetulan ada tante saya yang melihat, dan istri saya juga saat itu sedang mencarinya. Ditanya oleh tante saya, dikatakan bahwa korban dibawa oleh seseorang yang besar naik sepeda," tambahnya.
H juga menyatakan bahwa ia tidak mengenal pelaku yang diduga sebagai pembunuh anaknya.
"Baru kemarin, dalam waktu sekitar 2 jam setelah hilang, saya tidak pernah melihat pelaku ini, dan saya tidak mengenalnya. Tidak ada masalah sebelumnya," ungkap H dengan mata berkaca-kaca.
(*)